Di kamar lain Endro sedang mengingat pertemuannya kembali dengan Vella di rumah sakit sekitar sembilan bulan lalu. Dia sungguh tak menyangka orang yang menolong mamanya adalah Vella temannya masa SMA dulu. Teman yang sangat dia sukai sebagai adik. Endro memang sangat suka pada Vella sejak mereka kenal pertama di grup cerdas cermat, tentu saja bukan suka sebagai seorang lelaki pada perempuan tapi suka sebagai adik, karena Endro sangat menginginkan adik perempuan sejak dia kecil. “Mas itu kan pujaan hatimu?” bisik Endro pada Ibas. “Sekarang bisa dilanjut tuh Mas,” kata Endro lagi. “Dia sudah punya suami. Bahkan aku datang sama mama waktu dia menikah,” jawab Ibas pelan. Ibas tak menyangka bidadarinya ada di depan mata. “Serius?” kata Indro saat itu di rumah sakit. “Iya suaminya pegaw