Bab 155 Memeluknya Sangat Posesif dan Mesra

2068 Kata
#Warning rate 21 + Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. …………… Casilda masih linglung ketika kembali ke ruang pribadi restoran. Perkataan Arkan yang memaksanya ikut ke Amerika terus terbayang-bayang dalam pikirannya. Dia tak habis pikir kalau Arkan akan bersikeras untuk mengajaknya sebagai asisten tambahan. Dia tidak keberatan selama ada kompensasi setimpal di balik penderitaan barunya, tapi yang jadi masalah adalah Lisa akan ikut dalam pemotretan itu sebagai pasangan Arkan. “Casilda? Kamu kenapa? Apa makanan ini bukan seleramu, ya? Terlalu pedas?” tegur Renata yang membuyarkan lamunan wanita berkacamata tebal di dekatnya. Casilda yang baru sadar kalau semua makanan telah disajikan di meja makan besar tampak terkejut melihat pemandangan di depan matanya. Selama beberapa detik, dia membeku syok, dan kulit kepalanya kebas seperti dilapisi es. Bukankah semua ini makanan kesukaan Casilda? Tanpa sadar, matanya melirik cepat ke arah ujung meja di mana Ethan duduk. Pria tampan dan dingin itu tampak berbicara serius dengan manager restoran, dan ketika sadar tatapan panas Casilda tertuju ke arahnya, mata mereka akhirnya bertemu! Napas Casilda tertahan kuat, memucat pasi dan tiba-tiba tidak bisa bergerak dari kursinya. Tidak! Tidak mungkin Ethan benar-benar mengenalinya, kan? Nama ada banyak yang sama di dunia ini! Mau itu nama panggilan atau nama lengkap sekalipun bukan hanya satu orang yang memakainya! Ethan tidak mungkin mengenalinya yang sudah jadi karung beras seperti ini! Lagi pula, bukankah hidangan yang dipesan hampir semua yang ada di buku menu? Mendadak adegan ciuman pipi di lorong restoran beberapa saat lalu muncul di benaknya. Kedua bahu Casilda melorot cepat, wajahnya semakin pucat dan pucat. Napasnya menjadi dingin. “Casilda? Kamu sakit, ya? Kenapa wajahmu semakin buruk begitu? Eh, kedua pipimu juga sepertinya sedikit merah. Kok, seperti bengkak, ya? Kalau tidak enak badan, sebaiknya jangan paksakan dirimu. Kesehatan itu mahal, loh!” sahut Renata cemas, membuat Arkan dan Julian menoleh ke arah mereka berdua. “A-aku baik-baik saja. Mungkin terlalu lelah akhir-akhir ini mempersiapkan konser Julian. Nanti juga akan membaik sendiri. Jangan pikirkan aku lagi. Manager Renata makan saja. Maaf mengganggu yang lainnya. Saya sungguh baik-baik saja!” kekeh Casilda tidak enak hati, menundukkan kepala menghindari tatapan tiga pria yang terasa sangat tajam ke arahnya. Garvin yang sudah terlena dengan semua makanan mahal dan enak sudah tidak peduli dengan percakapan di meja, maka dengan senang hati mengisi perutnya sepuas yang dia mau! “Julian, bagaimana kamu mempekerjakan managermu? Kalau sampai ada yang tahu kamu memperbudaknya, kamu bisa dituntut ke pengadilan. Memangnya kamu tidak menyiapkan asisten manager untuknya? Apa semua harus dikerjakan oleh si Gendut itu? Kamu tidak tahu kalau dia lemah dan lamban seperti kura-kura? Otaknya juga tidak begitu pintar!” omel Arkan yang duduk tepat di sebelah lain Casilda. “Apa maksudmu berkata otakku tidak begitu pintar?” protes Casilda marah, melotot ke arahnya dengan gigi digertakkan kuat-kuat. Arkan mendengus geli. “Itu benar, kan? Kalau kamu memang sepintar yang kamu pikirkan, bagaimana bisa kamu gagal membeli pesanan segelas kopi saat itu? Aku tidak akan membiarkanmu pindah ke managamen lain jika kerjamu bagus. Buktinya, kamu sekarang bekerja untuk talent yang tidak ada apa-apanya.” Julian marah hingga memukul meja. “Arkan! Kamu benar-benar bermulut jahat! Apa maksudmu aku sebagai talent yang tidak ada apa-apanya? Kamu pikir hanya kamu yang hebat di perusahaan itu? Kalau tidak ada dukungan Lisa di sisimu, apa kamu masih bisa bersinar seperti sekarang? Kamu pikir sikap playboymu bisa membuat semua orang tahan berlama-lama? Sebagai seorang superstar yang memiliki sikap sangat buruk dan ceroboh, seharusnya kamu menjadi tanda tanya besar di industri hiburan! Entah penggemarmu buta atau masih belum terbuka saja matanya, atau kamu mengandalkan latar belakang keluargamu dengan tidak tahu malu! Perusahaan juga tidak bisa terus-menerus membereskan masalah yang kamu buat selamanya dengan mengandalkan talent sombong sepertimu! Kamu hanya bikin semua orang susah! Apa begitu membuatmu bahagia membully Casilda hanya karena dia adalah penggemarmu yang bodoh dan naif?” Casilda tertegun kaget! Wajahnya memerah seperti cabai pedas! Apa dia tidak bercermin? Dia tidak ada bedanya dengan Arkan! Kurang sifat playboynya saja yang membuatnya sedikit beda kelas! Sisanya semuanya sama seperti anak kembar sialan! Arkan mendengus geli, menatapnya acuh tak acuh, kepala dimiringkan arogan. Di bawah meja, tangan kiri aktor tampan kita ini mulai sibuk menjelajah di antara kedua kaki Casilda, membuat wanita berkepang satu itu tertegun kaget menyadari gerakan mesumnya yang liar, perlahan menyentuh bagian taman pribadinya yang sangat rahasia. Saking terkejutnya dengan tindakan Arkan, punggung Casilda membeku syok dan cepat-cepat memajukan tubuhnya menempel ke tepi meja. Kalau Renata menyadari ada hal yang aneh, dia pasti bisa melihat kelakuan Arkan yang gila! Dasar pria buas! Benar-benar tidak bisa lihat tempat dan waktu! Pendengaran Casilda tidak jelas saking gugupnya oleh kejahilan Arkan yang terus berdebat dengan Julian di seberang meja. ‘Suami berengsek! Apa dia mau balas dendam gara-gara kejadian di depan lift tadi?’ batin Casilda geram, wajahnya semakin pucat dan keringat dingin. Sendok sup yang digenggam oleh wanita ini gemetar dan lepas dari tangannya gara-gara sensasi geli dan menyetrum di bawah sana. Walaupun Casilda tengah memakai celana panjang yang tertutup, tapi tangan Arkan sangat licin dan jahat! Dia bisa menggodanya di luar hingga sekujur tubuhnya gemetar dingin dan ingin menggeliat gelisah. Saking kuatnya dia menahan diri, semua perasaan di hatinya dilampiaskan dengan cara menggigit bibirnya, mencegahnya bersuara yang aneh-aneh. “Casilda? Kamu benar-benar tidak apa-apa? Wajahmu sangat tidak bagus. Apa sebaiknya kamu memeriksakan diri ke rumah sakit saja? Lihat! Lihat! Kamu sudah merah begitu! Kalau tidak demam, apa mungkin kamu alergi makanan tertentu?” Renata mencondongkan wajah melihat Casilda, prihatin dengan kondisinya. ‘Arkan bajingaaan! Bisa tidak, sih, otaknya dijaga sebentar saja? Dia mau bikin masalah lagi, ya? Apa mau membuatku mati karena malu?’ batin Casilda lagi, menatap linglung dan panik ke dalam mangkuk sup di atas meja. Kedua tangannya yang terkepal di tepi meja harus ditahan kuat agar tidak ketahuan sedang gemetar. “A-aku tidak apa-apa. Sungguh.” Arkan meliriknya dingin. Dengan wajah datar seolah-olah tidak bersalah, di bawah sana, tangannya menangkup cepat bagian itu dan membuat Casilda berjengit kaget dari duduknya hingga punggung menabrak kursi. “Astaga!” pekik Casilda syok, tanpa sadar menoleh marah ke arah Arkan seolah akan membakarnya hingga hangus! “Ada apa?!” seru Renata bingung, mengamatinya dari atas ke bawah. Untungnya tangan Arkan sudah ditarik dari bagian itu. “Ka-kakiku sepertinya tiba-tiba mengalami kejang otot. Mungkin salah duduk. Kakiku sempat terkait dengan kaki Arkan dan menginjaknya. Maaf, Arkan sang Top Star! Aku tidak sengaja melakukannya,” ujar Casilda dengan ekspresi bersalah dibuat-buat, tertawa dipaksakan hingga terdengar sedikit aneh. “Tidak masalah. Kamu tidak akan mengalami hal seperti itu jika masih berada di managemenku. Aku tidak keberatan menerimamu kembali. Kerjamu pasti capek, kan, mengurus anak kecil sepertinya? Semuanya serba dikerjakan sendirian. Memangnya kamu itu pahlawan super?” dengus Arkan sombong, sangat tinggi dan terlihat memandang remeh ke arah Julian yang marah. “Arkan, kalau kamu sudah membuang mainanmu, sebaiknya jangan memungutnya lagi! Kamu tidak malu? Lagi pula, kamu pikir kamu lebih baik daripada diriku? Tidak mungkin kamu memecat Casilda tanpa ada alasan yang membuatmu kesal, bukan?” “Kapan aku bilang pernah memecatnya? Dengar, anak sialan! Casilda adalah milikku! Berapa kali harus aku katakan kepadamu? Kamu hanya meminjamnya sebentar! Kamu pikir aku akan membiarkanmu mengambilnya dariku? Terlalu cepat 1000 tahun bisa mengalahkanku di industri ini! Teruslah bermimpi!” Kedua orang itu terus berdebat sengit, sementara Ethan yang sudah tahu seperti apa permusuhan Arkan dan Julian dari penjelasan Renata di mobil, akhirnya merasa lega karena berpikir dugaannya tidak benar. Pria dingin berjas ini salah paham, mengira kalau dua superstar itu hanya tidak mau kalah satu sama lain, makanya menjadikan Casilda sebagai kambing hitam untuk diperebutkan demi ego dan harga diri masing-masing, tidak benar-benar tertarik kepadanya sebagai wanita seperti yang sempat dicemaskannya tadi. Ethan pernah mendengar kalau persaingan di dunia hiburan terbilang keras, bahkan permusuhan bisa ditampakkan begitu jelas di depan umum. Tidak sangka dia akan melihatnya sendiri, dan wanita tercintanya malah jadi korbannya. Sudut bibir Ethan tertarik tipis, menatap penuh cinta Casilda yang mengoceh kesal kepada Arkan. “Kamu diam saja, Gendut! Ingat, ya! Kontrakmu denganku masih terikat sah secara hukum! Kalau bukan Renata yang membujukku agar kamu berkembang di perusahaan, kamu jangan harap dekat-dekat dengan tukang plagiat itu! Apa yang bisa kamu pelajari darinya, hah? Kamu mau jadi tukang plagiat juga?” “Siapa yang kamu sebut sebagai tukang plagiat? Arkan, kamu terlalu narsis! Kamu pikir dunia ini berputar hanya di sekitarmu saja?!” gerung Julian kesal, memajukan tubuhnya dengan kedua tangan mengepal erat di tepi meja. Kening mengencang hebat. “Heh! Bukankah memang begitu? Julian Ganomeda Galaxy, kamu sudah lupa bagaimana kamu bisa sampai ke posisi sekarang? Semua karena kamu meniru dan mencuri milikku.” Arkan tiba-tiba bangkit, menarik kasar tangan Casilda bersamanya. “Aku rasa sudah cukup makan siangnya. Ayo kita pergi!” titah Arkan dingin, melirik sinis Casilda yang menatapnya kaget. “Apa maksudmu? Aku tidak mau pergi!” ronta Casilda marah, menarik-narik tangannya kesal. “Patuh! Kalau kamu seperti ini terus, aku akan menuntutmu karena pelanggaran kontrak!” Julian berdiri marah, tampak tersinggung dan panik. “Kamu jangan bawa-bawa Casilda! Kalau kamu membenciku, maka cukup membenciku saja! Casilda tidak tahu masalah apa pun di antara kita berdua! Jangan membully-nya seperti itu!” “Wuah... lihatlah reaksimu sekarang, orang-orang bisa mengira kamu menyukai si Gendut ini. Seleramu sudah jatuh ke got, ya? Rendah sekali,” ejek Arkan malas-malasan dan sangat menghina. Sang aktor meraih Casilda masuk ke dalam pelukannya, pamer kemesraan dengan gaya sangat arogan, terang-terangan menyatakan kepemilikannya terhadap Casilda. Julian yang bertemu mata dengan wajah polos Casilda yang cupu, seketika saja tertegun kaget. Wajahnya memerah sangat jelas hingga ke telinga! Cahaya dingin langsung hadir di mata gelap Arkan, menangkap semua reaksi Julian di seberang meja. Hatinya tidak senang mendapati fakta menyebalkan itu! Sialan! Dia benar-benar menyukai Casilda?! Berani sekali dia ingin menggoda istrinya! Semakin marah hati Arkan, semakin kuat pelukannya di tubuh Casilda yang kini sudah menciut panik dengan wajah linglung. Julian tidak mau kalah. Dia langsung mengeluarkan ejekannya yang paling tajam! “Jangan menghinaku dan Casilda! Kamu tidak pantas! Cepat lepaskan tanganmu dari bahunya! Kamu tidak lihat dia setengah mati menopang berat badanmu yang raksasa itu? Dasar tidak tahu malu!” Arkan sedikit lebih tinggi dari Julian, dan otomatis saja dengan bentuk tubuh proposial membuatnya seperti tiang listrik di dekat Casilda yang bentuknya bulat seperti ikan buntal. Sekali tekan, dia pasti akan meletus! Playboy sialan itu benar-benar kurang ajar menyeret Casilda untuk memprovokasinya! Julian geram dan hatinya cemburu melihat kedekatan kedua orang di depan sana. Walaupun Arkan menindas Casilda, tapi protes wanita itu seolah-olah terlihat mesra dan harmonis. Semua orang bisa saja jadi iri dibuatnya! Arkan yang sudah mendapatkan kelemahan baru Julian, segera memancing amarahnya lebih jahat. Dengan sengaja, dia memeluk mesra Casilda dengan kedua tangannya, mirip pasangan kekasih yang romantis. Kemudian, dia menyandarkan kepalanya di bahu sang istri sambil bermanja-manja nakal. “Kenapa? Aku juga bisa melakukan hal ini kepadanya. Kamu pikir dia akan protes? Casilda adalah asistenku yang paling setia dan patuh seperti anjing. Kamu jangan besar kepala hanya karena dia menjadi managermu dan bisa kamu suruh-suruh sesuka hati. Aku mau dia kembali ke managemenku sekarang. Kamu cari saja manager baru untuk mengurus konser sialanmu itu. Dia akan ikut denganku ke Amerika bulan depan.” Kalimat terakhir diucapkan dingin dan serius, menatap tajam penuh permusuhan kepada Julian hingga membuatnya syok luar biasa! Kenapa Arkan menatapnya seolah akan membunuhnya? Tidakkah tingkahnya sekarang agak aneh? Julian merendahkan pandangan, menggelap suram. Kedua tangan mengepal erat di sisi tubuhnya. “Arkan, kamu mau merusak tur konserku, ya? Apa kamu sangat iri melihatku menjadi penyanyi yang lebih sukses di luar perkiraanmu? Kamu sangat pengecut menggunakan Casilda seperti itu.” Sebelum membalasnya, Arkan memeluk Casilda lebih erat dengan sangat posesif dan dingin, membisikkan sesuatu di telinga wanita itu secara diam-diam dan berhasil membuat bibirnya merapat gugup. Wajah pucat Casilda sangat buruk, kepala tertunduk gelisah. “Julian, kamu sepertinya sudah terkena star syndrome, ya? Aku pikir kamu akan sedikit lebih bijaksana ketika telah berada di atas. Tapi, ternyata penjahat tetap saja penjahat. Hatinya akan selalu jelek dan busuk.” “Apa maksudmu berkata begitu?!” Ketegangan semakin kuat hadir di ruangan. Orang-orang yang menyimak sejak tadi cukup terbawa arus hingga terdiam. Akhirnya, Renata buka suara. “Cukup! Apa tidak malu bertengkar di depan investor baru kalian?!” Julian protes cepat, sangat serius menatap Ethan. “Kak Ethan! Kamu lihat sendiri, kan? Dia duluan yang cari gara-gara! Dia membully managerku hanya karena membenciku! Apa kamu tidak bisa menendangnya saja dari perusahaan sebagai investor utama saat ini?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN