Who Cassie? (Sepupu jauh David)

1913 Kata
" Sial! " gerutu Cassie tiba-tiba saat memasuki rumah sekaligus markas milik Logan. Sarah yang sedang asik menonton tv tersebut sedikit terkejut atas kehadiran Cassie, menatap aneh kearahnya dan memusatkan perhatiannya kepada Cassie. " Ada apa ? " Tanya Sarah to the poin. Bola matanya melihat kearah Sarah, langkahnya mendekat kemudian duduk disofa tepat disebelah Sarah. Nafasnya memburu, membuktikan bahwa dia sedang mengalami emosi yang tidak stabil. Sarah sangat mengetahui karakter gadis dihadapannya ini, maka dari itu, ia selalu memahami apa yang sedang terjadi dalam diri Cassie. Sarah masih diam, membiarkan Cassie menenangkan dirinya sendiri, setelah itu ia akan membiarkan Cassie menceritakannya disaat Cassie sudah merasa tenang. " Aku menyesal karena sudah menuruti surat wasiat sialan itu" Kali ini Sarah mengangguk, paham dengan apa yang di maksud Cassie. Surat wasiat, surat yang ditinggalkan oleh Hudson ( Ayah Cassie ) sebelum beliau meninggal. Surat yang dipenuhi beberapa keinginan Hudson untuk Cassie. " Itu sudah kewajiban untuk kau laksanakan Cassie " Cassie berdecak pelan, tidak setuju dengan apa yang Sarah lontarkan barusan, bagi Cassie, surat wasiat itu adalah awal kesialannya. Dan jika ayahnya tidak meninggal dengan cara mengenaskan Cassie tidak akan melakukan ini dan mencari siapa yang berani mengibarkan bendera perang terhadap keluarganya terutama Cassie. Perlu kalian ketahui keluarga Cassie adalah keluarga gangster terkenal di negara Los Angeles, dengan anak buah yang mempunyai taktik membunuh yang hebat. The Fault In The Dark nama gangster yang diketuai oleh Logan Hadley, kakak dari Cassie. " Dimana Logan ? " " Dia sedang mengambil m*******a dengan Runner di tempat biasa " Jelas Sarah yang sudah kembali menonton tv. Cassie mengangguk, ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah keluar. " Aku akan keluar sebentar, jika Logan kembali bilang kepadanya aku ada urusan " " Dengan Zayn ? Cassie memberhentikan langkahnya kemudian menoleh kearah Sarah sambil menatap tajam. Sarah tergelak. Membuat Cassie semakin kesal. " Oh ayolah Cassie, aku tau kau akan bercinta lagi dengan dirinya bukan ? " Yatuhan bagimana bisa Sarah berbicara seperti itu ? Ya memang Cassie akui, Cassie dengan Zayn tidak ada hubungan special ataupun lebih, namun untuk melakukan s*x atau semacamnya itu sudah kebiasaan mereka berdua disaat Zayn masuk kedalam gangster ini. Dan Zayn pun yang mengambil keperawanan Cassie. Dan Cassie tidak mempermasalahkan itu. " bisakah kau tidak menggodaku ? aku akan pergi " pamitku dan meninggalkan Sarah yang sudah tertawa dengan ucapanku barusan. Sialan! ........... 11.23 PM Los Angeles Dentuman music menggema dalam satu ruangan yang dipenuhi oleh orang- orang. Justin berjalan memasuki pub miliknya dengan santai dan kadang dia juga menggoda wanita-wanita jalang yang sedang mecari perhatian kepadanya. Well siapa yang tidak mengenal Justin Loustien ? Salah satu gangster muda dan tampan. Oh dan juga ia pria yang kaya. Bahkan dirinya pun memiliki beberapa pub terkenal di negara ini. Justin duduk tepat disebelah Kim, salah satu teman di gengsternya. Kim sudah asik b******u dnegan gadis jalang di pub ini. Sedangkan Justin, mengambil rokok milik Kim dan menyalakannya. " Hmm Justin " ucap gadis disebelahnya yang tiba-tiba mencium pipinya, Justin menoleh memusatkan perhatiannya kepada gadis itu. " Larissa ? bagaimana bisa kau ada disini ? " Larissa tertawa, merapatkan tubuhnya kepada tubuh Justin " aku hanya merindukan sentuhanmu " Justin terkekeh sambil menghisap rokok dan mengeluarkan asapnya. Larrisa Smith. Gadis yang termasuk one night stand milik Justin. Dia bukan gadis jalang seperti halnya di pub miliknya, Larrisa adalah teman satu kampusnya namun beda jurusan. Memang Justin selalu sering melakukan s*x dengan banyak wanita, tapi tidak dengan sembarang wanita. Dan salah satunya adalah Larrisa, namun Larissa adalah gadis yang sering menemaninya dan selalu melakukan s*x bersama. " Kau merindukan ini sweetheart ? " Goda Justin sambil meremas pelan p******a milik Larrisa, Larissa sedikit mendesah. Tanpa pikir panjang Larissa melumat bibir Justin. Justin menyeringai dan membalas lumatan tersebut dengan sama ganasnya, tangannya kembali meremas p******a Larissa, memberikan kenikmatan yang sempurna untuk dirinya. " Please, I want you " rengek Larissa, Justin terkekeh lantas berdiri dan menarik lembut tangan Larissa, menuntunnya kesalah satu kamar di pub. Ya pub ini menyediakan beberapa kamar, untuk orang-orang yang ingin melakukan hubungan intim. Maka dari itu banyak orang-orang yang beruang datang kemari, ini bukan pub yang murah atau semacamnya, pub yang dimiliki Justin rata-rata tergolong mahal dan hanya irang beruang yang mampu memasukinya. .... Cassie bernari sesuai irama musik, badannya yang sexy itu mampu membuat para pria menatap m***m kearahnya, Cassie paham dengan tatapan itu dan Cassie bisa mengontrol sikap risihnya dihadapan pria berhidung belang, walaupun Zayn sedang ada dihadapannya . Zayn kembali mengecup bibir Cassie, dan Cassie menikmati kecupan itu, Tangannya menyentuh milik Zayn dan mengelusnya pelan, dan detik itu juga menegang. Zayn mengerang, tangan yang asalnya berada dipinggul milik Cassie turun ke p****t dan meremasnya pelan. " apakah kau berusaha menggodaku ? " Cassie tergelak lalu mengangguk " Tidak kah kau ingin merasakanku lagi Zayn ? " " f**k!" umpat Zayn lalu menarik tangan Cassie menjauh dari orang-orang yang sedang menari, dan mencari kamar kosong untuk melakukan hubungan intim mereka. Cassie tersenyum, akhirnya dia berhasil menggoda Zayn, 2 bulan mereka jarang melakukan hubungan intim, karena kesibukan job yang Zayn lakukan dengan Logan, maka dari itu hari ini Zayn mempunyai waktu luang dan harapan Cassie diwaktu luang ini ia bisa melakukan s*x dengan Zayn lagi. " Tunggu disini aku akan mencari kondom " Cassie mengangguk " dan aku akan mencari kamar kosong " Dan Zayn pun menyetujuinya. Zayn melangkah pergi meninggalkan Cassie, sedangkan Cassie menelusuri kamar-kamar di pub ini. Cassie hanya menempelkan telinganya kearah pintu, untuk mendengarkan suara-suara s*x. Dan memastikan ada seseorang atau tidak. Satu persatu ia melakukan itu, dan tepat dikamar 256, tidak ada suara didalamnya. Disaat itu pula Cassie yakin tidak ada seseorang didalamnya. Tanpa pikir panjang Cassie membuka pintu. Namun dugaannya salah, didalam kamar tersebut ada dua orang yang sedang melakukan s*x, oh memalukan! Tetapi saat mata Cassie jatuh kepada pria yang sedang diatas tubuh wanita berambut blonde itu, Cassie sedikit terkejut. Saat menyadari siapa pria tersebut, dan Cassie tidak mau mencari masalah dengan pria itu, dengan rasa tergesa-gesa Cassie berusaha keluar dari kamar. Saat tanganya memegang knop pintu. Suara khas itu memanggil namanya, oh double sial ! " Cassie ? " Dengan kepanikan Cassie langsung keluar dari kamar dan mengabaikan panggilan dari pria itu, Justin Loustien. . . . Oh sial! Mengapa Cassie Harus bertemu dengan pria sialan itu lagi ? Cukup sudah dirinya muak dengan Justin, salah satu senior yang mengurus Mahasiswa Baru Psikolog. Dari apa yang tadi siang ia alami, Cassie berharap itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya yang dijadikan b***k oleh senior-seniornya terutama Justin. Namun tuhan mentakdirkan sesuatu yang lain, takdir yang kembali mempertemukan dirinya dengan Justin. Yatuhan apakah hidupku akan berantakan setelah ini ? Langkah Cassie semakin lebar untuk mencari Zayn dan mengajaknya pulang dari sini, Cassie bukan karena kettakutan atau semacamnya, karena Cassie bukan tipikal gadis seperti itu. Hanya tidak mau berurusan dengan pria gila itu lagi, pria yang mengakuhkan dirinya dan menyombongkan dirinya didepan mahasiswa baru. Memang dia tampan, Ralat! Dia sangat tampan. Dan dengan cara itu ia bisa sekenanya kepada mahasiswa baru terutama wanita Flashback on Setelah Justin menyuruh Cassie duduk disalah satu bangku yang kosong-memang hanya bangku itu yang kosong. Justin pergi meninggalkannya dan berjalan kedepan dengan ekpresi datarnya. Namun entah mengapa saat Cassie melihat semua mahasiswa baru yang sedang duduk di bangku masing-masing menatap kagum kearah Justin, bahkan banyak sekali wanita yang memandang Justin seperti ingin menelanjangi Justin. Cih, tipikal gadis murahan. Didepan sana ada beberapa senior yang memakai jas almamater berwarna biru dongker. 4 pria dan 2 wanita. Sesampainya didepan Justin berdiri disebelah pria bermata biru cerah, sedikit berbisik ke pria tersebut. Entah apa yang dibicarakan, namun sisi batin Cassie berkata bahwa Justin sedang mengatakan sesuatu hal tentang Cassie kepada temannya itu. Lihatlah pria bermatta biru itu, bahkan saat ini ia menatapku sambil sedikit tersenyum meremehkan. Oh f**k! " Oke, karena kami sudah selesai memperkenalkan satu persatu, dan tinggal satu pria yang belum berkenalan dengan kalian, maka aku persilahkan kepada ketua senior disini untuk maju " Gadis berambut hitam legam itu menoleh kearah Justtin, matanya mengisyaratkan agar Justin maju kedepan dan memperkenalkan diri. Justin berdehem, menatap semua mahasiswa baru. Tatapan tajam seperti elang namun mampu membuat para wanita meleleh. Terkecuali Cassie tentunya. Saat pandangan Justin bertemu dengan Cassie, Cassie menghela nafas kasar dan memuttar kedua bola matanya jengah. Menandakan bahwa Cassie muka dengan objek yang ada dihadapannya. " Baiklah, perkenalkan nama saya Justin Loustien, jurusan psikolog tinkat terakhir, dan disini saya ditugas kan oleh dosen kami untuk mengurus mahasiswa baru, dan disinilah saya. Membimbing dan memberitahu apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi mahasiswa disiplin dan sopan, terutama kesenior " ucapnya dengan nada angkuh sedikit sarkistik. Well, sepertinya Justin sedang menyindir Cassie, Cassie menaikan sebelah alis matanya, menunjukan ekpresi " apa ? " kepada Justin yang sedang menatapnya tajam. Flashback OFF Jadi kalian sudah tahu bukan mengapa Cassie tidak suka dengan Justin bahkan berurusan lagi dengannya ? Karena Justin tipikal pria angkuh dan sering menyindir seseorang. Bahkan bisa saja mempermalukan seseorang. Cassie tidak suka seseorang seperti itu, bahkan Cassie bisa saja membencinya. Saat Cassie menemukan sosok Zayn, hatinya berseru senang. Namun itu hanya erjadi 2 detik karena sebelumnya ada tangan yang menarik lengan Cassie sehingga Cassie sedikit memekik karena terkejut. Saat Cassie menoleh siapa yang berani menariknya, matanya terkejut. Yatuhan lagi ? Justin menarik lengannya dan entah akan membawanya kemana. " Bisakah kau melepaskanku ? " Pinta Cassie sambil berusaha melepaskan pegangan Justin dari lengannya, namun usahanya percuma karena tenaga Justin lebih kuat dari dirinya " What the f-" Justin memberhentikan langkahnya dan melepaskan lengan Cassie secara kasar, yatuhan pria gila, " Apa yang sedang kau lakukan ? " Tanya Justin dingin, Cassie mengerutkan keningnya. " Ck! Masih tidak ingat apa yang kau lakukan 15 menit yang lalu ? " Degupan jantung Cassie berdegup 2 kali lipat, menandakan bahwa dirinya sedang di serang kepanikan. Namun segera mungkin Cassie mengatur mimik wajahnya agar tidak terlihat panic. Oh tapi bukankah itu suatu hal yang gampang bagi Cassie bukan ? karena dirinya sangat handal dalam melakukan hal itu. Cassie terkekeh meremehkan " Oh ayolah, mengapa kau bisa sekhawatir ini saat aku mengetahui kau sedang bercinta dengan pacarmu ? " " Dia bukan pacarku " " Jalang mu ? " Tanya Cassie asal. Namun disini Justin diam tidak menjawab, rahangnya mengeras bahwa dirinya kesal dengan ucapan Cassie. Didalam diri Cassie, Cassie merasa senang bahwa dirinya menang, menang karena dia tahu seperti apa Justin dimatanya saat ini. " Jadi begini kelakuan senior kebanggaan dosen di universitasku ? " Cassie menggeleng pelan dan menyeringai. " Bisakah kau tidak bersikap layaknya kau tahu semua tentangku ? " Cassie menaikan kedua pundaknya tidak tahu " Namun dengan cara ini aku jadi tahu seperti apa kau sebenarnya " Justin terkekeh " Munafik " desisnya, membuat Cassie melotot dan bingung apa maksdu perkataan Justin. " Aku tahu kau menginginkannya, melihatku bertelanjang membuatmu nafsu kepadaku bukan, maka dari itu kau langsung pergi menjauh dariku ? sudah kuduga " Justin tergelak. Tunggu ? apa yang dia bilang barusan ? Nafsu ? Oh ayolah mengapa pria dihadapannya cenderung percaya diri seperi ini, tapi Cassie akui bahwa Justtin benar- ben Cassie menggeleng, apa yang kau pikirkan Cassie. Dia b******k, dan dia sangat palsu. Lantas tanpa mengelurkan sepatah katapun lagi Cassie meninggalkan Justin. Namun sebelumnya Justin menarik lengan Cassie dan membisikan sesuatu yang mampu membuat sedikit geli " kupastikan kau akan tidur bersamaku " Perlu kalian catat, Cassie bukan termasuk wanita yang mau melakukan hubunganintim dengan beberapa pria, maka dari itu Cassie hanya tersenyum meremehkankarena dia jelas-jelas akan menolak
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN