Setelah, kejadian yang membuat heboh seantero Maitra. Mereka semua, melakukan perembukan dan menghasilkan keputusan Drago dan Lisazhing akan kembali ke dunia manusia dulu. Tampaknya, Lisazhing masih trauma dengan apa yang di alaminya. Seketika, mereka sudah berada di rumah Lisazhing yang mana saat ini kondisinya sangat tidak terawat. Seperti, sudah di tinggalkan berbulan-bulan.
“Loh
kita kan baru berapa hari saja perginya,” kata Arya.
“Itu
karena adanya perbedaan dimensi antara dunia manusia dan dunia siluman Pa,”
jawab Wulan. Mencoba, memberikan penjelasan kepada sang suami.
“Nah!
Ini juga yang Lisa rasakan kemarin Pa?” sambung Lisazhing.
Arya
terdiam lalu menganggukkan kepalanya. Kemudian, mereka masuk ke dalam rumah.
Terlihat semuanya sudah tidak terurus sama sekali. Lisazhing menuju kamarnya
dan ternyata kamarnya masih rapi dan bersih. Lisazhing tampak heran melihatnya.
Bagaimana, mungkin kamarnya bisa rapi seperti selalu dibersihkan. Sementara,
kondisi tempat lain yang ada di ruangan ini seperti sudah di tinggalkan selama
3 bulan.
“Kamu
yang melakukannya?” tanya Lisazhing pada Drago yang berdiri di ambang pintu.
Namun,
dia menggelengkan kepalanya. Dia menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu dengan
kedua tangan yang dilipat di d**a. Cukup lama, Drago dalam kondisi seperti itu.
Lalu, dia memasuki kamar Lisazhing dan menuju meja rias. Dia mengambil sesuatu
dia atas meja. Ternyata, itu kalung Lisazhing yang terjatuh saat dia berlari
meninggalkan rumah sakit.
“Kalung
itu!” kata Lisazhing, “aku tahu siapa yang melakukan ini.”
“Manusia
yang sangat menginginkanmu!” ujar Drago.
Lisazhing
tercengang mendengar ucapan Drago.
“Ka-amu
mengetahuinya?” tanya Lisazhing.
“Dia
bermalam di kamarmu setiap hari,” kata Drago, “bahkan kadang dia tidak ingin
meninggalkan ruangan ini.”
“Apa
kamu bilang?” tanya Lisazhing kembali.
“Dia
sangat tergila-gila padamu Lisazhing,” kata Drago.
Lisazhing
terduduk lemas di atas tempat tidur. Tatapannya kosong, seakan dia tidak sedang
berada di sana. Kemudian, Drago mendekat dan duduk di samping Lisazhing yang
masih tampak melamun. Terlihat jelas, bahwa Lisazhing bimbang dengan perasaannya
sendiri. Mungkin, karena dia juga pernah mencintai Sona. Tapi kini, semuanya
seakan mustahil untuk dilanjutkan. Lisazhing sudah, memilih Drago sebagai
pendampingnya.
Lisazhing
berjalan keluar dengan pandangan yang masih kosong. Dia berjalan menuju sebuah
ruangan . saat dibuka, Lisazhing terkejut dengan apa yang dilihatnya.
“AAAAAGHH!!!!”
pekik Lisazhing.
Drago,
langsung menghampirinya dan ternyata di depan Lisazhing saat ini tergantung
jasad Sona. Terbujur kaku, dengan tubuh yang membiru, lidah yang terjulur
keluar, mata terbelalak, dan juga telapak kaki yang lurus ke bawah. Semua itu,
menandakan bahwa Sona resmi gantung diri. Seketika, Lisazhing jatuh pingsan.
Drago menggendongnya kembali ke kamar dan membaringkannya di atas tempat tidur.
Dia
menggunakan kekuatannya untuk membuat Lisazhing lupa dengan apa yang dilihatnya
tadi. Sedangkan, Arya menelepon polisi untuk memberitahukan penemuan mereka. Lisazhing
pingsan cukup lama dan akhirnya dia siuman kembali. Wajah Lisazhing terlihat
pucat pasi dan tak berdaya. Tubuhnya lemas, dia hanya bisa mengeluarkan suara
lirih.
“Suji
(suamiku),” panggil Lisazhing, “kita ada di mana?”
Drago
pun mendekat dan mengelus rambut Lisazhing.
“Kita
berada di rumah sakit,” jawab Drago.
“Kenapa
aku bisa berada di sini?” tanya Lisazhing lagi.
“Tadi
kamu pingsan,” jawab Drago.
Lisazhing
memegangi kepalanya. Tampaknya, dia merasakan pusing pada kepalanya. Drago
kembali membelai kepalanya.
“Kenapa?
Apa kepalamu sakit,” tanya Drago.
Lisazhing
menggelengkan kepalanya.
“Coba
sini aku hilangkan pusingnya,” kata Drago.
Lalu,
dia memegang kepala Lisazhing dan terlihat ada cahaya biru keluar dari
tangannya. Tampaknya, sekarang Lisazhing sudah enakkan terlihat dari wajahnya
yang sudah kembali normal. Dia tersenyum ke arah Drago. Sedangkan, di rumahnya
Arya dan Wulan di interogasi oleh Polisi. Mereka, di cerca dengan banyak
pertanyaan.
Setelah,
kurang lebih 9 jam akhirnya mereka dinyatakan tidak bersalah. Kemudian, mereka
pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Lisazhing.
“Mama,
Papa kalian dari mana?” tanya Lisazhing.
“Tadi
Papa ada urusan mendadak,” jawab Wulan, “di mana Drago?”
“Dia
sedang keluar sebentar,” jawab Lisazhing.
Rupanya,
Drago pergi ke toko bunga. Sontak kehadirannya membuat kehebohan para pegawai
toko dengan ketampanannya. Drago berkeliling mencari bunga yang dia inginkan.
Namun, tampaknya dia tidak menemukannya. Tiba-tiba, seorang gadis yang
mengenakan dress mini pink menghampirinya. Dia terlihat ingin mengambil bunga
yang letaknya cukup tinggi. Tapi, dia tidak bisa menggapainya.
Dengan
demikian, Drago membantunya mengambil bunga tersebut. Gadis itu tampak senang
dan tersenyum ke arah Drago. Tampaknya, dia memang sengaja melakukan hal
tersebut. Hanya untuk, mendapatkan perhatian dari Drago. Sayangnya, Drago tidak
membalas senyumnya sama sekali.
“Egghh!”
umpat Gadis tersebut.
Drago
kembali mencari apa yang diinginkannya. Namun, dia tetap tidak bisa
menemukannya. Setelah itu dia keluar dari toko tersebut. Lalu, kembali berjalan
menuju toko yang lainnya. Di toko sebelumnya, pegawai toko sedang membicarakan
Drago.
“Gila
itu cowok ganteng banget!” kata wanita yang sedang menggunakan celemek merah
muda.
“Iya
ih ingin ‘deh jadi pacarnya,” jawab wanita yang menggunakan celemek biru.
“Ganteng
tapi sombong!” kata wanita yang menggunakan dress berwarna pink.
Dua
wanita sebelumnya tertawa terbahak-bahak. Mereka, menertawakan wanita yang
memakai drees pink tersebut. Sedangkan, terlihat sebuah toko kado yang
dikerumuni oleh para wanita. Penyebabnya, adalah Drago masuk ke toko tersebut
dan memilih boneka. Drago tidak menghiraukan orang-orang tersebut di tetap
mencari apa yang diinginkannya.
“Permisi,
apa di sini menyediakan hiasan yang terbuat dari berlian,” kata Drago. Dia
bertanya kepada pelayan toko, sontak saja membuat pelayan tersebut tercengang dan
melongo.
“Maaf
apa Kakak ini bercanda ya?” jawab pelayan tersebut, “ini ‘kan toko kado biasa
Kak, jadi bagaimana mungkin kami menyediakan berlian.”
“Jadi
di mana saya bisa mendapatkan berlian?” tanya Drago. Wajahnya, tampak polos dan
lugu saat bertanya kepada pelayan tersebut.
“Kakak,
pergi ke mall di sana banyak toko berlian Kak,” jawab pelayan tersebut. Tampak
kebingungan d wajahnya. Mungkin, dia berpikir bahwa Drago sedang mengerjainya.
“Terima
kasih,” kata Drago.
Lalu,
dia meninggalkan tempat tersebut tanpa melihat ke kanan kiri. Dia langsung
mencari tempat yang di sebutkan oleh wanita tadi. Maitra, berjalan menyusuri
jalan dan melihat semua tempat yang di maksud oleh wanita tadi. Tidak lama, dia
sudah tiba di depan pusat perbelanjaan yang dimaksud wanita tadi. Tapi, Drago
tampak masih kebingungan.
Sementara,
Drago masih kebingungan di depan Mall. Lisazhing melihat Mamanya tampak murung
dan sedih. Begitu juga, dengan Arya yang terlihat seperti sedang memendam
sesuatu.
“Ma,
Pa, kalian kenapa?” tanya Lisazhing, “kenapa kelihatannya sedih dan banyak
masalah.”
“Ah
tidak ada apa-apa sayang,” jawab Wulan, “kami hanya sedikit lelah.”
“Maaf
ya Ma karena Lisazhing Mama dan Papa harus kelelahan,” kata Lisazhing lirih.
“Sayang,
ini semua bukan karena Lisa kok,” kata Wulan.
Dia
memeluk anaknya yang terlihat bersalah mendengar perkataannya. Kemudian, Arya
datang menghampiri keduanya. Dia memeluk anak dan istrinya. Tapi, pelukan itu
tampak pelukan berkabung. Tiba-tiba saja, Lisazhing merasa ruangan tersebut
menjadi sunyi dan hening. Kedua orang tuanya juga menghilang begitu saja.
“Lisa,”
terdengar suara seorang lelaki.
Suara
itu, terdengar berat dan serak seakan dia telah menangis selama berhari-hari. Lisazhing
mencari di mana sumber suara tersebut. Namun, dia tidak menemukan apa-apa yang
ada hanya dirinya sendiri. Secara mengajukan, ada angin bergulung yang berembus
begitu kencang. Lalu, muncul cahaya hitam dari gulungan angin tersebut.
“Lisa,”
sapa Sona, “sekarang kita sudah satu alam Lisa.”
Sona
tiba-tiba keluar dari cahaya hitam tersebut. Dia terlihat mengambang di atas
lantai. Kemudian, dia mendekati Lisazhing yang tertegun melihat semuanya. Sona
menghampiri Lisazhing lalu membelai rambutnya yang halus. Lisazhing melakukan
tidak merespons apa pun. Dia hanya terdiam dan melihat ke arah Sona. Sosok Sona
yang ada di dekatnya saat ini sanggatlah berbeda dengan yang biasa dilihatnya.
Tubuhnya,
tampak pucat pasi bagaikan tidak ada darah yang mengalir di tubuhnya. Matanya,
seakan memandang kosong tidak ada kendali atas dirinya sendiri. Dia juga
terlihat sangat berbeda dari biasanya. Tidak ada senyum ceria yang ada hanya
tatapan dingin tanpa ekspresi. Lisazhing mencoba memegang tangannya dan terasa
sangat dingin.
“Kamu
Sona?” tanya Lisazhing, “kenapa terlihat berbeda Son.”
“Ini
karena aku tidak ingin jauh darimu,” kata Sona.
“Maksud
kamu apa?” tanya Lisazhing kembali.
Sona
lalu menggenggam tangan Lisazhing dan itu membuatnya terkejut. Namun ternyata,
mereka sudah berpindah tempat ke halaman rumah Lisazhing yang tampak ramai
dengan orang-orang dan polisi. Kemudian, Lisazhing dia ajak Sona berjalan masuk
ke dalam. Ternyata, masih banyak sekali polisi yang melakukan olah TKP.
Tampaknya, Lisazhing bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Sona
mengajaknya ke kamar Lisazhing yang sudah lama tidak ditempatinya. Dan di sana,
masih tergantung seutas tali yang kaitkan pada langit-langit kamar yang
pasangkan pengait. Tampaknya, sudah terjadi tidak kejahatan di sana sehingga
polisi melakukan olah TKP di sana.
“Ini
ada apa sih Son?” tanya Lisazhing, “kenapa banyak Polisi dan orang-orang di
rumahku.”
“Kelak
kamu akan tahu Lisa,” kata Sona, “lihat saja dan ikuti aku.”
Lisazhing
terdiam mendengar perkataan Sona. Tapi, tampaknya Lisazhing masih penasaran
dengan tali yang menggantung pada langit-langit kamarnya. Tiba-tiba, Lisazhing
tertarik oleh sesuatu dan dia kembali ke ruangannya. Wulan, Arya dan Drago
tampak mengelilinginya. Wajah Drago terlihat sangat marah.
“Kalian?”
kata Lisazhing.
Wulan
langsung memeluk Lisazhing tanpa bicara sepatah kata pun. Setelah, memeluk Lisazhing
dia membelai wajah anaknya dengan penuh kasih. Lalu, Drago menuangkan air ke
dalam gelas dan memberikannya kepada Lisazhing.
“Kalian
kenapa terlihat tegang?” tanya Lisazhing lagi.
“Kami
hanya khawatir sama kamu sayang,” kata Arya.
“Memangnya
ada apa sama Lisa Pa?” tanya Lisazhing.
Arya
hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Lisazhing. Kemudian, Drago mendekati Lisazhing
menatap matanya dengan sangat tajam. Lisazhing dengan wajah polos dan lugunya
terdiam ditatap oleh Drago.
“Ke
mana kamu pergi beberapa saat yang lalu,” tanya Drago.
Dengan,
sorot mata yang tajam dia seakan memberikan ancaman kepada Lisazhing.
“Aku
cuman ikuti, Sona saja,” kata Lisazhing, “tapi, rumah di penuhi orang-orang dan
juga polisi.”
“Lalu
apa lagi yang dilakukan Arwah murahan itu!” kata Drago.
“Enggak
ada lagi,” jawab Lisazhing, “tapi kenapa kamu panggil dia arwah memangnya dia
sudah mati!”
Drago,
semakin menatap tajam ke arah Lisazhing sehingga membuatnya terdiam. Kemudian,
Drago menggenggam tangan Lisazhing dengan erat. Selanjutnya, mereka kembali
tepat pada 1 bulan yang lalu. Di mana, saat itu Sona benar-benar terpuruk
karena Lisazhing menghilang tanpa kabar. Begitu juga, dengan kedua orang tua Lisazhing
yang menghilang setelah kepergian Lisazhing hari itu.
Setiap
hari, Sona melakukan aktivitas di rumah Lisazhing tapi dia tidak membersihkan
bagian rumah yang lain. Bahkan, semua sampah berserakan di bagian ruang tamu
dan juga bagian rumah yang lain. Tapi, tidak dengan kamar Lisazhing yang selalu
di rapikannya. Suatu hari, Sona di temui dengan serang lelaki yang mengatakan
bahwa Lisazhing berada di dunia siluman.
Dan,
orang tersebut bersedia membantu Sona jika dia bersedia. Pada awalnya, Sona
menolak karena dia tidak percaya pada ucapan orang tersebut. Namun, orang
tersebut bisa membuktikan bahwa Lisazhing memang berada di dunia siluman.
Dengan cara, membawa Sona ke dunia tersebut dan Sona melihat Lisazhing bersama
Maitra yang akan Lisak ke singgah sana.
Sona
marah melihat hal tersebut. Namun, dia tidak bisa melakukan apa pun karena dia
memang tidak akan bisa mengalahkan Drago. Lalu, orang tersebut menawarkan diri
kepada Sona untuk membantunya. Tapi dengan Syarat, Sona harus menjadi bagian
dari Klan Harimau dan akan di latih agar bisa menjadi siluman sebenarnya.
Tujuan, mereka adalah ingin mengumpulkan anggota sebanyak-banyaknya.
Pada
malam keributan terjadi. Sebenarnya, saat itu Sona ingin menemui Lisazhing tapi
dia langsung ditarik dan kembali ke dunia manusia. Sona terlihat kesal dengan
orang tersebut yang seenaknya menarik dia kembali.
“Aku
ingin menemuinya terlebih dulu!” kata Sona.
“Belum
saatnya! Kalau kamu menemuinya sekarang sama saja kamu menghantarkan nyawamu,”
jawab orang tersebut.
“Lalu
kapan aku bisa menemui Lisazhing,” ujar Sona.
“Tunggu
saat yang tepat!’ jawab orang itu.
Hingga
suatu hari, Sona diajak melakukan ritual pengesahan bahwa dia sudah menjadi
anggota Klan Harimau. Sona dibawa pada suatu tempat yang tampak seperti gua
yang besar. Ternyata, di dalam sana ada sebuah bangunan yang megah. Itulah
istana Klan Harimau yang berada di anak Gunung Blue.
Sona
menjalani beberapa tahap ritual. Pertama, Sona diharuskan berendam pada sebuah
kolam kecil yang ada di tengah bangunan tersebut. Kedua, dia harus bertapa
selama 2 hari tidak makan dan tidak minum. Ketiga, Sona harus memberikan
darahnya pada penguasa Klan untuk di satukan pada darah yang lain. Keempat, dia
harus memakan makanan mentah layaknya seekor harimau, dan kelima Sona harus
menyerahkan jiwanya kepada penguasa klan.