Malam ini bulan purnama bersinar sangat terang, malam yang paling disukai oleh para Vampire. Ketiga siswi itu memutuskan untuk menjalankan rencana mereka malam ini. Setelah memastikan tidak ada lagi manusia yang berkeliaran di area sekolah, Noel dan Noa bersembunyi, sedangkan Filiae yang bertugas sebagai umpan sengaja berkeliling sekolah berpura-pura sedang melakukan patroli.
Daniel yang tidak tahu-menahu mengenai rencana ketiga gadis itu, masuk ke dalam perangkap. Pria itu tersenyum bahagia melihat Filiae berjalan sendirian di lorong kelas, bagus sekali mangsaku datang dengan sendirinya, gumam Daniel dengan suara kecil sambil berjalan mendekati Filiae. Tanpa ia sadari, Filiae mampu mendengar gumaman kecil itu dan ikut tersenyum. Umpannya telah digigit oleh Daniel.
"Selamat malam, Nona. Apa yang kamu lakukan selarut ini di sekolah?" tanya Daniel bersandiwara.
"Patroli, tugas dewan siswi," jawab Filiae mantap mengikuti alur cerita sandiwara Daniel.
"Aku baru tahu ada siswi lain yang menjadi anggota dewan siswi selain Green bersaudara," ucap Daniel.
"Aku masih baru, apakah kamu keberatan bila aku memintamu menemaniku berpatroli? Senior sudah pulang terlebih dahulu dan terus terang, saja aku takut harus berkeliling sekolah sendirian," ujar Filiae memasang wajah memohonnya.
"Tentu, harusnya patroli adalah tugas guru, aku tidak habis pikir kenapa tugas keamanan sekolah dilimpahkan juga ke dewan siswi." Daniel berpura-pura bersimpati. "Terima kasih, balas Filiae." Setelah itu keduanya berjalan berdampingan berkeliling sekolah, Filiae sengaja menuntun Daniel ke arah taman belakang sekolah tempat Noel dan Noa bersembunyi. Elf lebih kuat bila dekat dengan tumbuh-tumbuhan.
Daniel bertambah senang, ia mengira Filiae telah masuk jebakannya. Taman belakang sekolah adalah tempat yang sepi, ia bisa menyantap darah segar gadis itu dengan lebih leluasa. Sayangnya, Daniel yang masuk perangkap ketiga gadis itu. Begitu masuk taman belakang, Green bersaudara langsung menampakkan wujud mereka, mengepung Daniel dalam keadaan segel kekuatan terbuka, kedua gadis Elf itu bersiaga dengan pedang dan busur mereka. Daniel berniat kabur menghindari pertempuran yang tidak menguntungkannya. Namun sayangnya, Filiae telah membuat spell angin guna mengurung pria itu di antara mereka, Daniel terjebak.
"Lihat ini, nona-nona dewan siswi ternyata bukan manusia. Kalian para Elf punya niat apa mengurungku seperti ini?" tanya Daniel dengan sombongnya, ia tidak mau terlihat lemah di hadapan musuh.
"Kamu telah melanggar hukum kerajaan makhluk immortal, Daniel Black! Membunuh manusia demi mengisi perutmu di wilayah kami, kami akan memberikan hukuman yang pantas untukmu," Filiae yang menjawab, matanya menatap tajam penuh amarah.
Daniel mengubah arah pandangannya menatap ke arah Filiae, tersenyum culas meremehkan. Sementara Green bersaudara tetap diam dalam posisi siaga menyerang, menunggu aba-aba dari Filiae.
"Huh!? Apa hak kalian bangsa Elf menghakimiku? Ini di kota, Nona. Bukan hutan di dalam wilayah kalian," balas Daniel.
"Memang bangsa Elf tidak memiliki hak menghakimimu, akan tetapi aku punya hak untuk itu. Ini adalah wilayah pribadiku dan hukuman yang pantas bagimu adalah kematian!" Dengan dinginnya Filiae berucap, segel kekuatannya telah ia lepas, butiran-butiran air dari dalam kolam mengelilingi tubuhnya, aura hitam menyeruak keluar dari tubuhnya.
"Tidak mungkin. Kau seorang dari kami! Dan kau berkhianat dengan membantu para Elf itu!! Musuh kita!!" bentak Daniel ketika merasa aura hitam dari Filiae, Daniel marah. Pria itu mengira Filiae merupakan salah satu dari ras terkutuk sepertinya.
Tanpa menunggu jawaban Filiae, Daniel mulai menyerang, cakar, taring dan sayapnya telah dia keluarkan. Pria itu melompat dalam kecepatan tinggi menyerang Noel dengan cakarnya, tapi Noel tidak lemah. Gadis itu bisa menahan kuku-kuku panjang Daniel dengan pedangnya. Sedangkan dari belakangnya Noa terus menembakkan panahnya. Filiae sendiri mempersempit spell-nya, membuat Daniel kesulitan bergerak di ruang yang terbatas.
"s****n kalian!!" maki Daniel saat ia terdesak. Ia menyerang kedua Elf itu membabi buta, dengan bantuan kelelawar yang ia panggil, membuat Noa terlalu sibuk menanah kelelawar itu dan melepas penjagaannya kepada Noel. Hal ini membuat Noel tersudut hingga gigi taring pria itu sudah begitu dekat dengan leher Noel.
"Hentikan!! Meminum darah ras terberkati adalah pelanggaran berat! Aku akan memberikan hukuman lebih kejam daripada kematian kepadamu jika kamu berani melakukannya!" ancam Filiae. Hanya saja Daniel tidak takut, Vampire itu berpindah dengan cepat ke belakang punggung Noel, mengunci pergerakan gadis itu dan kembali mendekatkan gigi taringnya di leher Noel. Noel memejamkan matanya menahan rasa takutnya.
"Menjauh dari kakakku!" teriak Noa disela-sela memanah puluhan kelelawar yang tidak habis-habisnya berdatangan.
Filiae sendiri sudah mengeram marah, peringatannya diabaikan. "Itu pilihanmu, Daniel Black!!" teriak Filiae, lalu jiwa-jiwa mereka yang telah mati keluar dari tangan kanan Filiae membentuk sulur-sulur panjang menjerat Daniel mendekat padanya, kuncian terhadap Noel pun terlepas dan para kelelawar terbang menjauh ketakutan melihat jiwa-jiwa mereka yang telah mati menjerit-jerit memakan Daniel perlahan-lahan.
"Argh!! Kau Demon!! Kau ternyata seorang Demon, Nona!! Lepaskan aku makhluk terkutuk!" umpat Daniel sambil terus meronta mencoba lepas dari jeratan Filiae, tapi hal itu malah membuat tubuhnya semakin termakan oleh sulur-sulur itu.
Melihat itu Green, bersaudara mengambil jarak cukup jauh dari Filiae. Mereka menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, itu mutlak kekuatan seorang Demon dan Filiae memilikinya. Kekuatan yang mampu membunuh mereka bangsa Elf hanya dengan sekadar bersentuhan kecil dengan jiwa-jiwa terkutuk itu.
"Kamu salah, Daniel Black! Aku adalah seorang bangsa Witch berdarah murni dan kamu sendirilah yang meminta hukuman ini. Kamu tidak akan mati, tapi juga tidak hidup. Jiwamu akan terjebak selamanya di dalam jiwaku, dimakan perlahan-lahan oleh jiwa-jiwa terkutuk itu, menjadi bagian dari mereka," tutur Filiae dengan dinginnya. Gadis itu tak terima disamakan dengan bangsa Demon yang memiliki reputasi buruk.
Daniel kembali terkejut dengan apa yang didengarnya, pria itu kembali berteriak menghina Filiae "Menjijikkan sekali seorang Bangsawan Witch menggunakan kekuatan jiwa orang mati!! Kau tidak lebih suci dari ku!! Kau lebih terkutuk daripada aku!!"
Filiae tahu apa yang diucapkan Daniel benar. Ini adalah aib tersendiri baginya sebagai seorang Witch berdarah murni yang berdiri di posisi netral sebagai hakim dari perselisihan antar ras Makhluk immortal. Filiae marah dan menjerat Daniel dengan lebih cepat."Argh!!!" Menyisakan teriakan melengking dari jiwa Daniel yang terisap ke dalam jiwa Filiae.
Hening... selesai sudah kasus yang mereka tangani, ketiga gadis itu kembali menyegel kekuatan mereka. Setelah cukup lama terdiam, Noel memberanikan diri bertanya, "Filiae, kenapa kamu mempunyai kekuatan itu? Hal ini lebih buruk dari sekadar aura hitammu...?" takut-takut, tidak ingin membuat Filiae tersinggung.
Namun, Filiae yang ditanya pun tidak mengetahuinya. Yang ia tahu, ia sudah memiliki kekuatan itu dari lahir. Yang bisa dikatakannya hanya, "aku tidak tahu. Aku berjanji tidak akan sering menggunakan kekuatan itu, aku tahu bahwa kekuatan itu bisa membunuh kalian sekejap mata."
"Kalau begitu jangan pernah menggunakannya lagi! Kekuatan aslimu sudah cukup besar untuk memenangkan pertempuran," pinta Noa tegas.
"Maafkan aku," hanya itu yang bisa diucapkan oleh Filiae. Ia bukannya haus akan kekuatan terkutuk itu, hanya saja gadis itu tidak memiliki pilihan lain. Jika Filiae tidak menggunakan kekuatan itu dan memberi makan jiwa-jiwa yang terperangkap dalam jiwanya, maka kekuatan itu akan berbalik memakannya tanpa ampun, memanggil lebih banyak jiwa kejam ke dunia. Tentu kenyataan ini akan Filiae simpan rapat-rapat sebagai rahasianya, Green bersaudara tidak perlu tahu.
Tanpa membahas lebih lanjut mengenai kekuatan Filiae yang tidak seharusnya, Noel pun memberi instruksi untuk berpisah. Kembali ke kamar asrama masing-masing dan menutup kasus pembunuhan oleh bangsa Vampire ini dengan kematian Daniel.
∞
Minggu sore, Wiliam telah menyelesaikan urusannya di hutan, pria itu kini disibukkan oleh pekerjaan penanggung jawab asramanya yang terbengkalai selama ia tinggalkan. Saat ini, Wiliam tengah bertuat dengan kertas lembar kerjanya di ruang penanggung jawab asrama. Hingga suara ketukan pintu terdengar.
Tok... tok...
Pekerjaannya terhenti, Wiliam berjalan ke arah pintu ruang kerjanya. Pria itu membukakan pintu dan tersenyum saat melihat siapa yang berdiri di balik pintu. "Silakan masuk, Filiae. Aku terkejut kamu cepat sekali mengetahui kepulanganku," ujar Wiliam masih dengan senyuman mengambangnya, menuntun Filiae ke arah kursi di meja kerjanya.
"Aku merasakan keberadaanmu, aku minta maaf jika ternyata kedatanganku mengganggumu, hanya saja ada hal penting yang perlu kita bahas bukan?" ucap Filiae sopan.
"Tentu saja, aku tidak terganggu. Jadi hal penting apa itu?" tanya Wiliam. Pria itu menautkan jari-jarinya, matanya menatap Filiae penuh kerinduan, ingin sekali ia memeluk gadis manis di hadapannya. Namun tentu saja, Wiliam menahan dirinya.
Merasa terus ditatap oleh Wiliam, bukannya merasa jengah, Filiae justru menjadi grogi. Gadis itu tampak gugup salah tingkah. "Bagaimana bisa aku bicara jika Wiliam terus menatapku seperti itu, hal ini membuatku merasa sangat malu," batin Filiae, sementara mulutnya masih setia membisu.
"Oh... maafkan aku Filiae, aku tidak bermaksud membuatmu merasa malu. Aku akan berusaha tidak terlalu menatap kecantikan wajahmu, nah silakan sampaikan apa yang ingin kamu bicarakan," goda Wiliam mendengar perkataan Filiae, pria itu tersenyum jahil. Wiliam tidak menyangka Filiae akan berkata seterus terang itu, sedangkan Filiae terkejut bukan main, ia menatap Wiliam penuh tanya melupakan perasaan malu yang tadi dirasakannya.
"Jadi ternyata kamu juga dapat mendengar suara hatiku, Wiliam? Apakah ini berarti kita benar-benar terikat dalam mate bond?" tanya Filiae ragu-ragu.
"Mate bond?" Kembali Wiliam yang merasa heran. Bagaimana tidak, mereka baru saling mengenal dan jelas ras mereka tidak memiliki mate, bagaimana mungkin mereka terikat mate bond jika mereka saja tidak pernah saling menandai.
"Ya, hanya itu yang bisa terpikir olehku. Tadi aku hanya diam, akan tetapi kamu malah membaca pikiranku begitu saja. Ini adalah kemampuan khusus dalam ikatan mate bond bukan?" Filiae kembali bertanya, kurang yakin dengan penilainya sendiri. Gadis itu jelas sama bingungnya dengan Wiliam. Pengetahuan selama ia hidup lebih dari 1.000 tahun tidak membantu sama sekali. Mungkin saja Wiliam mengetahuinya bukan?
"Aku tidak yakin Filiae, ini tidak masuk akal bagiku." Wiliam menghela napasnya, pria itu juga tidak tahu kenapa mereka bisa saling membaca pikiran masing-masing. Tadinya ia kira Filiae mengucapkan langsung kalimat itu, bila seperti ini siapa yang bisa menjawab kebingungan mereka?
Keduanya terdiam, saling tatap dalam diam. Kebingungan menyelimuti mereka, keduanya berpikir keras, berusaha mengingat apa saja yang mereka lakukan hingga ikatan ini bisa terbentuk, atau apakah dulu sekali mereka pernah bertemu. Mengingat keduanya telah hidup selama jangka waktu yang sangat panjang. Namun sayangnya, berpikir sekeras apa pun, jawaban yang mereka cari tidak juga ditemukan.
"Mari temui bangsa Werewolf, mereka ahli dalam pengetahuan mengenai mate dan ikatan lainnya. Beberapa Werewolf Elder bahkan mampu melihat masa lalu," Kata Filiae memberi ide.
"Ide bagus, Filiae. Kebetulan aku mengenal seseorang Alpha di daerah utara, mungkin saja kawanan mereka memiliki seorang Elder yang bisa membantu kita." Wiliam menyambut baik gagasan Filiae. Pria itu kemudian melanjutkan kata-katanya, "bagaimana jika kita menemui mereka hari minggu nanti?"
"Tentu, kalau begitu aku permisi" Filiae setuju. Setelahnya, Filiae pergi meninggalkan Wiliam kembali ke kamarnya. Setidaknya mereka sudah mendapatkan petunjuk yang mereka cari, semoga saja para Werewolf itu dapat membantu mereka.
∞
Minggu pagi, Wiliam dan Filiae telah sampai di hutan sebelah utara. Mereka menaiki kuda sihir milik Filiae untuk menghemat waktu. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu enam jam berjalan kaki, hanya perlu tiga puluh menit dengan menaiki kuda sihir.
Sesampai di perbatasan kawanan Werewolf, Filiae langsung memulangkan kuda sihir miliknya. Tidak sopan memasuki wilayah Werewolf yang posesif dengan membawa hewan sihir. Mereka berjalan kaki dari sana hingga sampai di menara pengawas, Wiliam menyapa dan berbicara meminta izin masuk kepada penjaga di menara pengawas. Setelah mendapatkan izin, mereka berdua menaiki Werewolf dalam bentuk serigalanya hingga tiba di sebuah bangunan utama di tengah hutan. Begitu keduanya turun dari tunggangan mereka, Alpha dari kawanan ini dengan segera menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang saudaraku, Wiliam," ucap Deflan, Alpha yang menjadi sahabat lama Wiliam.
"Terima kasih atas sambutanmu, Deflan, maaf aku datang mendadak seperti ini." Wiliam memeluk Deflan, menyampaikan rasa rindunya ke teman lama.
Setelah itu mata Deflan langsung tertuju kepada Filiae, pria itu menatap Filiae dan Wiliam kemudian mengendus keduanya bergiliran. Melihat tingkah laku tidak sopan Deflan, Filiae langsung protes.
“Hentikan sikap tidak sopanmu, Alpha Deflan! Menatap dan mengendus wanita yang lebih tua dari mu sungguh tidak sopan!" tegur Filiae.
"Waduh... jangan tersinggung Nyonya Quercus, aku tidak bermaksud tidak sopan. Lagi pula umurku sudah 562 tahun, Nyonya Quercus. Jadi, siapa yang lebih tua sekarang!?" Deflan menanggapi teguran Filiae dengan bercanda, pria itu berpikir kalau Filiae adalah manusia. Dia kira, Filiae mengira umurnya belasan tahun mengingat penampilannya tampak seperti manusia berumur lima belas tahun. Namun Filiae jelas tahu itu, gadis itu tahu jelas batas-batas usia semua ras makhluk immortal.
"Kamu sungguh tidak sopan, Alpha Deflan. Pertama, aku jauh lebih tua dari yang kau kira dan kedua aku bukan Nyonya Quercus! Apa maksud sindiran itu?" Filiae menjadi sinis. Ia tersinggung dengan kata-kata Deflan. Gadis itu menganggap panggilan Nyonya Quercus itu sebuah sindiran tanpa mengetahui bahwa Deflan bersungguh-sungguh dalam ucapannya. Deflan sungguh berpikir bahwa Filiae adalah istri Wiliam dari bau yang ia cium dari keduanya.
"Sungguh? Tapi bau kalian seperti pasangan, aku tidak bercanda. Ng... Nona-" Deflan bermaksud memberi penjelasan, tapi kata-katanya terputus. Pria itu tidak mengetahui nama Filiae, berbeda dengan Filiae yang sudah diberitahukan terlebih dulu oleh Wiliam.
"Perkenalkan ini, Filiae Morte, Deflan dan usia Filiae sepantaran denganku, jadi tolong bersikap sopanlah." Sebelum Deflan dan Filiae berselisih, Wiliam buru-buru memperkenalkan Filiae dan menenangkan keduanya. Untungnya Deflan seorang yang bisa menghargai orang yang lebih tua darinya, pria itu mengerti maksud Wiliam dan meminta maaf kepada Filiae.
"Aku minta maaf atas kelancanganku Ms. Morte, aku hanya bermaksud untuk bercanda," ucapnya sopan, mengubah nada dalam kalimatnya.
"Baiklah aku mengerti. Tapi aku merasa terganggu dengan kata-katamu barusan, Alpha Deflan, kenapa kamu bercanda dengan mengatakan kami ini memiliki bau seperti pasangan?"
Filiae bersedekap d**a, dia masih belum bisa terima dengan kata-kata Deflan yang menganggap ia dan Wiliam adalah suami-istri. Di lain pihak, Wiliam juga merasa penasaran dengan kata-kata sahabatnya, Deflan. Wiliam kemudian hanya diam menunggu jawaban dari Deflan.
"Karena kalian terikat mate bond, dan aroma tubuh kalian bercampur menjadi satu. Memang sedikit langka ada manusia yang melakukan mate bond, tapi itu bukan hal yang mustahil dengan sedikit sihir, dan ditambah lagi sepertinya kamu bukan manusia, bukan begitu Nona Morte? Dan lagi aku pikir kedatangan Wiliam kemari untuk memperkenalkan istrinya padaku mengingat ada ikatan di antara kalian." Deflan yang tidak tahu menahu mengenai masalah Wiliam dan Filiae menjawab dengan panjang lebar. Jawaban yang terpikir begitu saja di kepalanya, itu yang terlihat olehnya, dia tidak salah bicara bukan? Namun kata-kata Deflan itu justru membuat Wiliam dan Filiae kembali terkejut, keduanya saling beradu pandang, mereka terdiam berbicara dengan mindlink mereka.
"Beri tahu kami lebih banyak soal mate bond yang menggunakan sihir antar makhluk beda ras, Deflan," pinta Wiliam serius. Setelah ia selesai berdiskusi dengan Filiae.