KAMU YANG LEBIH DULU TAK MENGAKUI KAMI SEBAGAI ORANG TUAMU

1115 Kata
Kemarin saat masih di Bogor, Wintha tahu satpam lingkungan menelepon dirinya pasti ketika itu Ridwan ada di rumah. Untuk itulah begitu tiba di rumahnya dia pantau dulu apakah lampu ruang tengah menyala atau ruang dalam menyala, karena saat hendak meninggalkan rumah Wintha hanya menyalakan lampu luar. Ternyata lampu tengah atau lampu dalam tidak menyala. Itulah sebabnya dia berani masuk ke rumahnya dan mengambil banyak barang yang dia butuhkan. Jadi saat Ridwan sudah kembali atau pergi dari rumahnya dia baru masuk. Alhamdulillah dia tidak bertemu dengan Ridwan saat itu. Sejak itu dia langsung menginap di mansion orang tuanya. Esoknya dia langsung pergi ke Banjarmasin ikut Farhan yang akan mengurus proyek dengan orang dari tambang batu bara. Wintha belum pernah kembali ke rumahnya lagi. Nanti dia akan kembali setelah rumah siap dijual, mungkin setelah ini dia akan melihat barang-barang. Setelah kembali dari Banjarmasin dia akan segera menjualnya. Rumah itu atas nama dia, hasil tabungan mereka di awal-awal pernikahan. ‘Tentu saja kalau rumah dijual aku tidak akan makan sendirian. Akan langsung aku bagi empat, jatahnya Raffa, jatah Ridwan, jatah aku dan sisanya akan aku beri untuk orang tuanya Ridwan serta panti asuhan juga panti jompo. Aku akan berikan kepada orang tua Ridwan. Terserah Ridwan terima atau tidak, yang penting uangnya tidak aku ambil sendiri. Raffa dapat seperempat karena memang dia harus mendapatkan bagian tersendiri,’ pikir Wintha. Mobil adalah mobil pribadinya, dia beli dengan uangnya sendiri. Ridwan tidak tahu bahwa dia adalah anak orang kaya dan punya jabatan penting di usaha orang tuanya. Dulu saat pacaran dia selalu membawa Ridwan ke rumah bibinya yang di aku sebagai rumah orang tuanya. Lamaran juga dilakukan di situ, jadi memang Ridwan sama sekali tak menyangka dirinya adalah CEO dari Akbar Advertising! Sekarang dia akan mulai bekerja dengan serius, selama ini dia kerja sesekali saja sehingga Ridwan sama sekali tidak tahu. Sejak Ridwan punya jadwal dua minggu di Batam, dia full kerja dua minggu. Begitu ada Ridwan di rumah, dia kan stand by di rumah. ‘Ternyata mungkin dua minggu itu Ridwan bukan di Batam tapi mungkin di Bandung!’ ‘Tapi setiap aku antar dia selalu ke bandara, tiketnya juga Bandara Batam dan aku melihat dia terbang. Sampai di Bandara Batam dia akan sharelok, bahwa dia telah tiba. Aneh ya?’ ‘Dan setiap dia pulang aku juga menjemputnya di bandara, sat akan boarding dia akan share lock sudah tiba di bandara, Ridwan selalu minta jemput aku saat tiba di Jakarta dan dia memang baru turun loh. Kapan dia ke Bandung ya? Tapi buktinya dia sudah punya anak loh di sana. Apa dia nggak full di Batam? Dia di Batam hanya seminggu lalu seminggunya di Bandung? Nanti balik lagi ke Batam untuk kerja, terus seminggu kemudian dia balik ke Jakarta? Dua minggu di Jakarta dia balik lagi ke Batam. Apa jangan-jangan begitu ya? Ah entahlah aku jadi bingung sendiri,’ Wintha terus berpikir kapan suaminya pulang telat sehingga punya waktu dengan keluarga barunya tanpa dia sadari. “Mbak … Mbak!” panggil Farhan berulang. “Eh iya, kenapa?” tanya Wintha. ”Aku mau ke kamar mandi sebentar,” pamit Farhan. dia lihat memang kakaknya sedang melamun. Oh iya enggak apa-apa, tinggal saja,” jawab Wintha. “Maaf ya Mas, sebentar saja ya, aku kamar mandi,” kata Farhan. Dia sudah selesai makan dan kebetulan sudah tak tahan ingin buang air kecil sehingga Farhan berlari ke toilet. Saat Farhan memanggil Wintha berulang Adit tentu saja tahu bahwa ibunya Raffa sedang melamun. ‘Pasti dia sedang terpuruk, mengingat baru beberapa hari lalu mengetahui suaminya mendua,’ pikir Adit iba. ≈≈≈≈≈ Ridwan sangat kaget ketika tiba di Bogor, sang mamah memberitahu kalau Wintha sudah pamit pada dirinya tidak mau lagi jadi menantu sang Pratiwi ibunya Ridwan Maulana juga sangat kecewa karena ternyata Ridwan punya istri yang tidak dia ketahui dan Wintha menuduh kalau orang tua Ridwan tahu soal perselingkuhan putra mereka bahkan merestui pernikahan kedua Ridwan padahal mereka tak tahu apa pun. “Mamah nggak mengerti apa maksudmu melakukan hal ini. Mamah nggak mengerti,” kata sang mamah menangis menceritakan bagaimana Wintha tegar tidak ada menangis ketika datang memberitahu bahwa dia akan minta cerai dari Ridwan dan tak akan pernah lagi mau menjadi istri Ridwan. Wintha juga bilang kalau Wintha sudah pamit sebagai menantu dari Pratiwi dan Ikhsan Maulana. ”A'a tuh sebenarnya ambil jalan pintas Mah, tapi memang ini salah.” ucap Ridwan. “Apa maksudmu mengambil jalan pintas?” tanya Ikhsan Maulana papahnya. “Istri kedua A'a ini adalah anak tunggal dari pewaris perusahaan A'a. sejak awal dia memang terlihat naksir A'a, jadi A'a ladenin. Lalu dia tanya sebenarnya hubungan kita mau dibawa ke mana? Ya langsung A’a jawab kamu mau menikah sama saya yang kere dan yatim piatu? Itu kesalahan pertama. Sebenarnya cuma buat mancing dia, karena A’a juga bingung, kalau mau menikahi dia minta dilamarin Papah dan Mamah nggak mungkin A'a bilang sama Papah dan Mamah, akhirnya A'a ngomong seperti itu.” “Tapi ternyata perempuan itu mau, ya sudah, sudah terlanjur basah akhirnya tanpa lamaran keluarga besar, cuma bilang ke papinya bahwa A'a mau serius, kami langsung dinikahkan. Pestanya juga besar-besaran kok di Bandung karena semua orang diundang, bukan pernikahan siri ngumpet-ngumpet.” “Lalu bagaimana cara kamu bisa nggak ketahuan? sedangkan tadi kamu bilang sudah menikah dua tahun lalu dan kamu sudah punya anak perempuan berumur 10 bulan?” tanya Ikhsan. Pratiwi sudah lebih banyak diam karena kecewa pada sikap seorang lelaki yang mendua. Dia bisa merasakan sakit yang Wintha rasakan. “Iya Pah, cucu Papah dari Mega sekarang berusia 10 bulan Dia perempuan Pak namanya Ernatiara Maulana atau Tya,” ucap Ridwan. “Aku ngatur waktunya tidak berbohong pada istriku sepenuhnya. Jadi saat aku pamit akan berangkat ke Batam, Mega istri keduaku mengantar ke bandara Bandung. Dari Bandung aku ke Batam lalu di Batam aku kerja satu minggu Mah. Setelah itu aku kembali ke Jakarta dijemput di bandara oleh Wintha. Di Jakarta aku dua minggu, lalu aku nanti berangkat kerja lagi diantar oleh Wintha ke bandara. Sampai di Batam aku kerja satu atau dua hari, paling lama tiga hari lalu aku kembali ke Bandung. Sampai di Bandung aku dijemput Mega di bandara di Bandung. Aku di rumah Bandung satu minggu lalu kembali lagi ke Batam untuk kerja satu minggu. Jadi kalau dari Bandung aku kerja dulu di Batam satu minggu tapi kalau aku dari Jakarta aku hanya akan kerja dua atau sampai 4 hari di Batam saatnya aku ke Bandung,” Ridwan memberi info secara detail pada kedua orang tuanya. “Kalau kamu sudah mengatakan seperti itu, bahwa kamu adalah yatim piatu, maka bagi kami kamu bukan anak kami lagi! kata Pratiwi dengan tegas. “Kamu yang mengatakan kamu yatim piatu sehingga buat Mamah kamu bukan anak Mamah lagi!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN