“Nak, Papah pasti akan mengabulkan permintaanmu. Tapi, Abil turun dulu dari situ ya.” Wira merasa terenyuh melihat anaknya yang sudah nekat hendak mencelakai dirinya. Wira berjalan perlahan demi perlahan untuk mendekati putranya yang meraung-raung itu. Dengan sekejap, akhirnya Wira dapat menangkap tubuh anaknya ke dalam dekapannya. Seorang presiden direktur yang kuat, gagah, dan pemberani itu akhirnya bisa merasakan pilu dan luluh atas kemauan anaknya. Dia tidak peduli dengan pekerjaan yang dia kerjakan sampai gagal, tetapi dia tak akan membiarkan anak itu merasa gagal untuk mendapatkan kebahagiaannya. Marina pun memeluk putra dan cucunya itu. Wira adalah anak bungsunya yang begitu patuh dengannya dibanding kakaknya. Maka dari itu, Marina tidak segan untuk membahagiakan keduanya. “Maa