Kayaknya ada yang tak benar, batinnya. Sepulang dari Bandung bukannya segar kembali, ia malah merasa sebaliknya. Bebannya semakin berat. Ada satu hal yang sangat menguras pikirannya selama liburan. Beban yang tak terlihat. Kini ia sudah di kampus. Menikmati kuliah sang professor ditemani Ghina sedangkan Alya membolos dengan alasan capek. Mungkin karena mereka baru tiba semalam. Apalagi selama di Bandung, mereka terus berjalan. Mulai dari Trans Studio Bandung hingga ke daerah Dago. Kini pikiran Icha malah melayang-layang pada ponselnya yang tetap tenang. Karena masih tak ada pesan apapun dari Fadlan dan sialnya, itu semakin mengganggunya. Usai kuliah jam tiga sore, ia langsung pamit pada Ghina. Bilangnya sih ada urusan. Lantas dengan menurunkan sedikit gengsi, ia memberanikan diri masuk k