Madu dan Racun

1878 Kata

Gusar. Ini aneh. Ia bisa merasakan jantungnya yang kebat kebit tak karuan di dekat lelaki itu. Sejak pesona lelaki itu diam-diam merengkuh hatinya yang dingin. Memeluknya hingga hangat itu kian membumbung. Hangat yang tak kunjung hilang. Jantung yang tiba-tiba berdegup kencang. Anehnya, ia tak terlalu menyukainya. Ia pulang dengan perasaan tak karuan. Berupaya menyembunyikan rona wajahnya yang aneh. Cemas namun ada bahagia di saat yang sama. Raut wajah yang tak ia mengerti. Baru saja hendak masuk, Fadlan yang sedari tadi memerhatikan kecanggungannya dan Marshall di depan kontrakan, berdeham. Mata lelaki itu memincing. Mencurigai sesuatu yang telah terjadi antara adiknya dan lelaki itu. Marshall. “Jadi, apa yang baru kakak dapatkan?” Aisha mendengus. Berpura-pura jengah. Padahal kentara s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN