Menyambung Benang yang Putus “ADA Miranda,” kata Vina yang berdiri depan ambang pintu kamar Cika. Matanya lalu melirik ke samping. Pada seorang cewek manis bertubuh ramping dan berambut keriting. Tampak Miranda baru saja mendekati Vina. Senyumnya mengembang. “Wah, kejutan nih!” sorak Cika girang lalu menyambut kedatangan Miranda. Digamitnya lengan Miranda masuk ke kamar. Dan duduk bersama di atas karpet. Sementara Vina pamit menerima telepon dari kekasihnya. Ia melangkah ke teras bagian barat dan bercengkrama dengan sang penelepon di sana. “Tumben kamu kemari, baru pertama kali lho…” ucap Cika. “Pernah ke sini, tapi pas kamunya mudik, aku nggak sempet telepon kamu waktu itu… kupikir ada di sini.” “Oh… iya, ya… berarti pernah juga.” Miranda mengangguk. Cika beberapa kali ke pondokan