Aku menjemput Sashi di ruang tawanannya. Saat aku membuka pintu ruangan itu, aku mendapatinya sedang tidur meringkuk di atas kasur lantainya. Selimut yang tidak menutupinya dengan sempurna, menunjukkan lagi keindahan tubuh yang tidur polos karena beberapa waktu sebelumnya sempat kukerjai. Langkahku berhenti tepat di sisi kasur lantai itu. Aku berjongkok dan membangunkannya dengan guncangan perlahan. "Sash, bangun!" ucapku entah sejak kapan sudah sangat leluasa menyebut namanya lebih akrab. "Heeem ...." gumaman pelan keluar dari bibir menggoda itu sebagai jawaban atas perkataanku sebelumnya. "Bangun sekarang jika kau tidak ingin aku mengusir keluargamu kembali ke Bali," ancamku akhirnya dan berhasil membuatnya langsung membuka mata. Sambil mengeratkan selimut menutupi tubuhnya, wanita