C.7 Happy Moment

2275 Kata
~~ Kesedihan hati tak selamanya akan hadir dalam hidup, pasti akan datang kebahagiaan meskipun kecil dan sesaat ~~   Usia pernikahan Ara dan Devio masuk bulan ketiga, setelah kejadian sebulan lalu. Ara tidak bisa membenci atau menjauhi Dev, apalagi dengan perlakuan Dev yang semakin mesra pada Ara membuat Ara semakin luluh dan melupakan kejadian lalu. Apalagi Dev tidak menunjukkan keanehan selama bersama Ara. Sehingga Ara berpikir mungkin wanita itu adalah masa lalu Dev yang tak bisa menerima keadaan Dev saat ini. Apalagi saat Ara meminta ijin Dev untuk memeriksa ponselnya Dev tanpa keberatan memberikan password, Ara juga tidak menemukan keanehaan dan hal mencurigakan pada ponsel Dev. Lelah dengan segala prasangka yang tak ada hasilnya, Ara menyerah dan memilih menikmati hidup bahagianya dengan Dev. Seperti saat ini, dua hari lagi adalah long weekend, Dev dan Ara merencanakan untuk liburan ke Bali, short holiday menurut mereka. Tiket pesawat, koper yang akan mereka gunakan sudah siap di ujung ranjang, tinggal menunggu keberangkatan mereka jumat malam. Mereka akan berlibur ke Bali selama 3 hari. List tempat yang akan Ara dan Dev kunjungi pun juga sudah siap. Ara sangat excited dengan liburan kali ini hingga Ara tak menyadari perubahan dalam dirinya. Dev yang menyadari kebahagiaan istrinya ikut merasa senang dan tersenyum setiap mendengar istrinya bercerita tentang rencana yang akan mereka lakukan saat di Bali nantinya. ♥ Jumat pagi Ara sampai di kantor dengan wajah berbinar dan senyum mengembang, teman-teman yang mengenalnya pun ikutan tersenyum karena aura bahagia yang dipancarkan oleh Ara. “Senyum terus, kaya iklan pasta gigi.” Celetuk Astri melihat teman sejawatnya bersinar tiada henti. “Hahahha,, maapkan daku, aku lupa caranya cemberut.” Canda Ara. “Bahagia bener kayanya, bagi-bagi napa.” Jawab Astri. Ratna yang melihat kedua temannya ada di meja langsung menghampiri “Keliatannya ada yang happy beud nih,” jelas Ratna ikutan senyum. “Kalian berdua ih, tau banget sih aku bahagia.” Kata Ara agak centil. “Gini yah Asmara yang udah jadi Nyonya Airlangga, anak TK aja tau kamu bahagia, muka lu tuh terang banget ngalahin lampu kantor ini tau ga.” Ceplos Astri yang membuat Ratna dan Ara terbahak. “Emank ya lu, juara tuh mulut.” Celetuk Ratna kepada Astri. “Tonight, me and my lovely husband go to Bali,” jelas Ara penuh semangat dan berhasil membuat Astri dan Ratna melongo. “Seriusan sis? Enak bener. Berapa lama?” Tanya Astri penasaran dengan wajah mupeng. “Ga lama kok sampe Senin aja, Cuma mau ngabisin weekend aja.” Jelas Ara kemudian. “Aseek banget yang mau honeymoon.” Giliran Ratna ngeledekin. “Short holiday ajah, ga mau aku bilang sebagai honeymoon,” tegas Ara menahan malu lalu duduk dan menyalakan komputernya untuk mulai kerja, “Kerja,,kerja,,biar tenang holiday” bergumam tapi masih di dengar Astri dan Ratna. Dan mereka berdua kompak menjawab “Gaya lu sista” ### Bali Setelah menempuh perjalanan dua jam dengan pesawat, Ara dan Dev tiba di Bali dengan rasa lelah, rasanya ingin cepat sampai di hotel dan merebahkan tubuhnya ke ranjang. Lumayan lama menunggu taksi bandara ke hotel dan setelah setelah 45 menit menunggu, Ara dan Dev meluncur ke hotel daerah Seminyak, Kuta Utara. Perjalanan dari bandara menuju 4Quarter Villa di daerah Canggu menempuh waktu sekitar 30menit. Ara dan Dev lapor ke resepsionis dan langsung ke kamar mereka. Awalnya Ara yang merasa lelah dengan perjalanannya saat sampai di hotel tersebut, Ara dibuat kagum dengan konsep yang digunakan oleh hotel itu. 4Quarter Villa mengusung tema industrialis lokasi tepatnya sekitar 300meter dari Pantai Berawa masih di daerah Kuta Utara sekitar 10 km dari area Seminyak Beach, dengan private pool vila yang disuguhkan dengan pemandangan pantai. Design kamarnya sendiri menggunakan wall art yang artistik dan trendi khas industrialis, kamar mandi menggunakn furniture yang terbuat dari kayu dengan dua shower, dua wastafel, konsep kamar mandinya sih seperti kamar mandi untuk pasangan, jadi semua peralatannya serba ada dua. Dalam villa tersebut, ada satu bedroom dengan ukuran king size, living room dengan interior masih dengan konsep industrialis, dining room dan private pool dengan kedalaman hingga 1 meter lebih. “Apa sudah puas mengaguminya Honey?” Tanya Dev mendekati Ara dan memeluknya dari belakang. Ara menoleh “yah,,it’s beautiful Babe, apa kamu yang siapkan semua ini?” tanya Ara kemudian yang membuat Dev memasang muka masam. “Jelas aku siapin ini buat kamu Sayang, memang nya aku bisa nyuruh orang buat nyiapin hadiah ke istriku tercinta.” Gerutu Dev yang membuat Ara gemas dan langsung memeluknya. “I’m so sorry Babe, aku masih ga percaya aja kamu beneran ngajak aku ke tempat seindah ini.” Jelas Ara yang dibuat manja. “Yuk kita mandi terus istirahat, biar besok kamu punya tenaga buat tempur.” Ajak Dev tapi membuat Ara bingung “Tempur?” Dev yang paham kebingungan Ara pun membisikkan kata-kata yang membuat Ara tercengang. Dev pun menggendong Ara ke kamar mandi. Mereka mandi bersama dan kemudian istirahat. ♥ “Dev, ayo bangun, kita jalan-jalan ke pantai.” Rengek Ara karena Dev semakin bergelung di selimutnya. “Dev,,come on, kenapa jauh-jauh ke Bali kalo cuma tiduran aja, ga jalan-jalan.” Protes Ara kemudian yang masih ditanggapi diam oleh Dev. Ara yang gemas pun menarik selimut Dev berniat membangunkan Dev lebih kencang lagi, namun belum sempet rencana itu terjadi, Dev sudah menarik Ara dalam pelukannya dan membuat Ara memekik kaget. Cup.. Cup.. Cup.. “Morning kiss” sahut Dev santai yang membuat Ara terkejut. “Lepas Babe, ayo cepet bangun sarapan,” perintah Ara yang tanpa sadar pergerakan Ara di atas Dev membuat ‘sesuatu’ pada tubuh Dev ikut meronta. Dev yang merasa ada yang ikut menegang semakin menggoda Ara yang kini ada diatasnya. “Hmmmm,,,,aku belum dapat jatahku pagi ini Honey,” sahut Dev serak khas bangun tidur dan hasrat yang mulai muncul. Ara yang merasa geli dengan hembusan nafas Dev semakin bergerak lincah tanpa disadari rok pendek yang digunakannya mulai terangkat membuat Dev meremas b****g Ara. “Astaga Dev, ini masih pagi, lepasin ga.” Geram Ara yang mulai kesal namun menahan geli. “Apa bedanya pagi dan malam Honey, kita cuma berdua disini, hmmm,,,lagipula pergerakanmu membuatnya bangun lebih awal.” Sahut Dev. Sontak Ara sadar apa yang dilakukannya, Ara menegang dan diam. Dev yang melihat pergerakan Ara melemah mulai membalik tubuh Ara dan menciumnya dalam dan lembut. Awalnya Ara menolak namun lama-lama sentuhan Dev meruntuhkan pertahanannya apalagi saat Dev mulai meremas p******a dimana titik sensitifnya berada. Entah sejak kapan Ara pun sudah dalam keadaan polos bahkan celana dalamnya hilang kemana, Dev yang melihat kondisi Ara demikian semakin membuatnya b*******h dan kembali mengulum p******a kanan kiri Ara dan jari-jarinya memainkan ‘milik’ Ara. Ssshhh,,,hhhhh,,,akhirnya desahan itu lolos dari mulut Ara, semakin membangkitkan gairah Dev “Ohh,,Honey, aku menyukai desahanmu Sayang, too sexy.” Kata Dev dengan suara yang penuh gairah. “Ready Honey?” Tanya Dev memposisikan ‘milik’ nya untuk segera menikmati kenikmatan duniawi. “Let’s do it Babe, I’m yours” Ara pun menimpali dengan desahan yang sudah membuatnya tak tahan untuk segera mencapai klimaks. Desahan lawan jenis itu pun terdengar hingga beberapa menit kemudian mereka berdua mencapai pelepasan bersama. Dev yang belum melepaskan penyatuan tersebut sibuk mengecup perut Ara yang entah kenapa Dev merasakan ada yang bergerak di dalam sana. “Babe hentikan, aku geli.” Sahut Ara menahan diri untuk tidak meliukkan tubuhnya. “Entahlah,,aku senang dengan perut kamu, seolah-olah ada yang ber—” belum selsai Dev berkata, Ara langsung duduk dan menahan mual dalam perut nya. “Awas Babe, aku mau ke toilet dulu,” langsung mendorong Dev tanpa babibu. Ara langsung memuntahkan cairan bening dan kepalanya merasa berdenyut. Dev yang kaget dengan apa yang Ara lakukan, memakai boxernya dan menyusul Ara ke kamar mandi. “Are you okay Honey?” Tanya Dev cemas melihat Ara semakin mual dan muntah. Ara hanya menggeleng. “Apa kita perlu ke RS?” ajak Dev kepada Ara yang mulai berhenti muntah, Ara pun menggeleng lagi. Dev meninggalkan Ara dan mengambil air minum untuk Ara, “minumlah Sayang, apa aku bikinin teh hangat ya,” Ara mengangguk. Tak berapa lama teh hangat sudah tersedia dan Dev meminta Ara meminumnya. Setelah melihat Ara mulai baikan, Dev pun mengajak Ara mandi dan mereka sarapan. Dan mood Ara yang semula ingin jalan-jalan melihat pantai, malah membuat Ara merasa lemas dan ingin kembali tidur. Dev pun mengikuti permintaan Ara karena tak ingin Ara kenapa-kenapa, mengingat mereka ada di Bali jauh dari tempat tinggal mereka. ♥ Sore hari Ara terbangun dan melihat Dev sedang berenang di private pool yang ada di dekat dining room. Ara membuatkan Dev kopi dan menunggunya di tepi kolam. Dev merasa ada seseorang yang memperhatikan dia menghentikan renangnya dan melihat Ara tersenyum. Dev pun naik ke permukaan dan memakai handuknya. “Feeling better?” Tanya Dev dengan mencium kening Ara. Ara mengangguk dan meminta jalan-jalan pada Dev, Dev pun menyetujui. Ara dan Dev menikmati sunset di pantai sambil sesekali menikmati para surfer yang menantang ombak. Dev yang tak melepaskan lengannya di pinggang Ara membuat Ara sempat jengah tapi Ara lelah untuk meminta Dev melepasnya karena sejak keluar dari villa tersebut Dev begitu posesif pada dirinya. Makan malam Ara dan Dev dihabiskan di salah satu restoran tepi pantai yang terkenal dengan suaasana romantisnya. Salah satunya adalah Envy. Ara yang benar-benar takjub dengan pemandangan yang disuguhkan di depannya – Sunset – tak melepas senyumnya yang membuat Dev gemas dan mengecup pipi Ara hingga pemiliknya mendelik kesal dan Dev hanya terkekeh. Keesokan harinya mereka memutuskan untuk berjalan ke Nusa Penida dan mendatangi Kelingking Beach, Broken Beach, dan Raja Ampatnya Bali yaitu Bukit Atuh. Kelingking Beach menyuguhkan pemandangan yang luar biasa dengan kontur pantai yang terjal dan tebing yang kokoh membuat pantai ini menjadi destinasi tersembunyi yang ada di Bali. Pasir putih yang indah, batu karang berwarna hijau, hitam, putih yang benar-benar memanjakan mata. Broken Beaach yang pasti memperlihatkan keunikan bentuk karangnya yang melingkar dan berwarna hijau dipenuhi oleh tanaman, laut yang biru agak kehijauan, dengan deburan ombak yang cukup besar semakin mempercantik pemandangan pantai ini. Batu Atuh, Raja Lima disebut sebagai Raja Ampatnya Bali karena adanya gugusan karang yang bisa dilihat dari kejauhan dan pasir putihnya yang lembut. Yang menarik adalah adanya mata air laut tapi rasanya tidak asin dan tidak pernah kering, keren banget kan? Setelah puas menikmati destinasi pantai, pagi hari sebelum pulang Ara dan Dev mampir ke toko oleh-oleh Erlangga yang cukup lengkap untuk membeli beberapa cenderamata untuk teman-teman kantor dan saudaranya. Dan tak lupa mereka juga mampir ke Pabrik Kata-Kata Joger sebelum memutuskan untuk ke bandara dengan penerbangan sore. “Ahhh,,rasanya ga pengen kembali Babe,” rengek Ara saat mereka ada di ruang tunggu menunggu penerbangan mereka sekitar satu jam lagi. Dev yang mendengarnya pun tersenyum dan mengelus rambut Ara, “Kita bisa kembali semau kamu Honey,” Ara pun menengok dan berbinar “Beneran bisa kaya gitu?” Tanya Ara memastikan dan Dev mengangguk. Ara yang bahagia langsung memeluk Dev tapi tiba-tiba rasa mual itu muncul kembali dan Ara melepaskan Dev cepat kemudian Ara berlari ke toilet. Dev yang bingung melihat tingkah Ara berusaha mengejar Ara dan saat melihat Ara masuk ke toilet, Dev sempet mengerutkan kening namun dia tak mau menduga hal yang belum pasti. ### Sekembalinya dari Ara dari Bali justru membuat kesehatan Ara drop, Dev yang cemas memutuskan membawa Ara ke rumah sakit. Ara sudah tidak bisa menolak lagi karena tubuhnya sendiri merasa lemas dan sejak pagi tidak ada satupun makanan yang bisa ditelan olehnya. Kini mereka sudah tiba di rumah sakit dan menunggu antrian untuk pemeriksaan. Setelah diperiksa oleh dokter umum, dokter tersebut menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter kandungan. Ara dan Dev yang mendengar itu hanya mengikuti anjuran dokter tanpa memikirkan hal yang lain, saat Dev registrasi ulang untuk periksa ke dokter kandungan, Ara baru tersadar akan sesuatu hal. Melihat ekspresi Ara, Dev pun semakin cemas dan mengelus pipi Ara untuk menenangkan Ara, “Ada apa Honey, kamu terlihat seperti memikirkan sesuatu?” Tanya Dev dengan menatap wajah Ara lekat. Ara menoleh pada Dev “Aku baru sadar sudah satu bulan lebih tidak haid Babe, apa mungkin aku –” belum sempet Ara melanjutkan perkataannya Ara mendengar “Nyonya Asmara Dewi” panggil suster untuk memasuki ruang periksa dokter. “Selamat Siang Dok,” Sapa Ara ramah pada dokter Regina SpoG. “Siang Nyonya Asmara,” balas dokter tak kalah ramah. Ara dan Dev menjelaskan keluhan yang dialami selama beberapa hari ini kepada dokter Regina. Melihat ekspresi dokter Regina yang santai, Dev mulai paham kenapa dokter sebelumnya meminta periksa lanjutan kemari. “Saya USG dulu ya untuk memastikan,” ujar dokter Regina yang dituruti oleh Ara meskipun Ara bingung. “Selamat ya bu, Anda hamil usia 7 minggu,” ucap dokter Regina sambil menunjukkan hasil USG nya. Ara yang kaget, haru, bahagia hanya bisa menitikkan air mata apalagi saat Ara melihat gambar hitam putih dan memiliki kantung di dalam gambar tersebut. Dev yang mengetahui berita itu juga ikut tersenyum bahagia. Dev menggenggam erat tangan Ara dan mencium keningnya yang membuat pandangan dokter Regina menghangat. Sebelum keluar dari ruang praktek dokter Regina memberikan pesan yang perlu dilakukan daan jangan dilakukan untuk ibu hamil dengan usia kehamilan yang masih rentan. Ara dan Dev yang mendengar hal itu hanya mengangguk. ♥ Di mobil Ara tak berhenti tersenyum dan mengelus perutnya yang masih rata. Dev yang melihat pemandangan itu ikut bahagia dan haru, hingga dering ponsel Dev membuyarkan kebahagiaan Dev saat ini. Melihat Ara sekilas kemudian Dev menolak panggilan tersebut. “Kenapa Babe? Kok ga diangkat?” Tanya Ara bingung. “Bukan apa-apa nomornya ga aku kenal.” Jawab Dev cuek menyembunyikan ekspresinya. ‘Kenapa lagi sekarang, ga mungkin aku mengecewakan kebahagiaan Ara dan anak yang selama ini aku harapkan adalah anakku dengan Ara, jadi apapun akan aku lakukan demi keluarga kecilku kali ini.’ Batin Dev geram saat tau Sinta yang menelpon. Ara yang melihat rahang Dev mengeras, menjulurkan tangannya dan membelai rahang tersebut, “Kenapa kamu terlihat begitu kesal Babe? Apa kamu ga suka jika aku hamil?” Tanya Ara sedikit serak menahan tangis. Dev yang saat ini menyetir sedikit panik melihat ekspresi istrinya yang sedih langsung menepikan mobilnya. “No, Honey, aku bahagia malah bahagia banget karena kamu hamil dan kehidupan keluarga kita akan semakin lengkap.” Jelas Dev menghilangkan salah paham diantara mereka. Ara menghembuskan nafasnya kasar, “Sudahlah mungkin aku terlalu sensitif, rasanya dalam pikiranku kamu tidak senang dengan kehamilanku ini.” Dev menggeleng kencang dan langsung mencium bibir Ara lembut. “Trust me okay, I’m happy too. Malah ku berharap anak kita bisa lahir sekarang,” goda Dev yang membuat Ara terkekeh sejenak melupakan masalah sebelumnya. Dev pun melanjutkn mobilnya kembali.   ‘Kini apalagi yang kau sembunyikan dariku Devio Surya Airlangga.’ Batin Ara sambil melirik Dev kemudian membuang pandangannya ke jendela. ###   Makin gemes ya,,barusan romantis dan bahagia kerikilnya dateng lagi. Next part ada kejadian apalagi nih??   Stay tune
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN