Datang Lagi

2076 Kata
Sedangkan, Lisazhing dan Drago tengah saling pandang. Tampaknya, Lisazhing sudah mulai luluh kepada Drago. Kini, bahkan dia sudah berani memandang balik pemuda yang sebelumnya ia benci. Drago tiba-tiba mengendong tubuh Lisazhing yang ramping. Kemudian Bu PPn membawanya ke atas tempat tidur. Lalu dengan lembut ia membaringkan Lisazhing. Setelah itu, Drago duduk di sebelah tubuh Lisazhing yang terbaring pasrah. Mereka berdua kembali saling pandang cukup lama. Hingga, Drago mulai mendekatkan wajahnya ke arah Lisazhing. “Apa kamu sudah tidak takut padaku?” bisik Drago yang membuat Lisazhing terlihat bergetar. Sepertinya ia dapat merasakan embusan hangat nafas pemuda tampan itu. Lisazhing tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepala dan memejamkan matanya. “Kenapa kamu menutup matamu?” Drago kembali berbisik akan tetapi kali ini tangan Drago membelai wajah Lisazhing yang memerah. Lalu, dia menyibakkan rambut halus Lisazhing ke belakang telinga. “Apa kamu tidak menginginkannya?” embusan nafas itu semakin mendekat sehingga membuat Lisazhing terlihat semakin gugup. Drago memandangi wajah Lisazhing yang semakin mendekat. Perlahan tapi pasti mereka berdua semakin dekat. Dan semuanya mengalir seperti mata air yang ada di atas pegunungan. Terasa sangat menyegarkan dan mampu menghilangkan rasa dahaga yang sudah sangat lama terpendam. Akhirnya, keindahan yang selama ini dinantikan telah terwujud. Menyemai benih cinta pada lahan subur yang belum pernah tergarap oleh seseorang yang memiliki tanda kepemilikan. Pertempuran hebat yang terjadi di tengah terik menghasilkan butiran keringat penuh gelora. Dua hati yang selama membeku kini telah mencair karena telah menemukan sebuah kepastian yang tepat. Tersungging sebuah senyuman penuh kepuasan dari wajah Drago. “Apa kamu marah?” tanyanya sambil membelai mesra wajah Lisazhing yang tampak kelelahan. “Tidak,” jawab Lisazhing dengan diiringi senyuman indahnya menambah kecantikan pada wajahnya. “Apakah kamu bersedia menjadi Ratuku selamanya?” Drago mencium ke dua tangan Lisazhing dengan penuh rasa. Lisazhing memandang dua bola mata Drago lalu dia memegang wajahnya yang menegaskan sebuah ketampanan yang sesungguhnya. “Jika, aku sudah menyerahkannya. Itu artinya aku telah menyerahkan hidupku padamu!” “Benarkah?” Drago tampak tidak percaya dengan apa yang katakan Lisazhing. “Drago! Dan aku hanya mengambil 3 huruf dari namamu!” jawab Lisazhing seraya membelai wajah sempurna yang sedang menatapnya penuh cinta. Setelah, berkemas dan membersihkan diri. Lisazhing diajak menemui Arya dan Hulli Zhing di ruangan yang sudah disediakan oleh Drago. Saat ini, Lisazhing sudah mengenakan pakaian khusus yang hanya bisa ditemukan di Anjani. Sebuah busana yang dibuat dengan sutra kualitas terbaik dan menggunakan pewarna alami. Membuat siapa pun yang mengenakannya akan merasa nyaman dan juga selalu merasa sejuk meskipun pakaian tersebut terbilang tertutup. “Kamu cantik dengan warna itu?” kata Drago dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. “Terima kasih, kamu akan tetap menjadi lelaki yang paling tampan.” Drago yang menatap Lisazhing dibuat semakin mengembangkan senyumnya mendengar kalimat yang Lisazhing lontarkan. Kemudian, dia mengulurkan tangan ke arah Lisazhing. “Ayo sekarang kamu sudah siap bertemu seluruh rakyatmu!” Lisazhing menyambutnya dengan senyuman. Mereka berjalan keluar ruangan dengan tangan Lisazhing diletakan pada dekapan Drago. Semua pelayan dan juga seluruh makhluk yang ada di sana menyambut mereka. Tidak terkecuali Rose ysn sudah menanti kehadiran mereka sejak tadi. “Lisazhing!” Arya tampak tercengang melihat Putrinya menjadi sangat cantik dengan mengenakan gaun berwarna biru. Rambutnya tergerai indah menutupi punggungnya yang ramping. Mereka berdua tampak berjalan mendekati Arya dengan senyuman yang terpasang di wajah mereka berdua. “Papa!” Lisazhing melirik Drago seakan meminta izin agar dia boleh menghampiri Papanya. Drago tampak mengerti dan menganggukkan kepalanya. “Papa! Maafkan Lisa yang enggak bisa nurutin kemauan Papa sama Mama.” Lisazhing langsung bersimpuh di hadapan Arya sambil menangis. Arya yang melihat itu langsung menghampiri Lisazhing dan mengajaknya untuk kembali berdiri. “Sayang kamu tidak salah. Ini semua sudah menjadi takdir kamu.” Arya memeluk Putri semata wayangnya tersebut dengan mata yang berkaca-kaca. Kemudian, Arya memegang pudak Lisazhing dan berkata. “Coba lihat anak Papa sekarang. Sangat cantik! Bahkan tidak akan ada yang bisa menandingi kecantikan anak Papa.” Arya kembali tersenyum setelah mengucapkan kata tersebut. Lisazhing juga ikut tersenyum menatap Papanya yang terlihat sudah ikhlas dengan kejadian ini. “Mama mana Pa?” Tanya Lisazhing sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Hulli Zhing. “Tadi Mama kamu keluar, dan Papa di suruh menunggu di sini.” “Apa! Kalau Mama tersesat bagaimana, Pa?” Lisazhing tampak cemas melihat hal tersebut Drago mendekati Lisazhing dan juga Arya. “Kamu tenang saja! Dia bersama Alen sedang menemui Sinta.” Lisazhing yang mendengar ucapan Drago tampak keheranan. “Sinta?? Siapa dia?” Arya tampaknya menyadari sesuatu. Lalu, dia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah liontin. Dan liontin itu mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang. “Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Hulli Zhing!” kata Arya dengan raut wajah yang tampak menunjukkan sebuah kekaguman. “Apanya yang benar Pa?” tanya Lisazhing dengan memicingkan matanya karena silau dengan cahaya yang di keluarkan liontin berbentuk tetesan air tersebut. “Sinta merupakan saudara kandung dari Ibu kamu! Dan liontin itu merupakan sebuah tanda bahwa mereka berasal dari klan Rubah Putih.” Malah Drago yang menjelaskan semuanya kepada Lisazhing yang masih kebingungan. “Kamu tahu?” Lisazhing memalingkan wajahnya pada Drago yang saat ini sudah kembali diam. “Iya aku tahu semua sejarah yang dimiliki oleh semua klan yang berasa di Teretoris Selatan.” Sepertinya, Lisa masih belum mengerti apa yang diucapkan oleh Drago. “Nanti kamu kan mengerti apa maksud dari ucapanku,” kata Drago dengan membelai rambut Lisazhing. “Sebentar lagi mereka akan kembali.” Ternyata, apa yang dikatakan oleh Drago benar adanya. Tiba-tiba mereka bertiga muncul dibalik gerbang. Lisazhing yang melihat ke arah mereka sontak langsung terdiam melihat sosok yang di rangkul oleh Hulli Zhing. Sosok tersebut, sangat mirip dengan Mamanya tempo dulu. “Itu Sinta!” kata Drago memberi tahu kepada Lisazhing. “Dia tampak mirip sekali dengan Mama saat masih gadis ya Pa?” Lisazhing kembali mengingatkan Papanya yang juga tercengang di samping Lisazhing. “Ini tidak mungkin! Apakah dia juga Rubah Putih?” kata Arya yang tidak sadar bertanya. “Dia Rubah Putih yang sudah melupakan jati dirinya.” Kata Drago dengan santai. Namun, tampaknya Lisazhing bingung dengan kejadian yang ada di depan matanya. “Apa Mama berasal dari Bangsa Iblis juga Pa?” tanya Lisazhing dengan wajah tampak sangat penasaran akan sejarah keluarganya tersebut. “Iya mamamu adalah Putri dari klan Rubah Putih yang di usir ribuan tahun lalu sebelum bertemu dengan Papa.” Lisa tercengang mendengar penuturan dari Arya. Sepertinya, dia tidak pernah menduga bahwa Mamanya adalah seorang siluman. Ataupun, biasa disebut manusia jadi-jadian oleh kebanyakan orang. Dulu, Lisa bahkan tidak percaya bahwa makhluk halus itu ada karena dia tidak pernah menemuinya. Namun, sekarang dia bahkan sudah memiliki seorang suami seorang Raja Siluman. “Lisa, tidak salah dengarkan Pa?” Lisa tampak masih kurang yakin. Maka, dia kembali meyakinkan apa bahwa apa yang di dengarnya tidaklah salah. “Kamu tidak salah dengar sayang.” Kata Arya kembali mengulangi perkataannya. Hulli Zhing menghampiri Lisa dan juga yang lain. “Sayang.” Kata Hulli Zhing sambil memeluk erat Lisa. tapi Lisa tampak tidak sama sekali ingin memeluk Mamanya. “Kamu kenapa Lisa?” Tanya Hulli Zhing yang merasa ada yang aneh dengan Putrinya. Karena, tidak ada sama sekali penyambutan dari sang Putri semata wayangnya. “Kenapa, Mama enggak pernah cerita sama Lisa tentang asal usul Mama yang sebenarnya.” Lisa tampaknya sedikit kesal dengan apa yang baru diketahuinya. Hulli Zhing yang sudah menyadari bahwa saat ini Putrinya sudah tahu bahwa dia adalah seorang siluman. Dia tampak sedih dan menundukkan pandangannya. “Maafkan Mama sayang. Kenapa, selama ini Mama selalu menyembunyikan identitas Mama. Itu semua karena Mama takut kehilangan kamu. Mama takut kamu akan membenci Mama.” Air mata Hulli Zhing mulai berjatuhan. Lisa yang melihatnya menjadi tidak tega. Dia mendekati Hulli Zhing lalu memeluknya. Tampaknya, semua sudah kembali baik lagi. Bahkan, menjadi lebih baik dari sebelumnya. “Maafkan Lisa Ma, sudah membuat Mama sedih.” Kata Lisa dengan mengusap air mata yang mengalir di pipi Hulli Zhing. Lisa juga mencium kedua Pipi Hulli Zhing dengan penuh kasih sayang. Drago, yang melihat itu semua ikut tersenyum bahagia. “Sinta, ke sini kamu.” Drago memanggil Sinta yang sejak tadi terdiam sambil memperhatikan kedekatan Lisa dan juga Hulli Zhing. “Iya Tuna Drago.” Katanya, dengan nada suara yang lirih seakan ada ketakutan dalam hatinya saat ini. Drago menatapnya dan memperhatikan kondisi Sinta. “Apa kamu tidak ingin mengenal suami dari Hulli Zhing?” Kata Drago terus memandang Sinta dengan tatapan yang tegas. “Saya takut Tuan.” Kembali Sinta menjawab dengan nada suara yang sangat lirih. “Apa yang membuat kamu takut? Dia tidak akan melukai kamu! Lupakan apa yang pernah terjadi denganmu! Mereka tidak sama Sinta!” Drago memberikan pengertian kepada Sinta. Dulu, Sinta pernah terkena panah seorang pemburu siluman yang berasal dari keturunan manusia. Sejak saat itu, Sinta selalu beranggapan bahwa manusia memang pembawa kesialan. Sinta juga akan selalu ketakutan. Jika, dia bertemu dengan manusia. “Ampuni hamba Tuan.” Terlukis dengan jelas ketakutan di wajah Sinta, wajahnya yang putih mengeluarkan keringat. Bahkan, tangan kirinya tampak bergetar. “Jika, dia memang takut. Tidak apa-apa jangan dipaksakan.” Arya paham bahwa saat ini Sinta sangat ketakutan setelah melihatnya. “Tidak ada yang harus ditakutkan olehnya dari Anda!” Drago dengan lantang menegaskan di hadapan Sinta dan juga Arya. Bahwa, tidak seharusnya Sinta takut kepada seorang Arya. “Jika, dia tidak mencobanya. Lalu, bagaimana dia akan mengetahui rasanya?” Apa yang dikatakan oleh Drago sanggatlah benar. Lisa yang merupakan perpaduan manusia dan juga siluman mencoba mendekati Sinta. Aura yang di keluarkan oleh Lisa sanggatlah besar. “Hai Aunty! Namaku Lisa anak dari mama Hulli Zhing.” Dengan wajah cerianya Lisa mampu membuat Sinta menaikkan pandangannya. Lisa tersenyum dan mengulurkan tangan kepada Sinta. “Aku, Lisa!” “Aunty jangan takut sama aku ya.” Sinta ikut tersenyum mendengar perkataan Lisa. “Nah begitu ‘dong Aunty senyum. Kalau, Aunty senyum itu cantiknya menjadi 3x lipat loh!” “Kamu bisa saja.” Tampaknya, kali ini berhasil dan Sinta mau berbicara meskipun hanya sepat dua patah kata saja. “Aunty, nanti bawa aku jalan-jalan keliling tempat ini ya.” Kata Lisa dengan memeluk Sinta dengan erat dan tampak sebuah cinta membuat Sinta luluh. Drago tersenyum puas melihat Lisa mampu meluluhkan hati Sinta. “Bahkan siluman pun mampu dibuatnya bertekuk lutut!” Gumam Drago dengan pelan. “Tuan benar sekali.” Tiba-tiba ada suara kecil yang mengagetkannya. Drago tampak sedikit terkejut dengan apa yang dialaminya beberapa saat ini. “Rose! Sejak kapan kamu berada di sini?” Drago tampaknya tidak menyadari bahwa sejak tadi Rose sudah bersama dengannya. “Tuan, Anda ini kalau sudah memandang Nona. Maka, akan melupakan apa pun yang ada di dekatnya.” Rose sangat berani berkata begitu dengan Drago yang dia juga sudah tahu. Bahwa, Drago merupakan penguasa Anjani. Sekaligus, penguasa tertinggi di Teretoris Selatan. “Kamu ini bocah yang sangat berani Rose! Bahkan, kamu juga sangat berani mengatai aku.” Rose tertawa riang sambil duduk santai di pundak Drago. Yang siapa pun tidak akan pernah merasakannya kecuali Rose seorang. Lisa sudah tampak akrab dengan Sinta bahkan berkat Lisa Sinta juga sudah berjabat tangan dengan Arya. “Terima kasih ya Lisa. kamu sudah membantu aku menghilangkan rasa takutku.” Kata Sinta sambil memeluk keponakannya tersebut. Mereka berdua saling berpelukan dan tampak seperti Kakak dan Adik yang sangat harmonis. “Apa Kak Hulli Zhing dan Kak Arya juga akan tinggal di sini bersama kita?” kata Sinta bertanya kepada Lisa. “Tidak Aunty, Mama dan Papa akan kembali ke dunia manusia. Apabila acara yang dibuat untuk menobatkan aku sebagai Ratu sudah selesai.” Lisa menjelaskan segalanya kepada Sinta. Kemudian, wajahnya menjadi murung dan bersedih setelah tahu bahwa Kakaknya tidak akan bisa tinggal bersama dengannya. “Jangan sedih Aunty kita bisa mengunjungi mereka ke dunia manusia Aunty.” Lisa berusaha menghibur sang Tante yang tampaknya sedih karena akan ditinggalkan sang Kakak. “Tapi, aku takut untuk pergi ke dunia manusia.” Sinta tampak takut banget jika sudah membahas Dunia manusia “Aunty takut kenapa sih? Di sana itu enggak semuanya jahat. Dan enggak semua manusia juga yang akan mengetahui bahwa Aunty adalah siluman.” Lisa kembali memberikan pengertian kepada Sinta. Tampaknya, kali ini pun Lisa akan berhasil meyakinkan Sinta. Karena Sinta sudah tampak lebih meyakini apa yang diucapkan oleh Lisa. “Tapi, kalau aku ke sana kamu ikut bersamaku kan?” Tanya Sinta seolah-olah dia akan dibiarkan seorang diri oleh Lisa. “Aunty enggak mungkin Lisa akan membiarkan Aunty pergi sendiri.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN