Dia Bukan Milikmu, Aku, atau Siapapun!

3152 Kata
Hari itu, semua berjalan dengan baik dan kembali membaik semuanya. Dan malam ini, merupakan penobatan Lisa sebagai istri sekaligus Ratu dari Drago. Sejak sore, Lisa sudah dibawa ke ruangan Khusus untuk didandani. Setelah, semua proses dan tahap peremajaan tibalah saatnya bagi Lisa untuk mengenakan pakaian. Lisa dipasangkan, gaun yang sangat cantik berwarna biru bertabur mutiara dan juga baru safir biru. Rambutnya dihias sedemikian rupa sehingga tampak sangat cantik. Dengan, hiasan bunga melati yang ditata rapi di bagian rambutnya. Saat ini, Lisa terlihat bagaikan seorang bidadari yang turun dari kayangan. Setelah, Lisa selesai dihiasi secara tiba-tiba Drago masuk ke dalam ruangan. Seakan, sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Ratunya. Dan setelah, dia masuk dan bertemu dengan Lisa yang menyambutnya dengan senyuman. Seketika, dia terpukau dengan kecantikan yang dimiliki oleh Lisa. Lisa bertanya, “Ada apa? Kenapa kamu terdiam?” Dengan, wajah yang tampaknya kebingungan dengan kelakuan Drago. Lisa menaikkan kedua alisnya lalu mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu begitu. Apa aku tampak jelek?” kata Lisa. Drago menjawab, “Tidak. Tapi kamu terlihat sangat cantik.” Mendengar pujian yang secara langsung diutara oleh Drago. Membuat, Lisa menjadi tersipu malu dan menutupi wajahnya yang memerah. Drago menatap wajah Lisa sangat lama. Seakan, dia ingin mengatakan bahwa dia sangat beruntung mendapatkannya. Secara perlahan, dia mendekati Lisa yang berdiri di depan sebuah cermin raksasa. Semua pelayan pun meninggalkan mereka berdua. Dia membelai bagian belakang tubuh Lisa yang terbuka. Karena, gaun yang dikenakannya memang memperlihatkan punggungnya yang tampak indah. “Kamu sangat cantik,” kata Drago. “Bahkan kamu makhluk yang paling cantik di dunia ini.” “Kamu bisa saja,” jawab Lisa. Senyuman kebahagiaan mengembang dari bibir keduanya. Tampak sekali, kegembiraan menyelimuti mereka berdua. Kemudian, Drago mengeluarkan sebuah kotak kayu dari saku bajunya. Setelah kotak tersebut terbuka, Lisa tampak terkejut melihat sebuah kalung yang sangat indah di dalamnya. Drago memasangkan kalung indah tersebut pada leher jenjang Lisa yang indah. Kemudian, Drago mencium kening Lisa dengan penuh kasih sayang. Lisa yang menerima perlakuan yang spesial itu hanya mampu tersenyum bahagia. Bahkan, tampak mata Lisa berkaca-kaca karena terharu dengan apa yang didapatnya. “Kamu tahu Permata ini terbuat dari apa?” tanya Drago pada Lisa. “Tidak,” jawab Lisa singkat. “Permata ini terbuat dari campuran darahku dan juga mata air pertama yang ada di puncak Maitara,” kata Drago. “Campuran dua bahan tersebut dibekukan selama 1000 tahun.” Lisa yang mendengar penuturan Drago hanya terdiam tak bergeming. Bahkan, Lisa tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia hanya memandangi kalung tersebut. Lalu, tangan Drago yang tampak kokoh memeluk pinggang Lisa yang ramping. Lisa memandang Drago dengan senyuman yang tiada henti. Setelah itu, mereka berdua berjalan menuju taman halaman istana. Di sana, semua orang sudah menantikan kedatangan mereka. Di saat, mereka mulai menginjak karpet merah untuk menuju singgasana yang telah disediakan. Puluhan makhluk kecil, yang tampak seperti Rose beterbangan di atas mereka dengan menaburkan kelopak bunga mawar. “Tuan dan Nona akan menaiki singgasana!” kata Alen di hadapan semua orang yang datang. Semua yang hadir di sana sangat beragam. Tampaknya, semua Klan yang ada di Teretoris Selatan ikut hadir. Bahkan, terlihat juga masing-masing Pemimpin Klan dari semua Teretoris turut hadir. Semua mata, tertuju kepada Lisa sebagai Ratu untuk Teretoris Selatan. Dengan begitu, Lisa terlihat gugup karena dia belum pernah menjadi pusat perhatian di tengah kerumunan yang seramai ini. Hulli Zhing dan Arya yang berada di depan dan mendapatkan tempat spesial. Seakan, terharu melihat anak mereka yang sedang berada di atas singgasana tertinggi. Hulli Zhing sampai, meneteskan air mata saat melihat Lisa memasuki taman pertama kali. Begitu juga, dengan Arya yang terpukau dengan kecantikan yang dimiliki putri semata wayangnya. “Kepada semua Tuan-tuan dan juga Nona-nona dipersilahkan untuk duduk kembali,” Kata Alen. Selaku pengatur berjalannya acara penobatan tersebut. Agar lancar, tanpa ada gangguan dari pihak luar. Semua, yang hadir pun kembali duduk dengan rapi. Namun, ternyata ada seorang lelaki yang juga memiliki wajah dan juga perawakan yang tidak kalah tampan dengan Drago. Sejak tadi, memperhatikan Lisa dengan tatapan yang aneh. Lelaki tersebut, memiliki rambut yang putih seperti di beri pewarna, wajahnya yang berbentuk oval, bibirnya berwarna merah, sorot matanya juga tajam dan mematikan. Pada saat, pemasangan mahkota untuk Lisa yang dilakukan langsung oleh Drago. Harus tertunda dan kacau karena datangnya tamu yang tak diundang. Mereka merupakan, Klan Harimau yang sudah lama ingin merebut Maitara dari Drago. Keributan tidak dapat dihindarkan ketika salah satu dari mereka ingin menyerang Arya. Dengan cepat Drago menghalanginya melindungi Arya dengan kekuatannya secara langsung. “Apa mau kalian datang kemari dan berbuat keributan?” kata Drago. “Bukannya kita sudah tidak punya urusan lagi.” “Kami merasa tersinggung! Karena kalian tidak berniat mengundang kami!” jawab seorang Pria yang tampak berperawakan besar. “Kami tidak harus mengundang yang tidak seharusnya hadir,” kata Drago. “Sombong sekali kamu!” jawab lelaki tersebut. Tiba-tiba, dari arah samping Lisa yang sedang berdiri. Datanglah, seekor Harimau yang akan menerkam Lisa dengan kekuatannya. Namun ternyata, lelaki yang berambut Putih dengan cepat menangkap leher Harimau tersebut. Hanya dengan, menggunakan sekali tendangan Harimau tersebut terjatuh dan tampak sangat tersiksa. Kejadian yang terjadi sangat cepat tersebut membuat semua yang ada di sana terdiam. Begitu juga dengan Drago, yang terdiam saat melihat bahwa ada lelaki lain yang melindungi Lisa selain dirinya. Lelaki berambut putih tersebut tersenyum ke arah Lisa. “Kamu tidak apa-apa?” dia bertanya kepada Lisa. “A-ah tidak. Saya baik-baik saja,” jawab Lisa. “Baiklah kalau begitu,” katanya lagi. “Terima kasih Tuan,” jawab Lisa. Lelaki tersebut hanya tersenyum dan kembali meninggalkan Lisa di atas singgasana. Lalu, Drago menghampiri Lisa dengan wajah panik. Tatapan matanya, tertuju kepada lelaki berambut putih. “Alen! Bereskan semua penyusup yang ada!” kata Drago. Dia tampaknya tidak menyukai ada lelaki lain yang tersenyum kepada Lisa dengan ramah. Bahkan, saat itu juga Drago membawa Lisa pergi meninggalkan taman. Dia membawa Lisa kembali ke kamar mereka. Acara menjadi kacau! Alen dan semua prajurit membereskan penyusup yang ada. Sedangkan, para tamu kembali pulang dan acara ditunda hingga situasi kembali tenang. “Alen!” kata Pria berambut putih. “Saya Tuan Nagari,” jawab Alen. “Tolong sampaikan hadiah dari saya untuk Drago dan istrinya,” kata Nagari. “Baik Tuan,” jawab Alen dengan sopan. Setelah, menyerahkan kotak berwarna putih tersebut Nagari meninggalkan Maitara. Alen, memandang kepergian Nagari dengan tatapan yang menyiratkan kesedihan. Bahkan, Alen hampir meneteskan air mata. Setelah, memastikan Lisa benar-benar aman Drago memutuskan untuk kembali menemui Alen. Sedangkan, Lisa di kamar hanya duduk termenung. Tiba-tiba, Rose masuk melalui jalan masuknya. “Hai Nona Lisa,” kata Rose. Lisa melihat ke sumber suara yang ternyata itu Rose. “Hai Rose,” jawab Lisa. Rose mendekat dan hinggap tepat di samping Lisa yang sedang duduk di atas tempat tidur. Tatapannya, tertuju kepada Lisa yang tampak bersedih. Sedangkan, Lisa terdiam dan pandangannya kosong. Rose, menarik-narik baju Lisa dengan tangannya yang kecil dan sangat lucu. “Ada apa Nona?” tanya Rose. “Aku sedih semuanya gagal,” jawab Lisa, “bahkan terjadi kekacauan dan aku merasa semuanya karena aku.” “Nona itu semua bukan karena Nona, Klan Harimau memang sudah lama melakukan pemberontakan terhadap Maitara! Bahkan, mereka pernah berusaha menculik Nona Alen untuk dijadikan sandaran agar Tuan menyerah,” jelas Rose. “Memangnya kenapa mereka melakukan itu?” tanya Lisa. “Mereka ingin menjatuhkan Tuan Drago dan ingin menguasai Anjani,” jelas Rose selanjutnya. Rose terbang menuju sebuah lemari yang ada di kamar tersebut. Dia memberikan, kode kepada Lisa untuk mengikutinya. Lisa pun, bangkit dari duduknya dan menuju tempat Rose berada. Kemudian, Rose menekan bagian tegah ukiran lemari tersebut. Selanjutnya, lemari itu bergeser dan muncullah sebuah pintu rahasia. Tampaknya, Lisa terkejut melihat ada ruang rahasia di kamar ini. Rose kemudian, terbang ke arah pintu dan menggerakkan beberapa ukiran pintu dengan membentuk sebuah kode rahasia. Tiba-tiba, saja pintu terbuka dan dari dalam menyerbak aroma yang wangi. Lalu, mereka berdua memasuki ruangan tersebut. Dan ternyata, itu merupakan ruangan yang sangat indah di bagian dindingnya seperti terbuat dari permata berwarna biru. Bagian langit-langit, tampak tembus pandang dengan pemandangan langit lepas terdapat beberapa lemari yang tersusun rapi dan di isi dengan topes-topes kecil yang berisi serbuk warna-warni. Mereka berjalan lebih dalam lagi dan menemukan tumbuhan berwarna-warni yang belum pernah dilihatnya di dunia. Lisa melihat lantai dan dia terkejut karena dia tampak seperti sedang berjalan di atas air. Lantai ruangan ini, semuanya berwarna biru dan berombak seperti air. Bahkan, Lisa dapat melihat seekor lumba-lumba yang sedang berenang di bawah kakinya. “Rose kita sekarang di mana?” tanya Lisa. Rose hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan dari Lisa dia terus terbang menyusuri ruangan tersebut. Lisa terpaksa mengikuti Rose yang terus terbang tanpa banyak bicara. Di bagian depan, tampak seperti cahaya putih yang menyilaukan. Tampaknya, Rose gembira karena sudah melihat cahaya tersebut. Mereka memasuki cahaya tersebut. Tiba-tiba, mereka tiba pada sebuah pulau yang sangat indah. “Nona, kita sudah sampai,” kata Rose. Tampaknya, Lisa masih terpukau dengan apa yang baru saja di lihatnya. Pantai sebar biru dengan Air yang bening biru, pasir yang berwarna biru, pohon-pohon kelapa, dan cemara yang berwarna biru, serta hewan-hewan yang berwarna biru pula. “Rose, apa ini nyata?” tanya Lisa. “Ini semua nyata Nona,” jawab Rose, “tempat ini merupakan, tempat yang paling disenangi Tuan Drago jika sedang ingin menyendiri.” “Ini seperti semua tampak seakan berada di negeri dongeng,” kata Lisa.” “Mungkin bagi manusia ini tampak mustahil Nona,” jawab Rose, “tapi jika di dunia kami ini sudah biasa.” Lisa merunduk dan mengambil pasir yang berwarna biru. Kemudian, dia memainkannya seperti anak kecil pertama kali di bawa ke pantai. Tampaknya, Lisa kegirangan dengan semua yang dilihatnya saat ini. Dia dan Rose bermain air pantai yang terasa menyegarkan dan tidak asin namun rasanya seperti air mineral biasa. Sedangkan, Drago saat ini menemui Alen untuk membicarakan sesuatu. Dia mencari Alen ke kamarnya tapi Alen tidak ada. Lalu, Drago mencarinya ke air terjun dan benar saja dia berada di sana. Tampaknya, Alen sedang memikirkan sesuatu wajahnya tampak murung. Dia menatap air terjun tersebut dengan penuh arti. “Alen!” kata Drago. Sontak saja Alen terkejut mendengar Tuannya memanggil. Dia menoleh ke belakang dan melihat Drago sudah berdiri tepat di belakangnya. “Tuan, maaf saya tidak pamit kepada Anda terlebih dahulu,” Alen berkata lirih. “Tidak apa-apa saya sudah tahu kamu pasti ada di sini,” kata Drago, “apa yang dikatakan Nagari kepadamu? Sehingga kamu bersedih begini.” “Maaf Tuan Drago, saya tidak bermaksud menyinggung Tuan,” jawab Alen, “Tuan Nagari, tidak mengatakan apa-apa beliau hanya memberikan hadiah untuk Tuan Blue dan juga Nona Lisa.” Kemudian, Alen menyerahkan kotak yang diberikan oleh Nagari padanya. Drago membuka kotak tersebut. Dan ternyata, isinya adalah sebongkah berlian dengan tetesan berwarna putih di dalamnya. Drago tersenyum melihatnya tapi Alen tampak terkejut melihat senyuman dari Drago. Seakan semua itu, sangat mustahil terjadi. Kemudian, Drago kembali menutup kotaknya dan menyimpannya. “Alen, saya menemui kamu kesini untuk memberi tahu sesuatu,” kata Drago. Kembali dengan wajah dinginnya yang tegas dan berwibawa. “Iya Tuan,” jawab Alen dengan lirih. “Saya ingin melakukan perjalanan ke dunia manusia untuk melihat keadaan di sana,” kata Drago, “tapi saya tidak ingin Rosa tahu tentang ini.” “Kenapa Tuan tidak ingin dia tahu?” tanya Alen. “Aku tidak ingin mencelakai Rose dan juga kamu,” kata Drago, “kalian berdua sudah lebih dari sekedar abdi bagiku. Tapi, kalian adalah keluarga untukku.” Untuk pertama kali Alen, mendengar ungkapan ini dari seorang Drago. Penguasa terkuat dari Klan Pertama di bagian Teretoris Selatan. Alen terharu mendengar ungkapan dari Drago. Dia tidak dapat menahan air matanya yang jatuh begitu saja. Drago yang menyadarinya menoleh ke arah Alen. “Kenapa kamu menangis?” tanya Drago. “Ampuni saya Tuan, saya hanya merasa terharu ketika Raja saya mengatakan bahwa saya keluarga baginya,” kata Alen tersedu-sedu, “Saya merasa terhormat Tuan Drago.” “Kamu ini ada-ada saja Alen,” kata Drago. Mereka berdua tertawa riang setelah semuanya dapat diungkapkan. Kemudian, Drago kembali ke Anjani untuk menemui Lisa, Hulli Zhing, dan juga Arya. Sedangkan, Alen melanjutkan kembali menatap air terjun. Tampaknya, Alen mengingat kembali saat dia, Drago, dan juga Piga suka bermain bersama di Nirawana bersama dengan titisan dewa lainnya. Nagari dan Drago sebenarnya bersaudara kandung. Dulunya, mereka berdua sangat akrab dan tidak dapat dipisahkan. Namun, karena terjadi perpecahan pada Nirawana yang mana menjadikan Nirawana terbagi menjadi 2 bagian. Nirawana pertama, dipimpin oleh sang Ayah dengan semua penghuni yang berasal dari Naga Putih. Sedangkan, Nirawana kedua dipimpin oleh sang Ibu yang mewakili Naga Biru. Sedangkan, Alen yang saat itu sedang bersama Drago langsung diikut sertakan dalam Klan Drago. Meskipun, dia lebih berpihak kepada Nagari dan juga Raja Naga. Tetapi, dia menerima kesepakatan itu dan mengikuti Drago hingga saat ini. Lisa tampaknya, sangat riang bermain air pantai bersama dengan Rose. Bahkan, dia tampaknya lupa dengan yang tadi sedang dipikirkannya. Saat ini, dia terlihat bahagia dan selalu tersenyum. Tidak lama, Drago dan datang dan tersenyum melihat Lisa yang tidak menyadari kudatangnya. Drago, duduk di bawah sebatang pohon kelapa. Lalu, dia mengeluarkan kotak yang tadi diberikan oleh Alen. “Akhirnya, kamu berhasil saudaraku,” kata Drago. Dia memperhatikan permata pemberian oleh Nagari. Permata itu tampak sangat indah dan langka. Di saat, dia sedang melihat permata tersebut Lisa datang bersama dengan Rose menghampirinya. Lisa tampaknya, penasaran dengan benda yang ada dalam genggaman Drago. Lisa, mendekat lalu duduk di samping Drago. “Itu apa Drago?” tanya Lisa. “Hadiah kecil yang diberikan Nagari untuk kamu,” jawab Drago. “Siapa itu Nagari,” tanya Lisa lagi. “Dia Adikku yang menguasai Teretoris bagian Utara,” jawab Drago. Lisa kemudian, menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia mengerti. Lalu, Rose berpamitan untuk kembali lebih dulu dia tidak ingin mengganggu majikannya. Sekarang, Lisa memandang lurus ke depan menatap pemandangan yang membiru di hadapannya. Sedangkan, Drago malah tampak lebih tertarik melihat Lisa yang terlihat lebih cantik. Karena saat ini, Lisa hanya menggunakan bikini yang minim. Tentu saja, hal itu menunjukkan keindahan yang selalu disembunyikan oleh Lisa selama ini. Tatapan, Drago tidak berpaling sedikit pun dari Lisa yang tidak menyadarinya. Kemudian, Drago mendekatkan duduknya agar bisa lebih dekat dengan istrinya tersebut. “Kamu cantik,” kata Drago. Lisa menoleh ke arahnya dan menatapnya tajam. “Jangan macam-macam!” ancam Lisa. “Memangnya kenapa? Apa ada yang melarang,” jawab Drago. “Ini alam terbuka Drago,” kata Lisa. “Mungkin akan lebih menyenangkan,” kata Drago. Setelah, percakapan singkat itu berlangsung. Terjadilah, sebuah penyatuan rasa cinta yang dipenuhi dengan gelora membara. Di bawah, batang kelapa berwarna biru dengan beralaskan pasir biru yang indah. Tumpahlah, hasrat yang selalu ada saat mereka bersama. Butiran pasir melekat pada indahnya jasad yang sedang dimabuk asmara. Kedua insan tersebut menikmati sentakan demi sentakan. Laksana, surga di depan mata keduanya terbuai dalam nikmat. Tiada, yang mampu menghalangi cinta ini. Jika, keduanya saling memilih. Setelah, semuanya selesai Lisa terbaring lemah tak berdaya. Drago mencium keningnya dan membelai rambutnya yang basah akan keringat. Lalu, dengan gagah Drago menggendong tubuh Lisa dengan lembut. Membawanya, ke air dan mengajaknya untuk berenang bersama. “Terima kasih Lisa,” kata Drago. Dengan, menggenggam tangannya dan menciumnya. Lisa hanya membalasnya dengan senyuman indah. Setelah, merasa cukup lama di dalam air Lisa mengajak Drago untuk kembali. Tentu saja, Drago menyetujuinya dan mereka pun kembali ke Anjani. Setelah, tiba di kamar Lisa bergegas membersihkan tubuh ke kamar mandi. “Aku akan keluar sebentar,” kata Drago. “Baiklah,” jawab Lisa. Lisa menuju kamar mandi dan menghidupkan lilin yang akan mengeluarkan aroma terapi. Lalu, dia berjalan menuju tempat berendam air hangat alami yang ada di sana. Lisa, memasuki tempat tersebut dan memejamkan matanya. Dengan, bantuan aroma dari lilin itu Lisa tampaknya mulai merasa nyaman. Wajahnya yang cantik dan sangat bersih tanpa kurang sedikit pun. Terlihat, bertambah cantik ketika dia sedang diam dan memejamkan mata seperti saat ini. “Brakk!” ada suara di luar. Lisa terkejut, dan langsung membuka matanya karena mendengar ada suara benda jatuh di kamarnya. Tapi, dia kembali mencoba menutup matanya karena sudah tidak terdengar apa-apa. Namun, secara tiba-tiba hal mengejutkan pun terjadi. Tampak, seorang Pria dengan perawakan tinggi besar dengan otot yang besar berdiri di hadapan Lisa. “Bolehkah aku mencicipinya terlebih dulu,” kata Pria tersebut. Sontak Lisa terkejut mendengar suara orang di dekatnya. “Aaaaaa!!!!!” teriak Lisa. Tapi sayangnya, Pria tersebut menghantamnya dengan kekuatan gaib yang membuat Lisa tidak sadarkan diri. Lalu, Pria tersebut mengangkat tubuh Lisa dari tempat berendamnya. Kemudian, meletakkan tubuh Lisa pada lantai kamar mandi yang sangat luat tersebut. Tampaknya, pria itu berniat tidak baik pada Lisa. Ketika, dia kan menyentuh Lisa yang tidak sadarkan diri. Drago datang dan langsung menghantam tubuh Pria tersebut dengan kekuatannya. Terlihat jelas, emosi yang membara di mata Drago karena saat ini Matanya berubah menjadi hitam pekat. Baru saja Pria tersebut akan bangkit Drago sudah menyerangnya lagi tanpa ampun. Hingga pada akhirnya, dia menghembuskan nyawanya tanpa sempat memberikan perlawanan kepada Drago. “Maafkan aku,” kata Drago, “Harusnya aku tahu bahwa ada penyusup di kamar ini.” Wajahnya tampak begitu menyesal. Drago membawa tubuh Lisa ke atas tempat tidur dan menyelimutinya. Lalu, dia memberi tanda kepada Alen dan juga Rose agar menemuinya dengan membawa Prajurit dan juga Pelayan. Setelah, mereka semua tiba Alen langsung mengurus semuanya. “Ampun Tuan, Pria itu berasal dari Klan Harimau,” kata Alen sambil membungkukkan tubuhnya. “Saya sudah mengetahuinya karena sejak saya menyusul Lisa tadi saya sudah mencium aromanya!” jawab Drago. “Apa saya perlu memberikan pelajaran kepada mereka Tuan?” tanya Alen. “Lakukan yang terbaik Alen!” kata Drago. Tampak kemarahan sudah menguasainya. Jika, sudah begitu dia tidak akan pernah memberikan ampun kepada siapa pun yang memulainya. Dan Alen, sudah sangat paham dengan sifat Tuannya tersebut. Maka dari itu, Alen langsung bergegas keluar dan menyuruh Prajurit mengirimkan jasad Pria tersebut kepada Raja mereka. Sedangkan Drago tampak cemas karena Lisa belum sadarkan diri. Rose berubah pada wujud manusianya dengan tubuh wanita muda yang cantik dengan rambut yang panjang. “Tuan Anda jangan khawatir Nona hanya pingsan biasa,” kata Rose. “Apakah dia mengalami sesuatu?” tanya Drago. “Tidak Tuan, beliau hanya syok,” kata Rose. “Terima kasih Rose,” ujar Drago. Rose tersenyum lalu dia kembali memberikan wewangian kepada Lisa yang masih belum sadar. Tidak lama, Lisa pun sadar dan dia tampak bingung. “Kamu sudah sadar?” kata Drago. “Drago, aku ada di mana?” tanya Lisa. “Kamu ada di kamar,” jawab Drago,” tadi kamu mengalami pingsan.” Lisa tampaknya kembali mengingat kejadian yang di alaminya beberapa saat yang lalu. “A-aa ta-di yang ....” kata Lisa tebata-bata. “Kamu tidak perlu khawatir orang itu sudah di bereskan,” jawab Drago. “Tapi tadi dia melihat aku ....” kembali Lisa tidak dapat menyelesaikan kalimatnya. “Dia sekarang sudah mati!” kata Drago. Tampaknya, amarah Drago kan memuncak jika mengingat kejadian tadi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN