Mas Ali melajukan mobil. Hening tercipta diantara kami. "Bisa-bisanya kamu menangisi lelaki lain saat ada suamimu," mas Ali berkata dengan wajah dingin. "Niatnya aku mau ajak kamu liat gaun, tapi karena kamu sedang kacau jadi besok saja." Aku tidak menjawab. Mas Ali menoleh. "Berhenti menangis, Fit! Kamu ingin Kak Amel berpikir yang aneh-aneh tentang kita?!" Aku menyeka air mata. Mas Ali menyentak napas sambil menatapku sinis. Padahal semalam ia begitu lembut. "Sini Hapemu!" "Buat apa?" "Sini HP-mu!" Katanya lagi. Aku merogoh tas lalu memberikannya. Mas Ali segera melemparnya keluar. Aku menatapnya kesal. Lalu mengguncang-guncang tangannya supaya berhenti. "Apa maksudmu, Mas! Berhenti, Mas! Berhenti!" "Kamu ingin kita kecelakaan?!" Aku kembali bersandar ke kursiku, menyentak na