Bab 104 Kekejaman Arkan 1

1501 Kata
*** WARNING: RATE 21 PLUS *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA! SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR. YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA! ---------------------------------------------- Arkan Quinn Ezra Yamazaki membanting pintu mobil ketika tiba di depan pintu klub malam milik Elric. Wajahnya gelap bagaikan awan mendung dengan badai tertahan di sana, dan matanya memerah bagaikan ditumpahi darah! ‘Sialan! Di mana sekarang babi itu berada?’ omelnya dalam hati. Arkan melesat memasuki pintu klub begitu saja sampai membuat seorang penjaga kaget melihatnya. Dia hendak ingin menghentikan aksi sang aktor, tapi begitu mengejarnya sedikit, Arkan berbalik ke arahnya dengan menggertakkan gigi bagaikan serigala yang hendak mencabiknya! Semua orang yang ada di tempat itu kaget dan ketakutan melihat pemandangan itu. “Ma-maaf, tuan Arkan! Ternyata itu adalah Anda!” gugupnya dengan wajah memucat kelam, mundur menciutkan tubuh. Perasaan ngeri menusuk matanya. Menakutkan sekali pria itu! Arkan sang Top Star segera melanjutkan langkahnya yang bagaikan sapuan putaran tornado. Tidak menghiraukan banyak mata yang penasaran dan takut-takut tertuju ke arahnya. Pintu ruang kerja Elric ditendang hebat, dan membuat dua manusia di dalam sana yang tengah duduk di sofa saling berhadapan berjengit kaget bukan main. “KAU!” raung Arkan murka, menatap kejam kepada Casilda, masih dalam kostum badut babinya. Wajah berantakan sekali. Wajah kuyu dan kasihan sang wanita, terlebih lagi dengan bibir merahnya yang berantakan, membuat mata Arkan sakit bagaikan ditusuk pisau! Elric yang melihat kemarahan Arkan yang sepertinya akan membabi buta, segera berdiri untuk menenangkannya, tapi baru saja hendak membuka mulut, dia malah kaget dengan suara bentakan sang aktor. “KELUAR!” “A-Arkan... tenang dulu...” kekeh Elric menahan panik. “AKU BILANG KELUAR, ELRIC SEBASTIAN CHEN!” raungnya seraya menunjuk galak ke arah pintu, berjalan ganas ke arah sofa. Hati Ratu Casilda Wijaya gemetar gugup, keringat dingin dengan wajah memucat gelap. Apa yang sudah diperbuatnya sampai pria itu tiba-tiba muncul seperti ini hingga tampak ingin membunuhnya? Tubuh Casida seketika gemetar dingin! “A-Arkan... tenang dulu. Aku mohon...” Arkan dengan cepat meraih kerah baju Elric, mendesis dingin sangat menakutkan, “sudah kubilang jangan ikut campur dalam hal ini. Apa peringatanku hanya sekedar angin lalu di telingamu, hah?!” Elric benar-benar tidak sangka kalau aktor playboy itu memiliki perhatian khusus kepada Casilda, tapi ini benar-benar sangat mengejutkan! “A-Arkan! Lepaskan dia!” teriak Casilda takut-takut, berdiri gugup dengan kedua tangan mengepal di depan tubuh. Seketika saja Arkan menoleh ke arahnya geram, “kau ingin membelanya? Kenapa? Senang sudah melayani pria mesummu di luar sana, hah? Murahan!” Hinaan itu membuat hati Casilda membeku. Apa-apaan dia? Bukannya suka jika dirinya menjadi rendah dan hina? Murahan? Iya! Dia memang murahan! Siapa yang telah menjadikannya murahan seperti sekarang? Casilda mengencangkan alisnya kesal, “lepaskan dia! Kamu bukan anak kecil lagi, kan? Jika berani menyakiti Tuan Elric, aku akan membeberkan hal ini ke media!” Mendengar ancaman kecil itu, Arkan segera melepas kasar cengkeramannya dari kerah baju Elric, membuat sang pemilik klub jatuh terduduk ke sofa dengan mata terpejam gelisah dan takut-takut. Berikutnya, Arkan beralih ke arah Casilda, maju ke sana hingga membuatnya tertegun dingin. Mata membesar melihat sosok penuh amarah itu mulai mengintimidasinya dengan tubuh yang menjulang tinggi. Keringat gelisah menuruni wajah wanita berkostum babi ini, mendongak gugup dengan pupil menyusut gemetar. “Kau... heh... baru saja aku tinggalkan beberapa saat, tapi tingkahmu yang haus dan mata duitan sudah sampai sejauh ini? Mereka membayarmu berapa, hah?” desisnya dingin, mencubit dagu Casilda kasar hingga sang wanita meringis kelam. “Lepas! Lepaskan aku!” Casilda meronta hebat, tapi Arkan malah memeluknya erat hingga wajahnya yang sudah murka semakin murka saja begitu menghirup bau mint pria, alkohol, rokok, dan juga sesuatu yang unik dari tubuh wanita itu. Gejolak batin yang ditahannya sejak dulu, dan membuatnya gagal tidur dengan seorang wanita baru-baru ini, akhirnya membuat pertahanan terakhir Arkan roboh. Pria ini menurunkan kasar wajahnya ke wajah Casilda, menjambak keras rambutnya seperti ingin menariknya lepas dari kulit kepalanya. Gerakan tiba-tiba itu, kontan saja membuat sang wanita menjerit kesakitan ketika bau darah dan rasa perih di bibirnya menghantam semua syaraf dan mendinginkan hatinya. Sialan! Dia menggigit bibirnya hingga terasa mau tercabik dari tempatnya! Casilda mencoba mendorongnya, tapi sekuat apa pun dia mendorong dan memukul, Arkan semakin ganas dan kejam melakukannya! Elric yang panik, segera maju ke depan, mencoba menarik sebelah lengannya untuk melepaskan mereka berdua, tapi begitu baru menariknya, Arkan yang sudah gelap mata oleh amarah saat ini, seketika melepas gigitan bibirnya, dan menarik bagian depan baju Elric. Mata sang aktor menggelap mengerikan dengan denyar dingin misterius, berbisik penuh ancaman, “keluar! Atau kalian semua akan merasakan kemarahanku semalaman ini.” “A-Arkan... Casilda tidak bersalah! Aku yang menyuruhnya melayani tamu. Tolong jangan seperti ini! Kita masih bisa membicarakannya baik-baik, bukan?” Elric mencoba bernegosiasi, tapi sepertinya tidak akan mempan kepada orang yang sudah marah mencapai puncaknya itu. Suara ‘bruk’ keras terdengar begitu tubuh Elric dihempaskan jatuh ke lantai di antara sofa dan meja. Suara dingin dan rendah penuh ancaman dari sang aktor mendesis kejam di udara, lebih dalam dan mengerikan, “jangan membuatku mengulanginya sekali lagi, Elric Sebastian Chen.” Elric segera bangkit dengan pembawaan gugup, “baik! Baik! Aku akan keluar! Tapi, jangan melakukan hal buruk kepadanya! Aku yang salah karena menerimanya bekerja di sini! Dia adalah tanggung jawabku!” Sorot mata gelap dan dingin penuh peringatan dari Arkan yang semakin tajam, akhirnya membuat Elric diam, langsung keringat dingin, dan mengangguk berkali-kali dengan kedua tangan terangkat sebatas bahu tanda menyerah. Detik berikutnya berkata cepat dan hati-hati, “aku keluar! Aku keluar! Tolong jangan menyakitinya saja!” Elric akhirnya keluar dari ruangan itu dengan perasaan bersalah dan tidak rela. Suara pintu dibanting pelan, membuat suasana di ruangan ini tiba-tiba hening bak kuburan. Casilda yang sejak tadi memerhatikan interaksi penuh ketegangan kedua orang itu, mukanya semakin pucat dan gelisah. Darah di bibirnya juga terlihat menyedihkan. Dia menunggu pria di depannya menoleh, dan ketika itu terjadi, hatinya kaget bagaikan diselimuti hawa dingin menusuk. Arkan tampak diam dengan wajah murkanya yang sangat menakutkan, tapi sangat tampan memesona dengan kharismanya yang unik. Casilda belum pernah melihat pria itu semarah ini, bahkan jika itu terkait dengan dendamnya di masa lalu, dia tidak pernah memberikan reaksi luar biasa seperti sekarang. Ada apa gerangan? “Kenapa? Marah karena tidak lanjut melayani para pria mesummu itu? Marah karena tidak dapat uang lebih banyak lagi?” sinis Arkan dingin, mata memicing penuh hina, tangannya mencengkeram dagu sang wanita seolah ingin mematahkan rahangnya. Wajah didekatkan kepada wajah lawan bicaranya. Kedua tangan Casilda yang gemetar lemah, mencoba menahan tubuh sang aktor yang semakin dempet kepadanya, berbisik dengan nada dipaksa berani, “aku tidak mengerti denganmu. Kalau aku mau bekerja di sini, kamu tidak berhak melarangku, kan? Kamu sendiri yang pergi tanpa memberitahuku sama sekali! Aku punya pilihan apa selain melanjutkan rencanaku? Bukankah kamu sudah tidak sabar aku membayar semua hutang-hutangku dan pergi dari hidupmu? Ingin melihatku hancur, kan? Aku sedang melakukannya tanpa membuat tanganmu kotor! Apa lagi maumu?” Arkan menggigit gigi marah, wajah kejamnya tidak berubah sama sekali. Mata gelapnya juga sangat mengerikan bagaikan malam tanpa bintang. Tapi, kata-kata menyindir Casilda barusan, membuat sesuatu di sudut hatinya melunak. Segera, tanpa basa-basi lagi, Arkan melempar tubuh Casilda ke lantai, membuat sang wanita mengerang kesakitan. Dengan cepat, Pria ini membuka jasnya kasar, menaiki tubuh Casilda hingga membuat sang wanita syok menyadari bahaya yang datang kepadanya. “Apa yang kamu lakukan?! Pergi dariku!” teriak Casilda keras, panik bukan main. Traumanya akan kejadian di mobil dulu berulang dalam ingatannya. Apa yang sedang Arkan lakukan sekarang, sudah jelas akan mengarah ke mana. Teriakan Casilda di ruangan ini tembus sampai ke luar pintu, tapi tentu saja tidak ada yang berani masuk ke dalam, karena Elric sendiri sudah memperingati siapa pun untuk tidak ikut campur apa pun yang terjadi di lorong itu. “Lepaskan aku! Dasar aktor sialan! Berengsek!” maki Casilda kesal, begitu Arkan menggosok bibirnya kasar menggunakan jasnya berkali-kali bagaikan tengah menyikat baju. Semua rasa sakit di bibir Casilda sepertinya terlalu parah sampai dia sepertinya sudah mati rasa dibuatnya. Mata terpejam dengan gerakan brutalnya yang tidak berkurang sedikit pun di bibir Casilda. Wajah kejam Arkan penuh kegelapan, dan mata gelap dinginnya menatap penuh benci kepada wanita yang berusaha melawan mati-matian di bawahnya. Percuma saja Casilda melakukan berbagai macam perlawanan. Pada akhirnya, Arkan tetap saja melakukan apa yang diinginkannya. “Kamu gila! Kasar! Aku benci dirimu!” teriak Casilda putus asa hampir setiap kali ada kesempatan memaki di udara. Hal itu semakin memicu kemarahan sang aktor, membuat otaknya seperti mendidih hingga dadanya naik turun penuh emosi. Berikutnya, tiba-tiba saja Arkan berhenti menggosok bibir sang wanita. Dengan meringis kejam, mata masih menatap Casilda tanpa kedip, dompetnya dikeluarkan dan menarik cepat beberapa kartu berbagai warna di sana, kemudian dengan kasar dan kejamnya dilemparkan penuh hina ke wajah Casilda. “BUKA KAKIMU, PEREMPUAN MURAHAN!” raungnya ganas dan kejam. Suara itu menggelegar tinggi di udara hingga membuat hati Ratu Casilda Wijaya membeku dingin mendengarnya. Wajah bengis dan gelap mata Arkan sang Top Star menghiasi mata Casilda yang sedang ketakutan parah saat ini!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN