Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Ih curang amat, tadi Mas Endro juga cuma sekali,” protes Vella. “Ya beda kan aku sama Endro. Kamu nyuapin Endro karena kemauanmu sedang kamu nyuapin aku karena permintaanku. Jadi ya sudah sekarang aku juga minta suapin aku sampai aku puas.” “Ih males,” kata Vella dia pun berontak dan kembali ke tempat duduknya. Ibas dan Endro tertawa terbahak melihat kelakuan adik bungsu instan mereka. Memang mereka bahagia karena punya adik instan seperti Vella. Andika dan Nungky tersenyum-senyum saja melihat kelakuan tiga anak mereka. “Harusnya sekali-sekali kalian bertiga itu menginap di rumah mama Sumi seperti ini. Jangan cuma Mama saja yang merasakan bahagia punya tiga anak tapi mama Sumi enggak,” kata Nungky pada dua anak kandungnya. “Wah boleh itu Ma, pasti rame kalau di sana,” kata Ibas