10. Pertolongan Dari Pangeran Gustavo

1994 Kata
Pertolongan dari Pangeran Gustavo Pangeran Gustavo resah menunggu ke datangan Nada. Katanya ia akan keluar istana setelah jam makan siang. Tapi ia belum tampak batang hidungnya. Apakah terjadi sesuatu pada Nada. Pangeran belum tau bagaimana karakter kerajaan Zdellaghoztte. Bisa saja Nada di jebak atau di culik untuk di nikahkan dengan pangeran yang katanya sedang sakit. Wah imaji pangeran Gustavo semakin meliar. Pokoknya ia akan menunggu beberapa saat lagi. Jika Nada tak kunjung keluar istana juga. Pangeran Gustavo akan nekad menerobos masuk dalam istana. Sudah kering kerontang ia menunggu Nada sejak pagi di luar istana. Nada memang bilang akan berada di istana sampai jam makan siang. Nada juga melarang pangeran Gustavo untuk datang pagi pagi bersama Nada. Tapi pangeran tetap kukeh ingin mengekor Nada dari sejak tadi pagi. Baiklah ini resikonya. Pangeran Gustavo harus membunuh rasa bosannya dengan mengamati sekitar kastil istana. Selang beberapa menit. Yang di tunggu datang juga. Nada nyengir kuda karena merasa bersalah pada pangeran Gustavo. Ia sudah terlambat satu jam dari perjanjiannya dengan pangeran Gustavo. "Maaf Gustavo. Tadi ada sedikit kendala di istana. Tapi semua sudah selesai kok. Begini Gustavo.." Nada menceritakan permintaan raja dan ratu yang meminta dirinya tinggal di istana. Semua ia ceritakan pada pangeran Gustavo. Dari mulai cerita tentang kerajaan Zdellaghoztte, sadarnya pangeran Zhellograf. Sampai permintaan raja Zholagraf dan ratu Niyya. Matanya terlihat jujur saat Nada bercerita pada pangeran Gustavo. Nada memang gadis yang jujur. Tidak mungkin ia berbohong pada pangeran Gustavo. Tidak mungkin juga ia mempermainkan janjinya, yang akan membantu pangeran yang menemukan beda pusaka yang hilang. "Itu mudah saja. Aku akan menyewa rumah di sekitaran sini untuk tinggal sementara. Jadi kita masih bisa bertemu tanpa aku harus bolak balik dari negeri Zdellaghoztte ke desa Moregestte. Simpelkan kenapa harus di buat pusing. Yang penting kamu sudah berusaha untuk menepati janji kamu padaku. Benar bukan?" solusi dari pangeran Gustavo memang jitu. Kenapa tadi tidak terpikirkan oleh Nada. Saking banyak hal baru yang ia banyak temui. Dan saking semuanya serba mendadak. Nada jadi tidak bisa berpikir jernih. Bahkan memikirkan solusi untuk pangeran Gustavo. Sunggu bodoh kali ini dirinya. Untunglah pangeran Gustavo punya idea cemerlang. Ideanya sangat membantu. "Ya sudah yuk kita lanjutkan pencarian kita. Semoga kali ini kita beruntung," ajak Nada. Mereka merdua kembali mencari permata biru. Semoga saja di negeri Zdellaghoztte, mereka bisa menemukannya. Kenapa begitu sulit menemukan benda itu? Bertahun tahun pangeran Gustavo mencari permata itu. Namun baru sekarang mendapatkan petunjuk. Bahwa Nada mempunyai aura untuk mendapatkan permata biru itu. Apa ayahnya mengelabui dirinya? Apa peri peri itu juga sama bersekongkol bersama ayahnya? Pangeran mulai bosan dengan pencarian ini. Pasalnya waktu yang ia tunggu hingga dua puluh tahun ini. Tidak menghasilkan apa apa. Sejak berjalan dari tadi. Pangeran Gustavo merasa ada yang mengikuti mereka berdua. Sepertinya penguntit. Tapi Gustavo merasakan kali ini bukan manusia yang mengikuti mereka. Bukan pula binatang buas. Tapi seorang penyihir. Ternyata bukan hanya di desa Moregestte. Di negeri Zdellaghoztte juga ada penyihir. Apakah penyihir yang mengikuti mereka adalah penyihir jahat Grozu? Penyihir jahat yang menurut cerita yang Nada ceritakan telah membuat negeri Zdellaghoztte menjadi porak poranda. Hancur seperti sekarang. "Nada," panggil Gustavo sambil menghentikan perjalanannya. "Ada apa Gustavo? Kok berhenti?" "Ada yang mengikuti kita. Sebaiknya kamu sembunyi dulu di balik semak itu. Tutup mata kamu. Orang ini bukan sebarangan orang. Dia sepertinya berniat jahat. Berjanjilah padaku untuk tetap tutup mata dan jangan mengintip," ucap Gustavo serius. "Tapi.." "Turutilah permintaanku. Ini demi kebaikan kita berdua," pintanya dengan tatapan tajam. "Hahaha hahaaa," suara tertawa itu begitu jelas. Nampaknya itu suara dari penyihir yang telah membuntuti mereka. Tak banyak berpikir. Nada langsung menuruti permintaan Gustavo. Ia bersembunyi di balik semak semak. Nada langsung menutup rapat matanya. Nada janji dalam hati. Ia tidak akan membuka matanya sampai pangeran Gustavo yang memintanya. "Hahaha.. Ternyata kamu menyadari kehadiranku. Kamu pasti bukan sebarangan orang," penyihir itu muncul di hadapan pangeran Gustavo. "Ada apa kamu mengikuti kami? Apa yang kamu inginkan dari kami?" tanya pangeran Gustavo. "Kalian pasti sedang mencari permata biru itu bukan? Kau pasti salah satu utusan Neptune untuk mencari permata biru itu di dunia. Aku tidak akan membiarkan kamu menemukannya terlebih dahulu. Maka dari itu. Aku akan membunuhmu beserta gadis itu," ancamnya. Penyihir itu langsung mengeluarkan kekuatannya. Namun Gustavo berhasil menghidarinya. Gustavo dan penyihir itu bertarung sangat sengit. Sebelum mereka bertarung. Gustavo sempat menggunakan kekuatan langitnya untuk membuat Nada tidak bisa mendengar percakapan mereka. Semoga saja kekuatan langitnya berhasil. Ia tidak mau sampai Nada tau tentang identitasnya. Ini belum saatnya terbongkar. Perjalananya masih panjang. Permata biru itu belum ia temukan. "Hihihi kekuatanmu hebat juga. Sebenarnya siapa kamu?" penyihir itu sendiri kerepotan melawan Gustavo. Sepertinya sebentar lagi dia akan menyerah. "Dengar! Siapapun aku. Berhentilah mengikuti kami. Kalau tidak akan aku musnahkan kamu. Dan membuatmu tinggal selamanya di neraka," acam Gustavo tidak main main. "Baiklah tuan. Aku menyerah sampai di sini. Aku beri tahu. Hati hatilah. Bukan hanya aku yang mengincar permata biru itu. Tapi para peri dan penyihir jahat juga mengincarnya untuk menguasai jagat raya ini beserta kerajaan langit. Apalagi penyihir Grozu telah bangkit dari lembah kematian. Kau tak akan sanggup melawanya sendirian," peringatan dari penyihir itu. Itu berarti dia bukan penyihir jahat Grozu. Tidak usah di beritahupun Gustavo sudah mengerti. Ayahnya telah mengingatkan soal ini saat ia akan turun ke bumi. "Baiklah. Kali ini aku mengampuni kau. Jangan coba coba mengikuti kami lagi. Dan satu lagi. Jangan sentuh gadis itu. Jika kau melanggar. Aku tidak segan segan akan melenyapkanmu," peringatan keras Gustavo pada penyihir itu. "Baiklah.. Hihihii," penyihir itu seketika menghilang. Gustavo merasa sedikit lega. Karena pertarungannya tidak berlangsung lama. Ini saatnya menemui Nada yang sedang bersembunyi di balik semak semak. Gustavo membuka semak yang menjadi tempat persembunyian Nada. Begitu ia buka. Gustavo melihat Nada sedang tertidur pulas. Syukurlah, itu artinya Nada tidak mendengarkan percakapan mereka. Gustavo mengeluarkan Nada dari semak semak itu. Ia memangku Nada kemudian ia letakan Nada di pinggir pohon. Gustavo mengamati secara rinci paras cantik Nada. Kemudian ia berbicara sendiri. "Malang sekali nasib kamu Nada. Tega sekali orang tua yang membuang mu. Sungguh tak habis pikir. Mereka pasti akan menyesal setelah tau anak yang mereka buang ini sangat cantik seperti kamu. Bukan hanya cantik. Tapi penurut dan suka menolong orang. Betapa bodohnya mereka menyianyiakan kamu. Tapi aku yakin. Kamu akan bahagia tanpa mereka. Aku yakin kamu bisa melalui ini semua dengan senyuman cantikmu," racau Gustavo. Saking terkeisap dengan kecantikan Nada. Gustavo bagai tersihir, ia sampai tidak sadar. Tangannya membelai paras cantiknya Nada. Sungguh lembut dan bercahaya. Hal itu membuat jantungnya bedegup kencang. Rasanya ada perasaan aneh menyelusup ke relung hatinya. Sebelumnya ia belum pernah merasakan ini. Dari sekian banyak gadis yang ia temui. Baru Nada yang paling dekat dengannya. Meski pertemuan pertamanya dengan tidak begitu bagus. Tapi ternyata gadis ini menyimpan sejuta pesona yang membuat lelaki mana saja pasti akan jatuh cinta padanya. Tutur katanya yang sopan. Suaranya yang merdu. Matanya yang menyejukan hati. Semua ini mampu menyihir siapapun yang ada di di dekatnya menjadi nyaman berada di sampingnya. ******** Nada mulai membuka matanya. Sepertinya ia terlalu lama tertidur. Saat ia membuka matanya. Ada pangeran Gustavo yang juga terlelap di sampingnya. Pangeran Gustavo menjadikan bahunya sebagai sandaran. Apa yang baru saja terjadi? Mengapa saat sampai di semak semak aku jadi mengantuk dan tertidur. Lalu siapa sebenarnya orang yang mengikuti kami tadi? Seakan seperti tersihir. Aku tertidur begitu saja saat aku menutup telingaku. Lalu sudah berapa lama aku dan Gustavo di posisi seperti ini? Ya ampun. Semoga tidak terjadi apa apa, Nada bertanya dalam hati. Nada mengamati paras tampan Gustavo. Lelaki ini tidak jelek juga. Dia tampan seperti yang Lisna bilang. Wajahnya terlihat sangat lelah. Ternyata di balik sifatnya yang angkuh. Ia juga menyimpan beban yang sangat berat. Mungkin saja sejak dulu ia mencari benda pusaka itu sendirian. Setelah lelah mencari sendirian. Ia memutuskan untuk mencari teman untuk pencariannya. Hmm.. Semoga saja benda itu segera di temukan. Nada sudah dua kali mendapatkan pertolongan dari Gustavo. Gustavo sudah mulai berubah. Ia menjadi lebih baik dari sebelumnya. "Sudah bangun? Syukurlah. Aku pikir kamu pingsan tadi," ujar Gustavo. Hal itu membuat Nada kaget. "Jangan curi curi pandang seperti itu ah. Aku tau kok aku ini tampan. Kamu boleh kapan saja menikmati ke tampanan ku. Silahkan," Gustavo mendekatkan wajahnya di depan wajah Nada. Mata mereka saling bertatap. Sekarang giliran jantung Nada yang berdegup kencang. Perasaan apa ini? Mereka merasakan hal yang tak biasa dari sebelumnya. Tatapan Gustavo begitu menusuk hati Nada. Nada langsung mendorong Gustavo. Ia tidak suka dengan posisinya tadi. Kenapa jadi seperti ini? Bukan ini yang Nada inginkan. "Apa apaan sih kamu. Kamu itu terlalu percaya diri. Sekarang aku mau nanya. Sebenarnya siapa tadi? Tertawanya sangat menakutkan?" tanya Nada mengalihkan pembicaraan. "Yang mana?" Gustavo pura pura bodoh. "Suara ketawa nenek nenek tadilah," "Tadi itu penyihir. Dia mau menganggu kita. Kamu tau bukan negeri ini banyak penyihir berkeliaran. Untung saja bukan penyihir Grozu. Dia penyihir biasa yang iseng gangguin kita. Tapi kamu tenang saja. Semua sudah beres," ujar Gustavo. "Hah? Kamu yakin itu penyihir? Kamu engga bohong kan?" tanya Nada tak percaya. "Ya benar itu penyihir. Buktinya kamu di buat tertidur pulas olehnya," padahal Gustavo yang membuatnya tertidur agar Nada tidak mendengar percakapannya dengan penyihir itu. Bisa saja nih Gustavo berdalih. "Tapi kamu engga apa apa kan? Penyihir itu tidak melukai atau mengutuk kamu seperti pangeran Zhollagraf?" tanya Nada panik. Gustavo sedikit sebal di sama samakan dengan pangeran Zhellograf. "Tidaklah. Aku ini kan kuat. Tidak seperti dia lemah," "Dia bukannya lemah. Tapi pangeran Zhellograf itu di kutuk. Kalau saja tidak di kutuk. Mungkin dia akan kuat sepertimu. Bahan lebih kuat dari kamu," ujar Nada sedikit sebal. "Enak saja. Tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan anak dewa langit Orion. Dia itu tidak ada apa apanya!" ceplos Gustavo tidak sadar saking kesalnya di sama samakan dengan pangeran Zhellograf. "Apa dewa langit? Mimpi! Tidak ada anak dewa langit angkuh sepertimu!" tukas Nada. Ups! Gustavo keceplosan lagi. Semoga saja hal ini tidak membuat dirinya kehilangan kekuatan langitnya. Lagian, sepertinya Nada juga tidak percaya dengan ucapannya. "Sudahlah kenapa kita jadi bertengkar seperti ini?" "Kamu yang mulai duluan! Membanding bandingkan aku dengan si pangeran lemah itu," Gustavo masih sebal. "Kalau tidak mau di banding bandingka. Ya sudah. Kamu engga usah terlalu percaya diri. Pake ngaku ngaku anak dewa langit segala. Aku engga akan percaya dengan perkataanmu," tegas Nada. "Ya. Ya sudah lupakan. Aku memang terlalu banyak bermimpi untuk menjadi pangeran langit. Ya sudah. Kamu pulang sana ke istana. Hari mulai senja," demi menjaga identitasnya Gustavo terpaksa menyerah. Dari pada nantinya kekuatan langitnya menghilang. Nada menepuk keningnya. Ia baru sadar hari mulai sore. Sebentar lagi senja. Ia harus cepat kembali ke istana sesuai perjanjian. Kalau tidak raja Zholagraf akan berpikiran yang tidak tidak lagi soal dirinya. "Baiklah aku akan kembali ke istana. Terimakasih karena tadi kamu telah menolongku dari penyihir. Besok kita akan bertemu lagi. Maaf tadi aku sempat emosi," ucap Nada pada Gustavo. Ucapan minta maaf dan terimakasih. Tak sadar Nada melihat ke depan. Ternyata Nada sudah di depan kastil. Istana kerajaan Zdellaghoztte. Itu artinya Gustavo menggendongnya hingga sampai sini? Nada menengok kebelakang. Melihat Gustavo yang sedang menguap dan mengulat. "Kamu gendong aku sampai di sini?" "Ya siapa lagi? Kamu pikir penyihir itu yang membawa kita kemari?" wajah Nada langsung tersipu malu. Kalau begini dia tidak akan terlambat sampai istana. "Sekali lagi terimakasih yah Gustavo. Maaf tadi aku tidurnya terlalu lama. Jadi pencarian kita hari ini terbuang sia sia," Nada menyesal. "Tidak apa apa. Sudah cepat masuk. Nanti terlambat, kamu bisa di marahi raja," Nada menuruti perkataan Gustavo. Segera ia berjalan menuju kastil. Semoga ia tidak terlambat. Rasanya seperti mimpi. Banyak hal yang tidak masuk akal terjadi hari ini. Gustavo tersenyum melihat Nada yang semakin lama semakin menjauh. Padahal tadi Gustavo hanya mengendongnya. Kemudian ia gunakan kekuatan langit untuk menghilang. Dan muncul kembali di depan kastil. Dasar manusia mau saja di bohongi, tapi tidak apa. Kalau dengan itu membuat Nada jadi sungkan padaku, Gustavo berbicara dalam hati. Ternyata kenyataanya seperti itu. Nada telah di kelabui Gustavo. Bisa saja Gustavo dalam mencari perhatian dari Nada. Gustavo kembali menggunakan kekuatan langitnya. Ia menghilang dan muncul kembali di depan kastilnya. Gustavo sudah berada di desa Moregestte. Enaknya bisa menggunakan kekuatan langit seperti ini. Sayangnya di bumi tidak boleh sembarangan di gunakan. Bisa bisa kekuatanya hilang berhari hari. Gustavo akan lemah. Dan menjadi manusia biasa yang tak berdaya. Sungguh sangat merepotkan. Ia ingin cepat kembali menjadi pangeran langit.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN