Leader 52 - Penjara Induk Naga

1020 Kata
Leader 52 - Penjara Induk Naga Penyihir itu ternyata jujur, dia benar-benar membawa mereka ke tempat induk naga itu berada. Iduk naga itu benar-benar di dalam gua. Sebuah gua di tengah hutan. Banyak gua-gua yang gelap di dalam hutan. Siapa yang menyangka bahwa induk naga itu di sekap di dalam gua. Mereka semua masuk kedalam gua yang gelap. Sebelum masuk mereka menyalakan obor dengan kayu dan alat seadanya. Untungnya mereka bisa menyalakan api dengan mengunakan batu. Jadi mereka bisa melihat sekitar gua yang gelap. Betapa terkejutnya saat mereka masuk ke dalam gua. Ada induk naga di dalam gua. Tempatnya di dalam penjara, di pakaikan rantai kakinya. Naga itu seperti tawanan. Sepertinya tidak berdaya, karena terlihat lemas "Mereka di paksa untuk terus berkembangbiak. Agar terus menghasilkan telur naga. Yang nantinya bayi naganya akan di makan oleh para penyihir. Sebetulnya banyak sepasang induk naga yang dikembangbiakkan di gua-gua lainnya. Kami para penyihir tidak menyimpan satu pasang induk naga saja. Kami menyimpan beberapa induk naga untuk dikembangbiakkan," jelas sang penyihir. Ternyata penyihir ini cukup baik juga, ia menepati janjinya untuk mengantarkan jenderal Vladimir dan yang lainnya kepada induk naga. Ia mau menceritakan semuanya tanpa diminta jenderal Vladimir. Awalnya jenderal Vladimir tidak percaya dengan ucapan yang diucapkan penyihir itu. Bisa saja yang diucapakan penyihir itu hanya omong kosong. Atau karangan cerita dia saja. Namun, ternyata semuanya benar-benar sesuai fakta. "Sudah berapa lama mereka di penjara seperti ini?" Tanya jenderal Vladimir. "Sudah bertahun-tahun. Iduk naga bisa bertahan sampai ratusan tahun. Itulah mengapa para penyihir memangsa bayi naga yang baru menetas. Agar hidup mereka sampai bertahun-tahun dan terus terlihat cantik seperti bayi yang baru lahir," sahut penyihir itu. Oh jadi itu alasan para penyihir memakan bayi naga. Hidup abadi yang mereka inginkan. Tentunya bagi penyihir wanita, mereka ingin selalu tampil cantik dan awet muda. Padahal wujud aslinya adalah seorang wanita tua yang sudah penuh keriput. Kulit keriput, rambut memutih dan wajah yang sudah kendur. "Lalu begini cara kalian mengembangbiakan induk naga? Dengan cara memenjarakannya? Ini sangat kejam!" Tegas jenderal Vladimir menahan amarahnya. "Hidup itu memang kejam tuanku. Para penyihir bertahan hidup dengan memakan bayi naga yang baru menetas. Kita ini hidup harus simbiosis mutualisme. Agar tetap menguntungkan sama-sama. Setiap hewan mempunyai rantai makanan. Begitupun kami para penyihir. Dari pada kami harus memangsa manusia dan mengambil auranya. Itu bukannya lebih jahat." Penyihir satu ini sangat pandai membolak balikan pembicaraan. "Lalu bagaimana cara mengalahkan penyihir yang tidak mempan dengan darah kelinci dan kuda?" Jenderal Vladimir terus mengorek informasi dari penyihir itu. "Pedang suci. Seperti yang kamu bawa. Kamu tidak tahu saja, kalau pedang yang kamu bawa itu bisa mengalahkan penyihir dengan sekali tebas," jawab penyihir itu. Jenderal Vladimir memandangi pedang yang dulunya milik ayahnya. Apa benar pedang yang selalu ia jaga ini adalah pedang suci, yang bisa mengalahkan para penyihir? Bukan hanya penyihir, jenderal Vladimir selalu memenangkan peperangan dengan menggunakan pedang ini. Bahkan jenderal Vladimir baru tahu, kalau pedang milik Alexander itu adalah pedang suci. Alexander memang sering membuat pedang apapun. Jenderal Vladimir sendiri tidak tahu kalau pedang yang ia jaga selama ini adalah pedang suci. Pedang yang telah menebas perut Alexander saat itu. Lalu kenapa penyihir Aleka tidak tahu, kalau sebenarnya benda pusaka pedang suci itu. Adalah pedang yang dipakai raja Dimitar untuk membunuh Alexander. Sepertinya ramalan penyihir Aleka saat itu melenceng. Sehingga ia tidak merasakan bahwa pedang itu adalah pedang suci yang diinginkan raja Dimitar. Pantas saja dulu saat Alexander akan membuat pedang ini. Dia selalu berkata, "Setiap pedang mempunyai rohnya masing-masing. Kamu harus mengendalikan roh itu menyatu dengan jiwamu. Ayah jamin, pedang itu akan melindungi kamu. Bahkan akan memenangkan beberapa pertarungan bahkan peperangan." Alexander memang tidak pernah bilang bahwa pedang yang selama ini dia gunakan adalah pedang suci. Entahlah kenapa Alexander bisa membuat pedang suci itu. Jenderal Vladimir belum sepenuhnya percaya. Dia masih menganggap pedang yang dibawahnya sekarang ini adalah pedang biasa. Pedang pada umumnya yang di gunakan untuk pertahanan melawan musuh. "Orang tanpa kekuatan sihir tidak akan tahu kalau pedang milikmu adalah pedang suci, tuanku. Beberapa penyihir yang telah kehilangan kekuatan juga tidak akan bisa mendeteksinya," terus penyihir itu. Seakan menjawab pertanyaan yang berputar di kepala Jenderal Vladimir. Mungkin saja saat raja Dimitar membunuh ayahnya. Kekuatan penyihir Aleka sedang melemah. Sehingga tidak bisa merasakan pedang itu sebetulnya adalah pedang suci yang raja Dimitar cari. "Apa kelebihan dari pedang suci?" Tanya jenderal Vladimir mulai penasaran. Sepertinya penyihir itu benar-benar berkata jujur. "Pedang suci itu mengandung roh-roh yang akan melindungi pemiliknya. Tidak hanya itu, pedang suci juga akan mengembalikan kekuatan penyihir yang hilang. Dengan memegang pedang itu dan mengucapkan beberapa mantra saat bulan purnama. Kekuatan mereka akan kembali. Memang butuh beberapa ritual agar kekuatan penyihir yang hilang itu kembali. Pedang itu tidak akan langsung mengembalikan kekuatan penyihir dengan sekali sentuh. Namun, beberapa penyihir berasumsi. Hanya dengan menyentuhnya, kekuatan mereka akan kembali. Padahal harus ada beberapa mantra yang di baca. Dan harus di lakukan pada malam purnama," jelas penyihir itu panjang lebar. Penyihir itu cukup memberikan pengetahuan tentang pedang suci dan penyihir. Sepertinya yang tadinya akan melenyapkan penyihir itu. Jenderal Vladimir akan mengampuninya, sebagai balas tentang informasi penting yang dia berikan. "Kali ini akan aku ampuni kamu. Tapi ingat, kamu jangan muncul kembali dihadapanmu jika aku kembali ke hutan naga. Kalau tidak, pedang ini akan menebasmu!" Ancam jenderal Vladimir. "Ampun tuanku. Terimakasih, baiklah aku akan benar-benar menghindari tuanku, jika tuanku kembali ke hutan ini," ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka. "Wah hebat! Ternyata rahasia kekuatan tuanku ada di pedang suci tuanku," puji wakil jenderal Norman. "Tetap diam. Anggap saja kalian tidak pernah mendengarkan tentang pedang suci yang aku miliki ini. Angap pedang yang aku miliki ini adalah pedang biasa pada umumnya. Aku tidak mau gara-gara pedang suci ini, akan menimbulkan keributan yang cukup fatal. Saat ini tugas kita adalah melindungi kerajaan. Bukan meributkan pedang suci ini," tegas jenderal Vladimir. Jenderal Vladimir masih fokus mencari induk naga. Untuk nantinya di jadikan teman jaga dengan naga Stronger. Menurutnya, memiliki naga lebih dari satu lebih baik. Karena hal itu akan semakin memperkuat kekuatan sebuah kerajaan. Agar jika ada penyerang terjadi lagi seperti kemarin. Sang naga tidak akan kewalahan sendirian. Mereka akan saling membantu mengalahkan penyerang yang akan merebut wilayah kerajaan Kuzkha.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN