Leader 51 - Hutan Naga Yang Gersang
Mereka semua berhasil memanjat tebing yang cukup terjal. Untung saja mereka bisa melewati semua itu. Begitu sampai di atas, rasanya hutan naga ini semakin gersang. Pohon-pohon mengering, tanah yang tandus dan udaranya yang cukup panas. Seperti hutan ini baru saja terbakar. Apa mungkin sebelumya terjadi perang antara naga dan penyihir. Naga dewasa kan bisa menyemburkan api. Banyak sisa pohon-pohon yang terbakar. Benar-benar seperti terjadi kebakaran.
Tempat seperti ini memang layak di tempati oleh para penyihir. Bahkan penyihir jahat yang selalu tidak puas dengan kekuatan yang mereka dapatkan. Tidak perduli tempatnya sehancur bagaimanapun. Yang penting mereka bisa menguasai tempat itu. Bahkan mungkin mereka akan saling menjatuhkan dan saling membunuh demi mendapatkan kekuasaan dan kekuatan. Beberapa penyihir memang betah tinggal di lingkungan yang juga penyihir. Namun, ada beberapa juga yang enggan tinggal bersama penyihir lainnya. Mereka tidak mau sampai terjadi pertikaian. Makanya mereka memilih untuk pergi dari hutan naga yang penuh penyihir.
Contohnya seperti penyihir Aleka. Yang pergi meninggalkan hutan naga. Penyihir Aleka malah membantu semua rencana busuk raja Dimitar. Karena memang kekuatannya hanya bisa meramalkan masa depan. Penyihir Aleka memang penyihir yang lemah. Bisa saja penyihir Aleka dibunuh di hutan naga yang penuh kekuatan sihir. Jadi penyihir Aleka mencari aman dengan pergi dari hutan naga. Setidaknya di kerajaan Bednarex ia mendapatkan perlindungan dari raja Dimitar. Meskipun sebetulnya penyihir Aleka juga takut. Kalau raja Dimitar sampai tega membunuhnya, karena semua ramalannya belum tentu benar semua.
Seperti ramalan tentang Alexander. Raja Dimitar memang berhasil membunuh Alexander. Namun, ada hal lain yang penyihir Aleka tidak tahu.
Jenderal Vladimir, wakil jenderal Norman dan kedua pengawalnya terus berjalan. Melintasi hutan gersang yang cukup panas ini. Mereka juga udah beberapa kali berhenti untuk beristirahat. Bagi pejuang seperti mereka. Mereka tidak akan berhenti Sampai benar-benar menemukan apa yang mereka cari. Apalagi itu perintah dari sang jenderal langsung. Dan didukung pula oleh raja Castillejo. Tentu mereka tidak bisa mengelak apalagi menolaknya. Sama saja itu melanggar ketentuan kerajaan.
Toki dan Riko yang merupakan prajurit baru juga cukup was was memasuki hutan naga yang katanya penuh sihir. Atas dasar kepercayaan dan memberanikan diri mereka bisa masuk sampai sejauh ini ke hutan naga. Mereka percaya pada jenderal Vladimir. Dia pasti mempunyai solusi jika terjadi sesuatu selama perjalanan di hutan naga.
Toki memang mempunyai keahlian yang lain dari prajurit lainnya. Ia sangat pandai bermain ketapel. Setidaknya hal itu bisa membantu jika terjadi masalah selama perjalanan di hutan naga. Sedangkan Riko juga prajurit baru yang baru bisa berkuda dan memainkan pedang saja. Sudah dipercaya untuk menemani jenderal Vladimir ke hutan naga saja. Seharusnya menjadi kebanggaan bagi Riko. Itu artinya raja Castillejo mempercayakan keselamatan jenderal Vladimir pada dirinya. Padahal masih perajurit baru.
"Apakah benar disini ada induk naga? Sepertinya aku tidak melihat apapun sejak tadi. Hanya hutan gersang dan atmosfer yang menakutkan," ceplos wakil jenderal Norman saat mereka beristirahat sejenak. Mereka sudah sangat kelelahan. Namun, wakil jenderal Norman sangat tahu betul watak jenderal Vladimir yang tidak mau berhenti sebelum apa yang dia mau tercapai.
"Yakin, bukankah kamu dulu tinggal disekitar sini?" Tanya jenderal Vladimir. Cukup bodoh juga wakil jenderal Norman menanyakan hal itu. Padahal dia sendiri yang mengantarkan jenderal Vladimir ke hutan naga. Karena memang wakil jenderal Norman, satu-satunya orang yang tahu jalan menuju hutan naga.
"Sedang apa kalian di sini?" Tanya seorang wanita pada mereka. Sudah dipastikan itu pasti penyihir lagi. Jenderal Vladimir tetap fokus berjalan tanpa menggubris pertanyaan sang penyihir.
"Hei kalian! Berani-beraninya kalian masuk wilayahku. Akan aku kutuk kalian menjadi batu!" Ancamnya seraya mengatakan tongkat sihir mereka. Namun, sebelum itu terjadi jenderal Vadumir melemparkan darah kelinci pada penyihir tersebut.
"Darah apa ini?" Tanya penyihir itu sambil mengendus-endus ala marmut. "Darah kelinci! Tiiiiidaaaaaakkk!" Pekiknya. Penyihir itu lama kelamaan menjadi keriput seperti nenek-nenek. Kekuatannya hilang seketika. Wajah aslinya mulai nampak. Tidak secantik yang pertama kali mereka temui. Mereka memang cantik karena kekuatan sihirnya. Karena mereka rajin memakan bayi naga yang baru saja menetas. Kelemahan mereka sungguh darah kuda atau darah kelinci. Sehingga saat mereka terkena darah kelinci. Kekuatan mereka langsung menghilang.
"Berhati-hatilah karena kalian telah memasuki hutan yang penuh dengan penyihir. Kalian memang bisa mengalahkanku, tapi kalian belum tentu bisa mengalahkan teman-temanku. Percayalah ada seorang penyihir yang tahan dengan darah kelinci dan darah kuda. Kekuatannya tidak akan hilang meskipun kalian menyiramnya dengan darah kelinci. Apa tujuan kalian ke sini?" Tanya penyihir itu.
"Apa kami perlu memberi tahu kamu?" Jenderal Vladimir malah balik tanya.
"Dengan mausk ke hutan naga yang gersang ini. Kalian sudah mengantarkan nyawa pada kami," ucap penyihir itu.
"Dimana kalian menyembunyikan induk naga? Apa kamu menyembunyikan induk naga juga?" Tanya Jenderal Vladimir tanpa basa basi.
"Oh kamu mencari induk naga. Kamu tidak akan pernah menemukannya. Karena mata kalian di tutup oleh aura penyihir saat kalian masuk sini. Aku tahu kamu! Adalah pemimpinya. Tapi kamu tidak mempunyai kekuatan apapun," ucapnya sambil menunjuk jenderal Vladimir.
Jenderal Vladimir mendekati penyihir itu. Lalu ia menghunuskan pedangnya ke arah penyihir itu."Katakan padaku. Bagaimana aku bisa melihat induk naga itu. Pasti ada cara bukan?" Ancam jenderal Vladimir. Kalau penyihir yang ada di hadapannya tidak membantu jenderal Vladimir ia akan menebasnya tanpa ragu.
"Aku bisa membaca aura kalian. Kalian berempat sangat berani. Aku akan tuntun kalian agar bisa melihat induk naga yang bersembunyi di hutan naga yang gersang ini," sahut penyihir itu.
Penyihir itu memimpin perjalanan mereka. Dia malah mengoceh tentang cara membuka cakra dan membaca aura pada manusia. Jenderal Vladimir yang malas mendengarkan ocehannya. Acuh tak acuh, ia malah terus waspada dengan kondisi yang ada. Bisa saja penyihir itu menipu mereka. Jenderal Vladimir akan langsung membunuh penyihir itu jika benar-benar dia menipu mereka. Ocehan penyihir itu tentang berbagai macam hal. Mulai dari sejarah terciptanya hutan naga dan tentang penyihir yang suka memakan anak naga yang baru menetas. Hal itu karena anak naga yang baru saja menetas memberi kekuatan baru bagi para penyihir. Mereka akan bertambah kuat dengan ritual memakan anak naga itu. Sementara induk sang naga hanya pasrah melihat anaknya di makan oleh penyihir. Karena memang posisi sang induk sangat lemah. Tidak bisa melawan atau berbuat apa-apa untuk calon anak-anaknya.
Darah kelinci memang kelemahan bagi para penyihir. Hal itu akan membuat kekuatan sang penyihir menghilang. Butuh waktu yang sangat lama untuk mengembalikan kekuatan penyihir itu. Bahkan mungkin ada yang sampai tidak kembali lagi.