Calon Kakak Ipar

1147 Kata
Rio sekarang tengah duduk di meja kerjanya, malam ini ia akan lembur kerja. Tapi fikiran nya hanya ada Ify Ify dan Ify. Rio mengusap wajahnya kasar mengacak rambutnya dengan frustasi. "Duh fy, lo kenapa sih ada di kepala gue mulu." Eluh Rio sambil menjambak rambutnya. Akhirnya Rio pun menghubungi seseorang. "Halo bro." "Halo yo. Ada apa nih?" "Gak ada sih, gue cuma mau nanya Ify lagi apa sekarang?" "Gue gak tau ini aja baru sampe rumah. Emang kenapa?" "Oh ya, dia lagi marah sama gue makanya gue gak tanya langsung." "Ooh gitu, dia marah sama lo karena apa sampe lo telpon gue?" "Tau kenapa, perasaan gue gak ngelakuin kesalahan tapi dia ngamuk terus mengusir gue." "Mungkin lo buat dia kesel tapi lo gak nyadar aja atau perasaan lo doang kali." "Iya kayaknya perasaan gue doang, Hehe. Coba lo tanya sama dia salah gue apa bro lo kasih tau gue." "Oke entar gue tanyain dah." "Ya, thanks bro." "Yoo sama sama." BIPP Rio pun mematikan sambungan telponnya. "Huhh Gue balik aja deh." Ujar Rio yang kemudian keluar meninggalkan ruang kerjanya. *** Ketukan pintu terdengar dikamar Ify. "Masuk." Iel pun masuk ke dalam dan dilihatnya Ify sedang belajar di meja belajarnya. "Ada apa kak?" Tanya Ify to the point. "Enggak, pengen liat adek kakak aja lagi apa." Jawab Iel sekenanya. Ify manggut manggut dan melanjutkan kegiatannya. "Lo ada masalah apa sama Rio fy?" "Emang ada masalah apa?" Tanya Ify balik. Iel membuang nafasnya asal. "Ada masalah apa?" Tanya Iel lagi. Ify memutar kedua bola matanya. "Pasti dia ngadu kan sama kakak." Duga Ify. "Gak ngadu fy, dia itu nanya aja sebenarnya salah dia itu apa." Jelas Iel. "Ya sama aja kak." Jawab Ify sedikit melengos. "Jadi salah dia apa sampe lo marah dan mengusir dia?" Tanya Iel dengan nada lembut. "Ify gak suka kak sama sikap dia, dia itu ngeselin banget. Udah sikapnya m***m, pikirannya omes, ngeledekin Ify mulu." Jelas Ify dengan emosi yang menggebu. "Oh jadi karena sikap dia toh." ujar Iel mengerti. "Ih kok kakak gitu sih nanggepinnya, harusnya kakak itu marah sama dia." Tukas Ify kesel sama tanggapan Iel. "Ya kalo ngeselin, jail dan suka rese itu mah udah dari orok begitu sikapnya fy." Jelas Iel. "Terus kalo m***m itu apa? Dari lahir juga?" Tanya Ify masih dengan nada kesalnya. Iel terkekeh. "Gak gitu fy, kakak juga gak tau napa dia jadi omes, palingan keseringan sama cewek seksi tuh orang jadi begitu." Jelas Iel. "Ify gak perduli kak, dia mau tidur ataupun bikin anak sekalipun sama cewek-cewek itu. Tapi dia itu udah ngambil first kiss Ify." "Ya itu mah udah takdir fy, kakak gak bisa ngapain-ngapain. Emang kalo Ify marah marah first kiss nya balik lagi gitu?" "Kak kenapa sih kakak tuh gak suruh dia buat gak ganggu Ify? Kenapa coba kakak malah kayak dukung dia buat dapetin Ify ck, bete deh." Timpal Ify dengan wajah kesal. "Kakak emang merestui dia fy, karena kakak tau cuma lo yang bisa buat sahabat kakak itu berubah. Dan kakak juga tau dia yang terbaik untuk Ify. Lo pasti gak akan ngerasa kekurangan kasih sayang dan cinta kayak sekarang kalo lo sama dia. Lo akan selalu bahagia dengan limpahan cinta gak kayak sekarang. Kakak peduli sayang sama lo makanya kakak pasti udah mikirin apa yang terbaik untuk Ify. Kakak mau liat Ify dapet kasih sayang yang banyak dari semua orang kalo perlu." Jelas Iel panjang lebar sambil mengusap rambut hitam milik Ify. Tak terasa air mata Ify jatuh dan langsung mendekap Iel erat, entah mengapa ia emosional sekali akhir-akhir ini. "Ify cuma butuh kak Iel buat kasih Ify semua itu kak, cuma kak Iel. Itu cukup buat Ify." "Gue tau, semua yang lo omongin itu gak bener fy. Plis buka hati lo supaya lo jadi lebih bahagia." Iel kembali mengusap rambut Ify. Ify menggeleng kuat. "Ify belum berani jatuh cinta kak." Ujar Ify melepas pelukan eratnya. Iel memegang kedua pundak adik satu satunya itu dan menatapnya dalam. "Gue yakin, lo gak akan pernah menyesal untuk ngerasain jatuh cinta." Jelas Iel. "Ify akan coba." Ujar Ify dengan senyumnya. "Bagus deh kalo gitu. Adek kakak udah gede ya." Ujar Iel sambil mengacak poni Ify gemas. "Ih kakak poni Ify jadi berantakan kan." Bibir Ify mengkerut sambil membenarkan poninya. Iel terkekeh geli melihat tingkah Ify yang selalu berubah seperti bunglon. Tapi inilah yang ia rindukan dari adiknya. Sikap manja Ify. "Yaudah tidur sana, udah malem." Suruh Iel yang kemudian pergi meninggalkan kamar Ify. *** Pagi ini seperti biasanya Ify dan Iel tengah menikmati sarapan pagi di meja makan. "Kak, Ify berangkat ya. Hari ini ada ulangan, gurunya killer lagi. Telat dikit di ocehan entar." Pamit Ify sambil mencium pipi Iel. "Oke takecare my sist." Mobil Ify pun pergi meninggalkan pekarangan rumah. Baru saja Iel duduk di dalam mobilnya. Handphone nya sudah berdering. Rio menghubunginya dan meminta Iel untuk berkunjung ke kantor pria itu hari ini. Di sebuah ruangan terdapat seorang pemuda yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil sibuk memperhatikan kertas kertas di hadapannya kini. Lalu ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. "Masuk." "Maaf pak Mario, di depan sudah ada pak Gabriel yang katanya sudah memiliki janji dengan bapak." "Suruh masuk." "Baik pak." Tak lama dari sang sekretaris keluar masuklah seorang pemuda yang berpakaian tak jauh beda dengan dirinya. "Sampe juga lo bro." Ujar Rio. "Ya iyalah gue sampe yo. Gak jauh ini kok." Ujar Iel santai sambil duduk di hadapan pemuda di depannya itu. "Apa kata Ify?" Tanya Rio antusias. "Ck. Baru aja gue dateng, lo udah langsung nanya aja." Decak Iel kesal. "Ya kan lo bilang tadi gak bisa lama lama." "Dia tuh gak demen sama sikap lo yang suka buat dia kesel, terus lo yang selalu omes kalo sama dia." Jelas Iel. Rio manggut manggut ngerti. "Yah itu mah udah dari orok gue begitu. Lagian gue juga suka kalo ngejailin adek lo bikin gemes." Ujar Rio sambil terkekeh. "Terus sama lo yang omes juga itu iseng doang?" Tanya Iel. "Iya iseng doang yel, ide yang numpang lewat aja di kepala gue." "Dasar stress lo. Udah ngambil first kiss nya, udah lo apain aja adek gue hah?" Tanya Iel menginterogasi. Rio membelalakan matanya mendengar penuturan Iel. "Jadi itu first kiss nya beneran yel?" Tanya Rio yang kaget. Ia pikir Ify bercanda. "Iya adek gue udah kayak pengeluaran tanduk tau gak pas cerita itu." Jelas Iel sambil bergidik ngeri. "Wah beruntung ya gue yel." Ungkao Rio senang. "Pala lo yo. Gue mau lo jaga sikap sama adek gue, walaupun lo sobat gue, gue tetep ngawasin lo. Apalagi lo sering sama cewek satu malem lo." "Gue udah insap yel. Adek lo yang udah merubah gue, lo tenang aja." "Bagus deh kalo gitu. Yaudah gue balik ke kantor masih banyak kerjaan nih. Sorry gak bisa lama lama." Pamit Iel. "Oke. Gak papa bro. Thanks ya udah kasih tau gue." Ujar Rio sambil mengantarkan Iel sampai pintu ruangan nya. "Gak masalah." Vote and Comment guys!! HalingLove?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN