Hari itu, semua berjalan dengan baik dan kembali membaik semuanya. Dan malam ini, merupakan penobatan Lisa sebagai istri sekaligus Ratu dari Drago. Sejak sore, Lisa sudah dibawa ke ruangan Khusus untuk didandani. Setelah, semua proses dan tahap peremajaan tibalah saatnya bagi Lisa untuk mengenakan pakaian.
Lisa
dipasangkan, gaun yang sangat cantik berwarna biru bertabur mutiara dan juga
baru safir biru. Rambutnya dihias sedemikian rupa sehingga tampak sangat
cantik. Dengan, hiasan bunga melati yang ditata rapi di bagian rambutnya. Saat
ini, Lisa terlihat bagaikan seorang bidadari yang turun dari kayangan.
Setelah,
Lisa selesai dihiasi secara tiba-tiba Drago masuk ke dalam ruangan. Seakan,
sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Ratunya. Dan setelah, dia masuk dan
bertemu dengan Lisa yang menyambutnya dengan senyuman. Seketika, dia terpukau
dengan kecantikan yang dimiliki oleh Lisa.
Lisa
bertanya, “Ada apa? Kenapa kamu terdiam?”
Dengan,
wajah yang tampaknya kebingungan dengan kelakuan Drago. Lisa menaikkan kedua
alisnya lalu mengerutkan keningnya.
“Kenapa
kamu begitu. Apa aku tampak jelek?” kata Lisa.
Drago
menjawab, “Tidak. Tapi kamu terlihat sangat cantik.”
Mendengar
pujian yang secara langsung diutara oleh Drago. Membuat, Lisa menjadi tersipu
malu dan menutupi wajahnya yang memerah.
Drago
menatap wajah Lisa sangat lama. Seakan, dia ingin mengatakan bahwa dia sangat
beruntung mendapatkannya. Secara perlahan, dia mendekati Lisa yang berdiri di
depan sebuah cermin raksasa. Semua pelayan pun meninggalkan mereka berdua. Dia
membelai bagian belakang tubuh Lisa yang terbuka. Karena, gaun yang
dikenakannya memang memperlihatkan punggungnya yang tampak indah.
“Kamu
sangat cantik,” kata Drago. “Bahkan kamu makhluk yang paling cantik di dunia
ini.”
“Kamu
bisa saja,” jawab Lisa.
Senyuman
kebahagiaan mengembang dari bibir keduanya. Tampak sekali, kegembiraan
menyelimuti mereka berdua. Kemudian, Drago mengeluarkan sebuah kotak kayu dari
saku bajunya. Setelah kotak tersebut terbuka, Lisa tampak terkejut melihat sebuah
kalung yang sangat indah di dalamnya.
Drago
memasangkan kalung indah tersebut pada leher jenjang Lisa yang indah. Kemudian,
Drago mencium kening Lisa dengan penuh kasih sayang. Lisa yang menerima
perlakuan yang spesial itu hanya mampu tersenyum bahagia. Bahkan, tampak mata
Lisa berkaca-kaca karena terharu dengan apa yang didapatnya.
“Kamu
tahu Permata ini terbuat dari apa?” tanya Drago pada Lisa.
“Tidak,”
jawab Lisa singkat.
“Permata
ini terbuat dari campuran darahku dan juga mata air pertama yang ada di puncak
Maitara,” kata Drago. “Campuran dua bahan tersebut dibekukan selama 1000
tahun.”
Lisa
yang mendengar penuturan Drago hanya terdiam tak bergeming. Bahkan, Lisa tidak
mengeluarkan sepatah kata pun. Dia hanya memandangi kalung tersebut. Lalu,
tangan Drago yang tampak kokoh memeluk pinggang Lisa yang ramping. Lisa
memandang Drago dengan senyuman yang tiada henti.
Setelah
itu, mereka berdua berjalan menuju taman halaman istana. Di sana, semua orang
sudah menantikan kedatangan mereka. Di saat, mereka mulai menginjak karpet
merah untuk menuju singgasana yang telah disediakan. Puluhan makhluk kecil,
yang tampak seperti Rose beterbangan di atas mereka dengan menaburkan kelopak
bunga mawar.
“Tuan
dan Nona akan menaiki singgasana!” kata Alen di hadapan semua orang yang
datang.
Semua
yang hadir di sana sangat beragam. Tampaknya, semua Klan yang ada di Teretoris
Selatan ikut hadir. Bahkan, terlihat juga masing-masing Pemimpin Klan dari
semua Teretoris turut hadir. Semua mata, tertuju kepada Lisa sebagai Ratu untuk
Teretoris Selatan. Dengan begitu, Lisa terlihat gugup karena dia belum pernah
menjadi pusat perhatian di tengah kerumunan yang seramai ini.
Hulli
Zhing dan Arya yang berada di depan dan mendapatkan tempat spesial. Seakan,
terharu melihat anak mereka yang sedang berada di atas singgasana tertinggi. Hulli
Zhing sampai, meneteskan air mata saat melihat Lisa memasuki taman pertama
kali. Begitu juga, dengan Arya yang terpukau dengan kecantikan yang dimiliki
putri semata wayangnya.
“Kepada
semua Tuan-tuan dan juga Nona-nona dipersilahkan untuk duduk kembali,” Kata
Alen.
Selaku
pengatur berjalannya acara penobatan tersebut. Agar lancar, tanpa ada gangguan
dari pihak luar.
Semua,
yang hadir pun kembali duduk dengan rapi. Namun, ternyata ada seorang lelaki
yang juga memiliki wajah dan juga perawakan yang tidak kalah tampan dengan
Drago. Sejak tadi, memperhatikan Lisa dengan tatapan yang aneh. Lelaki
tersebut, memiliki rambut yang putih seperti di beri pewarna, wajahnya yang
berbentuk oval, bibirnya berwarna merah, sorot matanya juga tajam dan
mematikan.
Pada
saat, pemasangan mahkota untuk Lisa yang dilakukan langsung oleh Drago. Harus
tertunda dan kacau karena datangnya tamu yang tak diundang. Mereka merupakan,
Klan Harimau yang sudah lama ingin merebut Maitara dari Drago. Keributan tidak
dapat dihindarkan ketika salah satu dari mereka ingin menyerang Arya. Dengan
cepat Drago menghalanginya melindungi Arya dengan kekuatannya secara langsung.
“Apa
mau kalian datang kemari dan berbuat keributan?” kata Drago. “Bukannya kita
sudah tidak punya urusan lagi.”
“Kami
merasa tersinggung! Karena kalian tidak berniat mengundang kami!” jawab seorang
Pria yang tampak berperawakan besar.
“Kami
tidak harus mengundang yang tidak seharusnya hadir,” kata Drago.
“Sombong
sekali kamu!” jawab lelaki tersebut.
Tiba-tiba,
dari arah samping Lisa yang sedang berdiri. Datanglah, seekor Harimau yang akan
menerkam Lisa dengan kekuatannya. Namun ternyata, lelaki yang berambut Putih
dengan cepat menangkap leher Harimau tersebut. Hanya dengan, menggunakan sekali
tendangan Harimau tersebut terjatuh dan tampak sangat tersiksa. Kejadian yang
terjadi sangat cepat tersebut membuat semua yang ada di sana terdiam.
Begitu
juga dengan Drago, yang terdiam saat melihat bahwa ada lelaki lain yang
melindungi Lisa selain dirinya. Lelaki berambut putih tersebut tersenyum ke
arah Lisa.
“Kamu
tidak apa-apa?” dia bertanya kepada Lisa.
“A-ah
tidak. Saya baik-baik saja,” jawab Lisa.
“Baiklah
kalau begitu,” katanya lagi.
“Terima
kasih Tuan,” jawab Lisa.
Lelaki
tersebut hanya tersenyum dan kembali meninggalkan Lisa di atas singgasana.
Lalu, Drago menghampiri Lisa dengan wajah panik. Tatapan matanya, tertuju
kepada lelaki berambut putih.
“Alen!
Bereskan semua penyusup yang ada!” kata Drago.
Dia
tampaknya tidak menyukai ada lelaki lain yang tersenyum kepada Lisa dengan
ramah. Bahkan, saat itu juga Drago membawa Lisa pergi meninggalkan taman. Dia
membawa Lisa kembali ke kamar mereka. Acara menjadi kacau! Alen dan semua
prajurit membereskan penyusup yang ada. Sedangkan, para tamu kembali pulang dan
acara ditunda hingga situasi kembali tenang.
“Alen!”
kata Pria berambut putih.
“Saya
Tuan Nagari,” jawab Alen.
“Tolong
sampaikan hadiah dari saya untuk Drago dan istrinya,” kata Nagari.
“Baik
Tuan,” jawab Alen dengan sopan.
Setelah,
menyerahkan kotak berwarna putih tersebut Nagari meninggalkan Maitara. Alen,
memandang kepergian Nagari dengan tatapan yang menyiratkan kesedihan. Bahkan,
Alen hampir meneteskan air mata.
Setelah, memastikan Lisa benar-benar aman Drago memutuskan untuk kembali menemui Alen. Sedangkan, Lisa di kamar hanya duduk termenung. Tiba-tiba, Rose masuk melalui jalan masuknya.
“Hai
Nona Lisa,” kata Rose.
Lisa
melihat ke sumber suara yang ternyata itu Rose.
“Hai
Rose,” jawab Lisa.
Rose
mendekat dan hinggap tepat di samping Lisa yang sedang duduk di atas tempat
tidur. Tatapannya, tertuju kepada Lisa yang tampak bersedih. Sedangkan, Lisa
terdiam dan pandangannya kosong. Rose, menarik-narik baju Lisa dengan tangannya
yang kecil dan sangat lucu.
“Ada
apa Nona?” tanya Rose.
“Aku
sedih semuanya gagal,” jawab Lisa, “bahkan terjadi kekacauan dan aku merasa
semuanya karena aku.”
“Nona
itu semua bukan karena Nona, Klan Harimau memang sudah lama melakukan
pemberontakan terhadap Maitara! Bahkan, mereka pernah berusaha menculik Nona
Alen untuk dijadikan sandaran agar Tuan menyerah,” jelas Rose.
“Memangnya
kenapa mereka melakukan itu?” tanya Lisa.
“Mereka
ingin menjatuhkan Tuan Drago dan ingin menguasai Anjani,” jelas Rose
selanjutnya.
Rose
terbang menuju sebuah lemari yang ada di kamar tersebut. Dia memberikan, kode
kepada Lisa untuk mengikutinya. Lisa pun, bangkit dari duduknya dan menuju
tempat Rose berada. Kemudian, Rose menekan bagian tegah ukiran lemari tersebut.
Selanjutnya, lemari itu bergeser dan muncullah sebuah pintu rahasia.
Tampaknya,
Lisa terkejut melihat ada ruang rahasia di kamar ini. Rose kemudian, terbang ke
arah pintu dan menggerakkan beberapa ukiran pintu dengan membentuk sebuah kode
rahasia. Tiba-tiba, saja pintu terbuka dan dari dalam menyerbak aroma yang
wangi. Lalu, mereka berdua memasuki ruangan tersebut. Dan ternyata, itu
merupakan ruangan yang sangat indah di bagian dindingnya seperti terbuat dari
permata berwarna biru. Bagian langit-langit, tampak tembus pandang dengan
pemandangan langit lepas terdapat beberapa lemari yang tersusun rapi dan di isi
dengan topes-topes kecil yang berisi serbuk warna-warni.
Mereka
berjalan lebih dalam lagi dan menemukan tumbuhan berwarna-warni yang belum
pernah dilihatnya di dunia. Lisa melihat lantai dan dia terkejut karena dia
tampak seperti sedang berjalan di atas air. Lantai ruangan ini, semuanya
berwarna biru dan berombak seperti air. Bahkan, Lisa dapat melihat seekor
lumba-lumba yang sedang berenang di bawah kakinya.
“Rose
kita sekarang di mana?” tanya Lisa.
Rose
hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan dari Lisa dia terus terbang menyusuri
ruangan tersebut. Lisa terpaksa mengikuti Rose yang terus terbang tanpa banyak
bicara. Di bagian depan, tampak seperti cahaya putih yang menyilaukan.
Tampaknya, Rose gembira karena sudah melihat cahaya tersebut. Mereka memasuki
cahaya tersebut. Tiba-tiba, mereka tiba pada sebuah pulau yang sangat indah.
“Nona,
kita sudah sampai,” kata Rose.
Tampaknya,
Lisa masih terpukau dengan apa yang baru saja di lihatnya. Pantai sebar biru
dengan Air yang bening biru, pasir yang berwarna biru, pohon-pohon kelapa, dan
cemara yang berwarna biru, serta hewan-hewan yang berwarna biru pula.
“Rose,
apa ini nyata?” tanya Lisa.
“Ini
semua nyata Nona,” jawab Rose, “tempat ini merupakan, tempat yang paling
disenangi Tuan Drago jika sedang ingin menyendiri.”
“Ini
seperti semua tampak seakan berada di negeri dongeng,” kata Lisa.”
“Mungkin
bagi manusia ini tampak mustahil Nona,” jawab Rose, “tapi jika di dunia kami
ini sudah biasa.”
Lisa
merunduk dan mengambil pasir yang berwarna biru. Kemudian, dia memainkannya
seperti anak kecil pertama kali di bawa ke pantai. Tampaknya, Lisa kegirangan
dengan semua yang dilihatnya saat ini. Dia dan Rose bermain air pantai yang
terasa menyegarkan dan tidak asin namun rasanya seperti air mineral biasa.
Sedangkan,
Drago saat ini menemui Alen untuk membicarakan sesuatu. Dia mencari Alen ke
kamarnya tapi Alen tidak ada. Lalu, Drago mencarinya ke air terjun dan benar
saja dia berada di sana. Tampaknya, Alen sedang memikirkan sesuatu wajahnya
tampak murung. Dia menatap air terjun tersebut dengan penuh arti.
“Alen!”
kata Drago.
Sontak
saja Alen terkejut mendengar Tuannya memanggil. Dia menoleh ke belakang dan
melihat Drago sudah berdiri tepat di belakangnya.
“Tuan,
maaf saya tidak pamit kepada Anda terlebih dahulu,” Alen berkata lirih.
“Tidak
apa-apa saya sudah tahu kamu pasti ada di sini,” kata Drago, “apa yang
dikatakan Nagari kepadamu? Sehingga kamu bersedih begini.”
“Maaf
Tuan Drago, saya tidak bermaksud menyinggung Tuan,” jawab Alen, “Tuan Nagari,
tidak mengatakan apa-apa beliau hanya memberikan hadiah untuk Tuan Blue dan
juga Nona Lisa.”
Kemudian,
Alen menyerahkan kotak yang diberikan oleh Nagari padanya. Drago membuka kotak
tersebut. Dan ternyata, isinya adalah sebongkah berlian dengan tetesan berwarna
putih di dalamnya. Drago tersenyum melihatnya tapi Alen tampak terkejut melihat
senyuman dari Drago. Seakan semua itu, sangat mustahil terjadi. Kemudian, Drago
kembali menutup kotaknya dan menyimpannya.
“Alen,
saya menemui kamu kesini untuk memberi tahu sesuatu,” kata Drago.
Kembali
dengan wajah dinginnya yang tegas dan berwibawa.
“Iya
Tuan,” jawab Alen dengan lirih.
“Saya
ingin melakukan perjalanan ke dunia manusia untuk melihat keadaan di sana,” kata
Drago, “tapi saya tidak ingin Rosa tahu tentang ini.”
“Kenapa
Tuan tidak ingin dia tahu?” tanya Alen.
“Aku
tidak ingin mencelakai Rose dan juga kamu,” kata Drago, “kalian berdua sudah
lebih dari sekedar abdi bagiku. Tapi, kalian adalah keluarga untukku.”
Untuk
pertama kali Alen, mendengar ungkapan ini dari seorang Drago. Penguasa terkuat
dari Klan Pertama di bagian Teretoris Selatan. Alen terharu mendengar ungkapan
dari Drago. Dia tidak dapat menahan air matanya yang jatuh begitu saja. Drago
yang menyadarinya menoleh ke arah Alen.
“Kenapa
kamu menangis?” tanya Drago.
“Ampuni
saya Tuan, saya hanya merasa terharu ketika Raja saya mengatakan bahwa saya
keluarga baginya,” kata Alen tersedu-sedu, “Saya merasa terhormat Tuan Drago.”
“Kamu
ini ada-ada saja Alen,” kata Drago.
Mereka
berdua tertawa riang setelah semuanya dapat diungkapkan. Kemudian, Drago
kembali ke Anjani untuk menemui Lisa, Hulli Zhing, dan juga Arya. Sedangkan,
Alen melanjutkan kembali menatap air terjun. Tampaknya, Alen mengingat kembali
saat dia, Drago, dan juga Piga suka bermain bersama di Nirawana bersama dengan
titisan dewa lainnya.
Nagari
dan Drago sebenarnya bersaudara kandung. Dulunya, mereka berdua sangat akrab
dan tidak dapat dipisahkan. Namun, karena terjadi perpecahan pada Nirawana yang
mana menjadikan Nirawana terbagi menjadi 2 bagian. Nirawana pertama, dipimpin
oleh sang Ayah dengan semua penghuni yang berasal dari Naga Putih. Sedangkan,
Nirawana kedua dipimpin oleh sang Ibu yang mewakili Naga Biru.
Sedangkan,
Alen yang saat itu sedang bersama Drago langsung diikut sertakan dalam Klan
Drago. Meskipun, dia lebih berpihak kepada Nagari dan juga Raja Naga. Tetapi,
dia menerima kesepakatan itu dan mengikuti Drago hingga saat ini.
Lisa
tampaknya, sangat riang bermain air pantai bersama dengan Rose. Bahkan, dia
tampaknya lupa dengan yang tadi sedang dipikirkannya. Saat ini, dia terlihat
bahagia dan selalu tersenyum. Tidak lama, Drago dan datang dan tersenyum
melihat Lisa yang tidak menyadari kudatangnya. Drago, duduk di bawah sebatang
pohon kelapa. Lalu, dia mengeluarkan kotak yang tadi diberikan oleh Alen.
“Akhirnya,
kamu berhasil saudaraku,” kata Drago.
Dia
memperhatikan permata pemberian oleh Nagari. Permata itu tampak sangat indah
dan langka. Di saat, dia sedang melihat permata tersebut Lisa datang bersama
dengan Rose menghampirinya. Lisa tampaknya, penasaran dengan benda yang ada
dalam genggaman Drago. Lisa, mendekat lalu duduk di samping Drago.
“Itu
apa Drago?” tanya Lisa.
“Hadiah
kecil yang diberikan Nagari untuk kamu,” jawab Drago.
“Siapa
itu Nagari,” tanya Lisa lagi.
“Dia
Adikku yang menguasai Teretoris bagian Utara,” jawab Drago.
Lisa
kemudian, menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia mengerti. Lalu, Rose
berpamitan untuk kembali lebih dulu dia tidak ingin mengganggu majikannya.
Sekarang, Lisa memandang lurus ke depan menatap pemandangan yang membiru di
hadapannya. Sedangkan, Drago malah tampak lebih tertarik melihat Lisa yang
terlihat lebih cantik.
Karena
saat ini, Lisa hanya menggunakan bikini yang minim. Tentu saja, hal itu menunjukkan
keindahan yang selalu disembunyikan oleh Lisa selama ini. Tatapan, Drago tidak
berpaling sedikit pun dari Lisa yang tidak menyadarinya. Kemudian, Drago
mendekatkan duduknya agar bisa lebih dekat dengan istrinya tersebut.
“Kamu
cantik,” kata Drago.
Lisa
menoleh ke arahnya dan menatapnya tajam.
“Jangan
macam-macam!” ancam Lisa.
“Memangnya
kenapa? Apa ada yang melarang,” jawab Drago.
“Ini
alam terbuka Drago,” kata Lisa.
“Mungkin
akan lebih menyenangkan,” kata Drago.
Setelah,
percakapan singkat itu berlangsung. Terjadilah, sebuah penyatuan rasa cinta
yang dipenuhi dengan gelora membara. Di bawah, batang kelapa berwarna biru
dengan beralaskan pasir biru yang indah. Tumpahlah, hasrat yang selalu ada saat
mereka bersama. Butiran pasir melekat pada indahnya jasad yang sedang dimabuk
asmara.
Kedua
insan tersebut menikmati sentakan demi sentakan. Laksana, surga di depan mata
keduanya terbuai dalam nikmat. Tiada, yang mampu menghalangi cinta ini. Jika,
keduanya saling memilih.
Setelah,
semuanya selesai Lisa terbaring lemah tak berdaya. Drago mencium keningnya dan
membelai rambutnya yang basah akan keringat. Lalu, dengan gagah Drago
menggendong tubuh Lisa dengan lembut. Membawanya, ke air dan mengajaknya untuk
berenang bersama.
“Terima
kasih Lisa,” kata Drago.
Dengan,
menggenggam tangannya dan menciumnya. Lisa hanya membalasnya dengan senyuman
indah. Setelah, merasa cukup lama di dalam air Lisa mengajak Drago untuk
kembali. Tentu saja, Drago menyetujuinya dan mereka pun kembali ke Anjani.
Setelah, tiba di kamar Lisa bergegas membersihkan tubuh ke kamar mandi.
“Aku
akan keluar sebentar,” kata Drago.
“Baiklah,”
jawab Lisa.
Lisa
menuju kamar mandi dan menghidupkan lilin yang akan mengeluarkan aroma terapi.
Lalu, dia berjalan menuju tempat berendam air hangat alami yang ada di sana.
Lisa, memasuki tempat tersebut dan memejamkan matanya. Dengan, bantuan aroma
dari lilin itu Lisa tampaknya mulai merasa nyaman. Wajahnya yang cantik dan
sangat bersih tanpa kurang sedikit pun. Terlihat, bertambah cantik ketika dia
sedang diam dan memejamkan mata seperti saat ini.
“Brakk!”
ada suara di luar.
Lisa
terkejut, dan langsung membuka matanya karena mendengar ada suara benda jatuh
di kamarnya. Tapi, dia kembali mencoba menutup matanya karena sudah tidak
terdengar apa-apa. Namun, secara tiba-tiba hal mengejutkan pun terjadi. Tampak,
seorang Pria dengan perawakan tinggi besar dengan otot yang besar berdiri di
hadapan Lisa.
“Bolehkah
aku mencicipinya terlebih dulu,” kata Pria tersebut.
Sontak
Lisa terkejut mendengar suara orang di dekatnya.
“Aaaaaa!!!!!”
teriak Lisa.
Tapi
sayangnya, Pria tersebut menghantamnya dengan kekuatan gaib yang membuat Lisa
tidak sadarkan diri. Lalu, Pria tersebut mengangkat tubuh Lisa dari tempat
berendamnya. Kemudian, meletakkan tubuh Lisa pada lantai kamar mandi yang
sangat luat tersebut. Tampaknya, pria itu berniat tidak baik pada Lisa.
Ketika,
dia kan menyentuh Lisa yang tidak sadarkan diri. Drago datang dan langsung
menghantam tubuh Pria tersebut dengan kekuatannya. Terlihat jelas, emosi yang
membara di mata Drago karena saat ini Matanya berubah menjadi hitam pekat. Baru
saja Pria tersebut akan bangkit Drago sudah menyerangnya lagi tanpa ampun.
Hingga pada akhirnya, dia menghembuskan nyawanya tanpa sempat memberikan
perlawanan kepada Drago.
“Maafkan
aku,” kata Drago, “Harusnya aku tahu bahwa ada penyusup di kamar ini.”
Wajahnya
tampak begitu menyesal. Drago membawa tubuh Lisa ke atas tempat tidur dan
menyelimutinya. Lalu, dia memberi tanda kepada Alen dan juga Rose agar
menemuinya dengan membawa Prajurit dan juga Pelayan. Setelah, mereka semua tiba
Alen langsung mengurus semuanya.
“Ampun
Tuan, Pria itu berasal dari Klan Harimau,” kata Alen sambil membungkukkan
tubuhnya.
“Saya
sudah mengetahuinya karena sejak saya menyusul Lisa tadi saya sudah mencium
aromanya!” jawab Drago.
“Apa
saya perlu memberikan pelajaran kepada mereka Tuan?” tanya Alen.
“Lakukan
yang terbaik Alen!” kata Drago.
Tampak
kemarahan sudah menguasainya. Jika, sudah begitu dia tidak akan pernah
memberikan ampun kepada siapa pun yang memulainya. Dan Alen, sudah sangat paham
dengan sifat Tuannya tersebut. Maka dari itu, Alen langsung bergegas keluar dan
menyuruh Prajurit mengirimkan jasad Pria tersebut kepada Raja mereka.
Sedangkan
Drago tampak cemas karena Lisa belum sadarkan diri. Rose berubah pada wujud
manusianya dengan tubuh wanita muda yang cantik dengan rambut yang panjang.
“Tuan
Anda jangan khawatir Nona hanya pingsan biasa,” kata Rose.
“Apakah
dia mengalami sesuatu?” tanya Drago.
“Tidak
Tuan, beliau hanya syok,” kata Rose.
“Terima
kasih Rose,” ujar Drago.
Rose
tersenyum lalu dia kembali memberikan wewangian kepada Lisa yang masih belum
sadar. Tidak lama, Lisa pun sadar dan dia tampak bingung.
“Kamu
sudah sadar?” kata Drago.
“Drago,
aku ada di mana?” tanya Lisa.
“Kamu
ada di kamar,” jawab Drago,” tadi kamu mengalami pingsan.”
Lisa
tampaknya kembali mengingat kejadian yang di alaminya beberapa saat yang lalu.
“A-aa
ta-di yang ....” kata Lisa tebata-bata.
“Kamu
tidak perlu khawatir orang itu sudah di bereskan,” jawab Drago.
“Tapi
tadi dia melihat aku ....” kembali Lisa tidak dapat menyelesaikan kalimatnya.
“Dia
sekarang sudah mati!” kata Drago.
Tampaknya,
amarah Drago kan memuncak jika mengingat kejadian tadi.