Walau sudah mencarinya ke mana-mana sampai kamar menjadi berantakan, benda yang dimaksud Mas Ali tak juga kutemukan. Harus ketemu! Harus! Aku kembali mencari. Meraba-raba dinding, mendongak ke atas, melihat satu demi satu bingkai foto di meja rias, bahkan bantal, juga seprai turut kuobrak-abrik. Ya siapa tahu, ada, kaan? Walau sepertinya tidak mungkin CCTV diletakkan di bantal atau selimut. Duuh, Mas, kamu meletakkannya di mana, sih. "Kamu ngapain?" tanya Mas Ali sambil melangkah masuk. "Di mana CCTV-nya, Mas? Jangan-jangan pas aku ganti baju terekam juga." Aku beralasan. Pokoknya benda itu harus ada di tanganku. Mas Ali tak boleh sampai tahu yang kulakukan padanya tadi. "Yakin itu alasannya? Awas kalau gambar yang aneh-aneh lalu kamu foto!" Aku mengangguk cepat. "Gak aneh kok, Maas.