“Tadi ada si Fadlan?” Icha menahan nafas sesaat. Namun sedetik kemudian, gadis itu berlagak biasa saja. Ia tak tahu saja kalau lelaki di sebelahnya sedang panik. Baru melihat kehadiran Fadlan sekilas tadi saja, ia sudah merasa terancam. “Kamu masih suka sama dia?” tanyanya yang jelas-jelas bahwa hatinya berontak. Tapi ia memang frontal. Bertanya terang-terangan meski tahu kalau akan sakit pada akhirnya. Tapi Icha tak pernah tahu, kalau Irfan hanya menanyakan dengan kata 'suka' bukan 'cinta' atau 'sayang'. Karena lelaki itu berharap, perasaan Icha pada lelaki itu hanya sebatas suka bukan lebih dari itu. Tapi kenyataan berkata lain! “Kamu ngapain bahas-bahas dia?” Icha pura-pura jengkel. Padahal gadis itu tidak nyaman. Ia selalu meng-hindari topik tentang Fadlan karena tak mau Irfan l