Leyna tak kunjung memejamkan mata meski malam kian larut. Ia masih tidak terbiasa dengan seseorang yang tidur di sampingnya. Apalagi, orang itu adalah pria. Hampir tengah malam, dan Leyna dikejutkan dengan gerakan tiba-tiba dari Ken yang memeluknya. Leyna menoleh ke samping. Pria itu sudah memejamkan mata sejak sekitar satu jam yang lalu. Dan harusnya, Leyna membuat pembatas di antara mereka sebelum ia naik ke tempat tidur tadi. “Kalau kayak gini, gimana aku bisa tidur?” pikir Leyna, yang justru merasa semakin kehilangan rasa kantuknya setelah Ken memeluknya. Namun, yang ia rasakan, pelukan Ken semakin erat. Lelaki itu berpanas tepat di samping telinga Leyna, membuat Leyna bergedik geli. Dan tiba-tiba, kepala Ken bergerak, membuat dagu pria itu mengenai bahu Leyna dengan lembut. “K