Bongkahan

1030 Kata
11. Bongkahan Boleh aku bertanya ketua? Kata Jeff yang langsung saja bekata seperti itu, kepala suku langsung melihat ke arahnya. Tanyalah. Jawabnya, terdengar dia sangat wibawa. Kau menyebut dukun, apa benar dukun dari masa lalu dapat di percaya di tahun sekarang ini? Tanya jeff yang membuat kepala suku berpikir keras, pertanyaan jeff sekaan menggantung, belum sampai tujuan. Em, maksudmu, dukun di jaman sekarang? Tanya Kepala suku. Ya, magsudku, Di masa lalu ada seorang dukun yang dapat melakakukan hal itu pada binatang, tapi beberapa yang aku temukan di masa sekarang ini berbeda, dukun sekarang lebih terexpos sebagai pengusir hantu. Kata Jeff, dan sangat meyakinkan. Kepala suku hanya tersenyum, dia sedikit menggeleng-gelengkan kepala. Ya, bisa saja dukun di kota berprofesi sebagai itu, karena berbeda kasus, kejadian, dan juga masalah yang di hadapi. Yah semoga saja dukun yang kau temui benar-benar seorang dukun. Kata kepala suku, dan jeff tersenyum mendengarnya, seakan kepala suku sudah tahu banyak tentang Dukun palsu yang berada di tengah kota. Aku tidak tahu mereka benar-benar dukun, tapi beberapa video menunjukkan mereka terlihat Ahli dalam megusir hantu. Sampai sekarang, aku juga tidak tahu wujud hantu itu seperti apa. Kata jeff. Kau lebih baik tidak terlalu percaya, percaya hanya sedikit saja dari para dukun yang kau temui, dukun yang aku tahu, sifatnya mendamaikan, bukan menyerang orang lain. Kata kepala suku. Oh, kau benar kepala suku, pikiranku sama denganmu. Kata Jeff, dan terlihat raut wajah kepala suku tampak menyembunyikan sesuatu yang penting dari jeff. Apakah obrolan kalian sudah selesai? Tanya Paman joki, jeff dan kepala suku langsung menoleh ke arah Paman joki, kemudian paman joki kembali berucap. Waktu sudah cukup sore, sebaiknya kami pulang. Ucap paman joki, dan langsung saja dia berdiri dari tempat duduknya, lalu di ikuti oleh jeff dan dan kepala suku. Kau benar, jika terlalu sore dapat membahayakan diri kalian. Kata kepala suku memperingatkan. Baiklah Bogela, terimakasih atas hadiahmu. Kata paman joki sambil memeluk sesaat kepala suku itu lalu melepaskan. Jeff hanya terdiam melihat mereka, kemudian kepala suku berucap. Ya, berhati-hati lah kawan. Kata, kepala suku, dan paman joki menganngguk sambil menepuk pundak kepala suku menandakan sebuah perpisahan. Kemudian mereka berdua langsung saja berjalan, dan kepala suku masih mengantarkan jeff dan paman joki menuju ke perahu kecil yang mereka kendarai. Para penduduk berjumlah puluhan terutama lelaki mengiringi mereka dari belakang. Kemudian paman joki menaiki kapal, dan juga jeff yang langsung berada di atas kapal. Sorak orang-orang dari suku itu sambil mendorong kapal mundur kebelakang yang semula bertengger di bibir sungai. Kapal pun di kendalikan oleh jeff dengan sampan memutar badan kapal kecil itu menuju jalur. Jeff mulai menghidupkan mesin, saat mesin kapal sudah menyala, paman joki berdiri sambil melambaikan tangan kanan ke arah orang-orang suku yang tinggal di bibir sungai. Mereka pun balas melambaikan tangan, dan kapal kecil pun melaju dengan perlahan menuju jalur sungai. tak terasa perjalanan di atas kapal motor kecil itu sudah berada di area para buaya, namun sekitar pukul tiga sore itu, tampak para buaya sangat banyak, paman joki yang berdiri di atas kapal bersiap dengan senjata laras panjangnya, dia mengamati para buaya yang berada di sisi sungai hanya sekilas menoleh dan mengabaikan kapal motor itu melintasi mereka. pasti para buaya berpikir, mereka sudah tidak Asing dengan pergerakan kapal motor dan bau paman joki yang sering menuju ke tempat para suku pedalaman. mereka berhasil melintasi Area itu, dan kapal kembali menembus Area sungai luas mirip seperti danau, yah tempat itulah di mana jeff mendapatkan dua ikan besar yang mereka berikan pada orang-orang di pedalaman. dan tak terasa mereka sudah berada di ruas jalan yang langsung menuju di mana mereka meniggalkan roda duanya. dan perjalanan di atas kapal itu pun sudah selesai di hari itu, kapal pun kembali mereka ikatkan pada sebuah pohon besar, dan beberapa bongkahan platina pun jeff membantunya mengikatkan pada keranjang di roda dua. di rasa semua sudah siap, mereka pun meluncur ke kediaman paman joki. Satu jam berlalu, mereka sampai di sisi kandang meninggalkan roda dua begitu saja, karena di sore itu mereka harus memberi makan para domba yang baru saja mereka giring masuk ke dalam kandang. Dengan tertib para domba itu satu persatu memasuki kandangnya, seakan-akan mereka sudah sangat hafal dengan kandang yang biasa mereka tempati. Tak lupa jeff dan paman joki memberikan para domba itu minum dengan sangat senang para domba terus mengeluarkan suara, seakan mereka sedang bernyanyi mengiringi dan memberi semangat kepada paman joki juga jeff. Setelah selesai mereka memberi minum dan pakan para ternak, dan hari pun sudah terlihat hampir gelap, matahari sekaan sebentar lagi tenggelam yang semula menyinari bumi untuk kehidupan para mahluk hidup. Jeff dan paman joki duduk di tempat biasa mereka mengobrol di sisi kandang. Namun bongkahan platina itu sudah mereka letakkan di atas meja kayu kusam. Beberapa tegukan air putih mereka minum, dan sesudahnya mereka menikmati cerutu bersama-sama sambil menunggu bibi Andien jika dia membuatkan minuman untuk mereka. Tangan Kanan paman joki mengambil bongkahan platina sebesar kepalan tangan dewasa, dia mengamati di depan mata sambil berucap. Ini sangat berharga, besok kita pergi ke pemasok menjual bongkahan ini. Kata paman joki, dan jeff hanya terdiam sambil memperhatikannya mengamati bongkahan mengkilapkan. Jeff tahu uang itu akan dia gunakan untuk apa nantinya, yah, paman joki meski sedikit kurang waras menurut jeff dia adalah sosok lelaki yang dermawan. Pernah dia Tak tanggung-tanggung memberikan hampir keseluruhan uang hasil penjualan bongkahan itu kepada badan penampungan orang-orang gelandangan Dan juga gila yang benar-benar tidak terurus. Paman jeff berjiwa pemimpin yang bijaksana, dia pernah berkata jeff, dia ingin menguragi para gelandangan yang kelaparan, memberikan s**u, makanan, dan obat-obatan untuk kehidupan mereka, yah, mereka semua layak hidup sama seperti manusia pada umumnya. Tidak harus para manusia kaya memandang sebelah mata pada para gelandangan itu. Jeff menoleh ke arah rumah, terlihat di matahari yang hampir tenggelam, bibi Andien berjalan ke arah mereka sambil membawa bungkusan kain yang berisi makanan dan minuman, senyum bibi Andien terlihat menawan tanpa adanya keluhan, jeff tersenyum melihat Bibi andien, seorang bibi yang lebih dari pada ibunya yang di waktu kecil menbuang jeff begitu saja tanpa ada kabar sama sekali hingga sampai jeff berkuliah. Paman jokilah yang mengurus semua dari jeff kecil, dengan pikiran dewasa jeff, dia sangat berterimakasih pada paman joki dan bibi Andien yang telah membesarkannya selama ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN