Kediaman Admaja, waktu semakin larut, hujan pun turun dengan derasnya. Suara kilat di langit malam, terdengar cukup keras. Yudi yang telah turun lebih dulu, seketika mengambil payung di bagasi mobil. Setelah membuka payung itu, Yudi membuka pintu samping penumpang di mana Pak Baron tengah duduk menunggu. "Silahkan, Pak," ucap Yudi sopan, seraya sigap memayungi Bos-nya. Pak Baron turun dengan wajah lesu, meskipun jarak antara pintu utama dengan garasi tempat ia berdiri sekarang. Terasa jarak itu seolah jauh, ia merasa belum siap untuk bertemu dengan istrinya, ia pun kini berdiri terpaku seraya menatap pintu utama. Sungguh ia belum siap bertemu Bu Silia, apalagi saat wanita dewasa itu menanyakan perihal keberadaan putri kecilnya, yang sama-sama ia sayangi dan khawatirkan. Yudi merasa h