Leader 54 - Memantau
Demi menjaga stamina para prajurit. Jenderal Vladimir meminta pada para tabib dan juru masak agar mengolah tanaman herbal untuk menambah imunitas prajurit. Jenderal Vladimir memantaunya dengan ketat. Jangan sampai tanaman herbal yang mereka masukan mengandung racun yang bisa membahayakan prajurit.
Mengolah tanaman menjadi obat herbal sudah bukan hal asing bagi jenderal Vladimir. Selain dijadikan bumbu dalam masakan, manfaat obat herbal juga bisa dirasakan lewat berbagai cara, seperti dikonsumsi menjadi minuman atau digunakan dalam bentuk minyak atsiri.
Saat masih bekerja di restoran ayam milik Vasko. Jenderal Vladimir banyak belajar dari sang koki. Kebetulan sang koki memang sangat pandai dalam mengolah olahan dari herbal. Vasko juga pernah mengajarkan jenderal Vladimir tentang cara menanam tanaman obat dan cara mengolahnya.
"Jadi kamu harus memperhatikan baik baik. Setiap tanaman obat mempunyai fungsi masing-masing. Jika kita mengolahnya dengan baik. Maka tanaman obat itu punya khasiat yang baik juga buat tubuh kita. Setelah menanam dan merawatnya. Saat kita mengolahnya juga perlu ketelitian. Karena ketika kita salah dalam mengolahnya. Maka tanaman obat yang seharusnya menjadi obat bagi tubuh. Malah akan terbaik menjadi racun. Bahkan mematikan bagi kita," jelas Vasko saat itu.
Entahlah saat di restoran ayam milik Vasko. Jenderal Vladimir menghabiskan waktunya untuk belajar dan belajar. Karena bagi jenderal Vladimir tidak ada waktu baginya untuk bersantai-santai. Ketika jenderal Vladimir lahir saja suasanya sudah genting. Jenderal Vladimir lahir di Medan perang. Atas pengorbanan ayah dan ibunya. Masih beruntung ia terlahir dengan selamat. Hingga ia bisa dewasa seperti ini. Meskipun harus melewati hari-harinya tanpa seorang ayah atau ibu, bahkan sanak saudaranya. Karena saat peperangan terjadi. Semua sanak saudaranya meninggal termasuk Ivana. Yang tersisa hanyalah Alexander, bayi Vladimir dan beberapa warganya.
Saat itu Alexander membangun tempat tinggal baru di suatu wilayah di Serbia. Membangun desa baru dengan alat-alat seadanya. Mereka menjadikan Alexander sebagai panutannya. Bahkan ada bebeapa warga yang memanggil Alexander dengan sebutan raja. Namun, Alexander meolaknya. Alexander tidak pernah tertidur pulas setiap harinya. Ia terus memantau tempat tinggal barunya. Ia takut kalau ada perang terjadi lagi. Atau ada yang menyerang desa barunya.
"Tidurlah tuanku, sudah beberapa hari ini anda tidak tidur nyenyak," ucap salah satu warga yang melihat Alexander terus memantau kondisi sekitarnya.
"Tak apa Bu, saya belum mengantuk. Ibu tidur duluan saja. Aira pasti membutuhkan ibu disampingnya," sahut Alexander pada ibu bernama Xela yang baru saja melahirkan anak bernama Aira.
Xela juga bertahan saat perang terjadi beruntungnya ia tidak melahirkan di Medan perang. Ia melahirkan di desa yang baru Alexander dan yang lainnya buat. Usianya hanya selisih beberapa Minggu setelah Vladimir lahir. Xela masih beruntung ayah ibunya selamat dari perang. Tidak seperti Vladimir yang harus kehilangan ibunya.
"Saya tahu, tuanku bermaksud melindungi kami. Tapi tuanku juga perlu istirahat untuk mengembalikan stamina tubuh. Apalagi tuanku juga mengurus Vladimir. Saya tahu betapa sulitnya mengurus bayi yang baru lahir. Apalagi anda adalah seorang pemimpin. Jika tuanku tidak keberatan. Saya mau kok mengurus Vladimir. Biar Aira dan Vladimir tumbuh bersama-sama," tawar Xela yang merasa iba melihat pemimpinnya begitu sibuk dengan aktivitasnya. Xela salut dengan Alexander. Seorang pemimpin yang selalu memikirkan rakyatnya. Tidak hanya itu, Alexander juga mengurus bayinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Alexander selalu menggendong bayi Vladimir kemana-mana. Bayi Vladimir di letakkan di tempat tidurnya hanya ketika tertidur saja. Selebihnya ia membawanya kemanapun. Baik sedang berlatih, ataupun berburu dan mengawasi wilayah ini. Benar-benar pemimpin yang tangguh. Pantas saja warga memanggilnya dengan sebutan raja. Karena Alexander memang pantas mendapatkan sebutan sebagai raja. Mereka yakin kedepannya Alexander akan menjadi raja yang bijaksana. Yang selalu mementingkan rakyatnya. Terlihat dari caranya memantau dan melindungi rakyatnya yang sekarang. Msekipun sekarang rakyat yang tersisa hanya lah beberapa puluh orang.
"Terimakasih atas tawarannya, Bu. Tapi saya masih bisa mengurus Vladimir sendiri. Aira lebih membutuhkan ibu disampingnya. Fokus saja pada Aira, ya," tolak Alexander secara halus. Alexander hanya tidak mau ada banyak campur tangan orang yang mengurus anaknya. Dia sudah berjanji pada Ivana akan mengurus anaknya. Rasanya lebih baik mendidik dan mengurusnya dengan tangan sendiri. Agar anaknya membentuk karakter yang seperti Alexander inginkan. Untuk sesekali dipegang atau di asuh oleh seseorang boleh saja. Tapi Alexander tidak mau bergantung pada siapapun. Biar bayi Vladimir menjadi tanggung jawabnya.
Alexander merasa menyesal. Kalau saja saat itu dia tidak mengajak Ivana kawin lari bersamanya. Mungkin Ivana masih hidup senang di rumah mewahnya. Alexander hanya pandai besi yang miskin. Yang hidup dari hasil membuat pedang dan senjata lainnya. Namun, heran. Ivana malah jatuh cinta padanya.
Pertemuan mereka itu saat ayahnya Ivana memesan sebuah pedang pada Alexander. Ivana yang tidak seperti wanita pada umumnya. Ia lebih suka hobi lelaki dibandingkan hobi wanita. Ivana pikir, meskipun ia seorang wanita. Namun, ia harus bisa bertahan dari segala ancaman. Saat itulah ia mengambil pedang buatan Alexander untuk ayahnya. Namun, entah kenapa Ivana lansung terpikat pada sang pandai besi. Alexander begitu mempesona saat itu. Dan Alexander juga langsung jatuh cinta pada Ivana. Saat Ivana meminta izin untuk menikah dengan Alexander. Tentu ayahnya tidak mengizinkannya. Katanya tidak selevel dengan mereka yang bangsawan.
Cinta padangan pertama memang terasa nyata. Dan itu membuat Ivana memikirkan ide gila. Yaitu dengan kawin lari. Karena ia tahu betul sikap ayahnya yang sangat keras. Bahwa sampai kapanpun ayahnya tidak akan merestui hubungan Ivana dengan Alexander. Ivana malah dijodoh-jodohkan dengan lelaki bangsawan lainnya.
Hati Ivana sudah terpatri pada Alexander. Jadi ia memutuskan untuk kabur dan menjalankan ide gilanya untuk kawin lari. Awalnya Alexander juga menolak ide kawin larinya. Namun, setelah di jelaskan oleh Ivana dan dipikir-pikir lagi. Akhirnya Alexander mengabulkan apa kemauan Ivana, untuk kawin lari. Ivana ingin menunjukkan pada orang tuanya, ia bisa hidup bahagia tanpa harta dari mereka. Meskipun tidak mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Ivana tidak sama sekali mengurungkan niatnya untuk hidup bersama Alexander. Apapun yang terjadi nantinya. Ivana akan hidup bersama Alexander. Mau hidup susah sekalipun, itulah resiko yang akan diambil Ivana.
Karena hobi Ivana yang sangat suka dengan hobi lelaki. Alexander membantu Ivana untuk berlatih juga. Dari mulai latihan berkuda, berpedang, memanah, menggunakan tombak sampai strategi perang. Untungnya Ivana cepat belajar, ia bisa mengikuti semua instruksi dari Alexander. Alexander bangga pada istrinya yang tangguh. Padahal sebelumnya hidup Ivana sangat enak sebagai bangsawan. Apa-apa tinggal minta pada pembantu rumahnya. Namun, sekarang ia mengolah makanan dan membersihkan rumah sendirian. Ivana tidak pernah merengek sekalipun. Karena itu yang Ivana mau. Jadi ia tidak boleh mengeluh dengan keputusan yang sudah dia ambil.