12

1025 Kata

Dalam perjalanan pulang sampai tiba di kamar bersiap tidur, Mas Ali terus mengunci mulutnya. Sementara Kak Amel terdengar sedang bercakap-cakap di ruang tamu. Sesekali terdengar suara Mas Andre menimpali. Hening. Mas Ali terus membisu. Rasanya tidak nyaman sekali. "Mau kubuatkan teh?"Akhirnya aku bertanya. Yaa daripada suasana kaku begini. Mas Ali menoleh, menatapku dengan wajah dingin. "Tidak usah sok perhatian." Aku mengembuskan napas. Padahal, tadi dia yang sok perhatian. Pakai acara mencium segala. Yaa tentu saja aku tahu itu karena ada Pak Danu. Tapi pas naik gajah tadi, saat ia memandang dengan lembut, apa juga agar dilihat Pak Danu? Jelas-jelas Pak Danu sudah tak terlihat dalam pandangan kami. "Ya, udah kalau gak mau." Aku merebah dan menarik selimut. Mas Ali ikut merebah. Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN