Ethan yang menyimak pertengkaran dua superstar tampan itu tampak menggelap kelam, matanya dingin dan dalam. Hal itu membuat bulu kuduk Casilda meremang. Selama hidupnya dia mengenal Ethan, baik selama dia mengejar cintanya, maupun berpacaran dengannya dulu, dia tidak pernah melihat sikapnya yang begitu menakutkan begitu.
Ketika Ethan mengusirnya dari pesta pertunangannya bersama wanita lain, dia bahkan tidak semenakutkan sekarang. Apa yang mengganggunya?
Sebelum Ethan membuka suara, Arkan dengan sombong memeluk Casilda dengan gaya seberengsek mungkin khas sifat playboynya selama ini, berkata dengan gaya malas-malasan dan arogan.
“Tuan Presdir yang terhormat. Aku dengar kalau bocah itu adalah sepupumu. Tolong jangan melakukan nepotisme di industri ini. Aku sendiri sebagai anak tunggal dari keluarga kaya dan berpengaruh sama sekali tidak meminta bantuan apa pun dari mereka. Semuanya murni karena kemampuanku sendiri.
Kalau Anda sampai turun tangan membantunya yang sangat manja dan tidak percaya diri itu, apa kata dunia? Jangan lupa, bocah itu adalah seorang superstar, sedikit saja ada masalah yang membuat kening paparazzi berkerut, karirnya bisa saja akan tamat, dan reputasimu sebagai seorang presdir hebat akan dipertanyakan oleh banyak kalangan.”
“KAMU!” geram Julian marah, melotot kesal ke arahnya dengan perasaan tak berdaya.
Mau seperti apa pun dia protes, apa yang dikatakan oleh Arkan benar adanya.
“Kenapa? Tidak setuju? Aku naik ke posisi seperti sekarang adalah hasil kerja kerasku sendiri. Tidak seperti seseorang yang hanya bisa meniru dan menipu orang lain hanya untuk menjatuhkannya. Kamu mau mengejekku seperti apa pun, hal yang kamu tuduhkan tidak akan pernah kamu temukan sama sekali.
Aku adalah aktor yang bersih meskipun punya kebiasaan tidur dengan wanita selama ini. Jangan berani-beraninya menghina pencapaianku dengan statusmu yang rendah itu. Kamu hanya akan membuat malu kedua orang tuamu. Paham? Ayo, pergi!”
Arkan menarik Casilda cepat, berjalan tidak sabaran dengan raut wajah super serius. Casilda yang ditarik-tarik kasar menjadi linglung dan tidak tahu harus berkata apa.
“Arkan!” teriak Renata, menghentikan kedua orang di seberang ruangan.
Sang aktor berbalik dingin, menatapnya serius.
“Renata, berapa kali harus aku katakan kepadamu kalau aku tidak suka dengan bocah itu? Kamu malah ingin memberikan asistenku kepadanya? Kamu sungguh ingin melatih Casilda, atau ingin menginjak-injak harga diriku?”
Renata tertegun kaget dengan tuduhannya.
“Kamu bicara apa? Apa maksudmu berkata begitu?”
Mata dingin Arkan melirik kesal ke arah Julian. Mendengus geli penuh hina.
“Kamu pikir bisa menyiksanya sesuka hati? Jangan pikir aku tidak tahu apa saja yang telah kamu lakukan kepadanya selama ini. Yang boleh menindasnya hanya aku. Pemiliknya satu-satunya!” desis Arkan posesif seperti orang gila, tangan Casilda dicengkeram sampai wanita itu mengerang kesakitan dan menendang kakinya marah.
“Dasar gila! Bertengkar dengan orang lain seperti apa pun aku tidak peduli! Tapi jangan seret orang lain seperti ini!”
“Kamu baru saja menendangku?!” geram Arkan kesal, menarik Casilda hingga mendekat. “Kamu ingin melawan lagi?! Tidak takut dengan pelanggaran kontrak?! Kamu sanggup bayar 1 milyar hari ini juga?!”
Keduanya saling tatap sambil menggertakkan gigi marah, mirip kucing dan anjing yang saling bertengkar di jalanan.
Renata menepuk jidatnya putus asa.
“Ya, ampun. Seharusnya aku tahu kalau ide makan siang ini adalah sebuah bencana.”
Ethan meliriknya sekilas, dan tenggelam dalam pikirannya begitu kembali melihat pemandangan di seberang ruangan. Mata dinginnya berdenyar misterius mengamati adu mulut antara Casilda dan Arkan.
Sebelumnya, Ethan juga pernah mendengar kedua orang itu ribut di depan lift perusahaannya. Tidak sangka ternyata keduanya sangat akrab melebihi yang dipikirkannya selama ini. Tiba-tiba saja rasa cemburu dan curiga hadir di hatinya. Benarkah keduanya tidak memiliki hubungan lain? Dari bahasa tubuhnya, sepertinya bukan hanya sekedar talent dan asistennya.
“Casilda?” sahut Ethan dengan gaya bicara elegan dan berwibawa. Tetap terlihat tenang. Sangat dewasa, sangat lembut.
Casilda yang hendak ditarik lagi oleh Arkan segera berhenti dengan hati menegang kaget, menoleh cepat ke arah Ethan. Keringat gelisah mulai bermunculan di wajahnya. Mata terkunci dengan sosok dingin di ujung meja sana.
“Apakah kamu senang bekerja sama dengan Arkan sang Top Star? Jika tidak, aku bisa membantumu membayar denda kontrak atau apa pun itu. Kamu bisa memilih untuk bekerja di mana pun kamu mau. Aku akan membantumu sepenuhnya. Tidak perlu mengurusi 2 superstar egois yang hanya bisa menindasmu tanpa memikirkan perasaanmu sama sekali.”
Hening.
Ruangan private itu tiba-tiba sedikit aneh, mencekam dengan cara yang sulit dijelaskan. Renata sampai syok melihat Ethan langsung turun tangan seperti itu terhadap seorang pekerja sederhana seperti Casilda.
“Tunggu. Sebenarnya, kalian ini saling kenal semua, atau bagaimana?” celutuk Renata kesal. “Apa aku melewatkan sesuatu?”
Ethan memutus kontak mata dengan Casilda, melirik wanita di sebelahnya dengan senyum misterius.
“Kami semua baru saling mengenal, Manager Renata. Menurutku, Casilda adalah pekerja yang sangat unik dan bersemangat tinggi. Tidak seharusnya dipersulit oleh dua superstar kalian yang suka membuat skandal, bukan? Yang aku dengar barusan, kamu ingin membuatnya berkembang, aku bisa menawarkan bantuan jika dia tidak keberatan.”
“Kak Ethan! Kenapa kamu juga menilaiku seperti itu? Aku dan dia memiliki level yang jauh beda! Dia hanyalah playboy tidak tahu malu! Sudah punya tunangan, tapi masih saja tidak bisa menjaga sikap! Dia pikir bisa bertahan selamanya dengan sikap buruk begitu? Dia pasti akan jatuh dalam waktu dekat! Pria tampan dan berbakat bukan hanya dia di dunia ini!”
“Tunangan?”
“Iya! Tunangan! Kak Ethan serius mau masuk ke industri hiburan dan memilih perusahaan kami tanpa tahu apa pun? Jangan bercanda! Aku bukannya menjelekkan perusahaan sendiri, tapi jika punya talent seperti dia, uang investasimu bisa saja hangus sia-sia!
Kakak tidak dengar apa yang kami bicarakan sejak tadi, ya? Lisa adalah supermodel yang sangat terkenal, dan juga adalah putri dari pebisnis ternama di ibukota. Dia akan segera menikah dengannya tahun ini!
Kalau sampai menyinggung Lisa, apa Kak Ethan pikir keluarganya akan diam saja? Karir pria sialan itu pasti akan dihancurkan bertubi-tubi, dan siapa yang akan rugi besar jika dia membuat kekacauan terus-menerus? Apa itu sebanding dengan pengorbanan perusahaan dan orang-orang di dalamnya?”
Analisa Julian sangat masuk akal dan benar-benar bersegmentasi bisnis dan keuntungan yang maksimal. Tentu saja tidak ada investor yang suka jika sumber penghasilannya bermasalah.
Arkan menggelap kesal mendengar perbincangan itu. Mereka seolah-olah menganggapnya tidak ada. Apakah dia adalah udara?
Casilda yang menyadari Arkan akan segera meledak dan bicara sembarangan, segera menahan kuat-kuat sebelah lengan suaminya, dan menatap Ethan dengan wajah serius.
“Maaf memotong pembicaraan Anda, Presdir Ethan, tapi saya rasa tidak memerlukan bantuan apa pun dari Anda. Saya bisa menyelesaikannya sendiri. Terima kasih atas perhatiannya. Tapi, sungguh, itu tidak perlu sama sekali.”
“Casilda!” tegur Julian marah, tiba-tiba saja kesal karena menduga kalau wanita itu akan memihak Arkan ketimbang dirinya. Lihatlah cara dia memeluk sebelah lengannya itu!
Ethan terdiam dingin tanpa ekspresi. Matanya juga tidak luput dari adegan Casilda memeluk lengan Arkan di seberang sana.
“Apakah kamu suka berada di managemen Arkan?”
“Iya. Sejujurnya saya lebih suka berada di managemen Arkan. Bagaimanapun, dia adalah idola saya sejak dulu. Walaupun saya dicap sebagai penggemar tidak tahu malu, atau pun sering ditindas olehnya seperti gosip yang telah beredar, Arkan tidak seburuk yang dituduhkan oleh Julian.
Saya memang terkadang marah dan kesal dengan sikapnya yang kekanak-kanakan, tapi tanpa diketahui oleh banyak orang, Arkan adalah pria yang sangat baik dan pengertian. Jika orang luar yang melihat apa yang dilakukannya kepada saya, mereka pasti akan berkomentar kalau itu adalah hal yang kejam dan tidak manusiawi. Tapi, sejujurnya tidak beda jauh saat saya berada di managemen Julian.”
“Casilda! Kamu bicara apa? Aku tidak pernah menindasmu melewati batas, kan?”
Casilda tersenyum lembut.
“Arkan juga begitu. Dia berpikir apa yang dilakukannya tidak melewati batas, tapi orang lain yang melihatnya tidak begitu, bukan? Apakah aku pernah protes?”
“Casilda!” geram Julian kesal, merasa pembelaannya tidak dihargai.
Casilda melihat Ethan sekali lagi, berkata lebih serius.
“Saya paham dengan semua perlakuan Arkan selama ini kepada saya. Di sisi lain, saya juga punya andil di dalamnya. Keras kepala dan suka membuatnya kesal. Tapi, sekalipun kami bertengkar, itu bukanlah hal serius yang sampai perlu mendapatkan perhatian dari orang penting seperti Anda, Presdir Ethan. Kami tahu apa yang kami lakukan dan bisa mengatasinya sendiri.”
Ethan mengkelam suram mendengar penuturannya.
Casilda melepas pelukan lengannya pada Arkan, lalu membungkuk sopan memberi hormat.
“Terima kasih atas traktirannya hari ini dan juga kepedulian Presdir Ethan. Sepertinya, memang sebaiknya saya permisi duluan agar suasana menjadi lebih tenang. Arkan adalah pria pekerja keras dan sangat berbakat.
Bukankah semua orang butuh waktu untuk menjadi lebih baik dan dewasa? Tolong berikan dia waktu untuk membuktikan dirinya. Sebagai seorang investor, saya yakin Anda tidak akan kecewa jika melihat seperti apa riwayat karirnya selama ini. Dia bisa memberikan keuntungan besar, dan akan membuat Anda puas dengan segala pencapaiannya.”
“Gendut! Kenapa kamu malah terus memihaknya begitu? Kamu diancam apa olehnya, hah?! Aku lihat dia tadi berbisik sesuatu kepadamu. Benar, kan?”
Julian hendak maju ke depan, tapi segera saja ditahan oleh Garvin secara refleks.
“Lepaskan aku! Dia pikir dia itu siapa seenaknya merasa dirinya lebih hebat daripada semua orang? Dia tidak bisa berlaku semena-mena kepada Casilda! Aku sudah muak melihatnya yang seperti itu! Tidak selamanya seorang raja akan terus berada di atas!” gerung Julian marah, mencoba melepaskan kedua tangan Garvin yang sudah menempel seperti monyet, menahannya agar tidak membuat masalah lebih besar.
Asisten kecil itu hanya bisa menggelengkan kepalanya kuat-kuat, wajah memohon penuh harap.
“Julian!” tegur Casilda kesal, kening mengencang hebat.
“Kenapa kamu membentakku?! Apakah kamu sangat menyukainya? Dia itu tidak bisa kamu gapai, Casilda! Jangan mau dibodohi olehnya! Memangnya kamu bisa melawan Lisa? Tolong bedakan mana fantasi dan dunia nyata! Jadi penggemar seharusnya bisa tahu batasan! BENAR-BENAR TIDAK TAHU DIRI! SANGAT MEMALUKAN! KAMU DAN ARKAN SAMA SEKALI TIDAK COCOK! KALIAN TIDAK AKAN PERNAH BERJODOH! DASAR GENDUT TUKANG HALU!”
“Berengsek! Dasar bocah sialan!” geram Arkan kesal, sudah mulai gelap mata ketika mendengar kalimat Julian yang lagi-lagi menghina istrinya.
Ejekan Julian barusan adalah hal paling sensitif bagi Arkan selama ini. Semenjak dia jatuh cinta kepada Casilda sampai mereka berdua resmi menjadi pasangan suami istri, kalimat negatif itu seperti menghantuinya.
Apakah dunia begitu menentang hubungan mereka berdua? Apakah Casilda sungguh tidak cocok dengannya? Pemikiran itu membuat Arkan marah luar biasa!
“Hentikan! Arkan! Apa yang kamu lakukan?!” pekik Casilda histeris begitu melihat Arkan maju dan langsung meninju wajah Julian tanpa ragu.
Garvin memekik kaget, dan Renata segera berdiri syok dari duduknya.
“Ada apa dengan kalian semua?! Hentikan! Benar-benar keterlaluan!” seru Renata linglung.
“Dasar bocah tidak tahu berterima kasih! Apa semua hal yang aku miliki harus kamu rebut, hah? Baru sedikit saja mencicipi apa yang aku miliki, kamu sudah merasa di atas angin? Kamulah yang tidak tahu diri! Beraninya mengatai orang lain! Apa aku perlu memberimu hadiah sebuah cermin besar?!”
Arkan memaki luar biasa sambil ditahan oleh Casilda di sisinya, mengabaikan ucapan wanita berambut pendek.
“Arkan, jangan menilai dirimu terlalu tinggi. Aku juga berjuang dengan usahaku sendiri. Untuk apa butuh panutan dari pria sombong sepertimu? Kamu adalah model paling buruk di industri ini! Aku menyesal pernah mengenalmu! Suatu hari, Casilda dan Lisa juga akan berpikir demikian! Kamu hanyalah sampah yang terlihat seperti berlian!”
“Kamu! Dasar mulut sialan!” gerung Arkan menggertakkan gigi marah. Sudah berniat untuk meninju wajahnya lagi, tapi Casilda segera memeluknya erat dan memohon dalam bisikan halus di dadanya. Mata wanita ini terpejam erat dan mengeluarkan semua tenaganya untuk memeluk sang suami.
“CUKUP!” teriak Renata geram, sangat pas ketika Arkan sudah mulai tenang oleh bisikan Casilda.
Dengan gaya elegan, Ethan berdiri dari duduknya, dan memberikan gerakan anggun kepada Jimmy yang sejak tadi tersenyum-senyum menyebalkan mengamati semuanya dalam diam.
“Bayar semua makanan ini dua kali lipat, dan beritahukan permintaan maafku kepada managemen restoran atas kekacauan yang terjadi. Jangan sampai apa yang terjadi di ruangan ini bocor.”
“Baik, Presdir Ethan!”
Sang sekretaris bergegas keluar ruangan, meninggalkan orang-orang di sana dalam keadaan setengah bengong.
“Aku akan menghargai keputusan Casilda. Untuk itu, aku pamit duluan. Masih ada urusan yang harus aku selesaikan. Kalian makanlah dengan baik, kita akan berjumpa lagi lain waktu saat kalian semua telah akur satu sama lain.”
Ethan tersenyum lembut ke arah Casilda, dan segera meninggalkan ruangan usai pamit dengan sopan.
Renata duduk terpuruk di kursinya, pandangannya kosong dan tak berdaya.
“Untunglah dia tidak membatalkan niatnya berinvestasi. Hampir saja kita kehilangan triliunan rupiah. Kalian benar-benar ingin membuatku mati berdiri, ya?”
Casilda termenung linglung mendengarnya. Kenapa Ethan begitu antusias berinvestasi sebanyak itu? Bukankah bisnis keluarganya tidak tertarik di bidang entertainment selama ini?