Guru BK

1538 Kata
Reon dan Kevin saling diam, tidak ada percakapan di dalam mobil sama sekali semenjak mereka selesai pulang dari rumah Sisil. Kevin, tentu banyak pertanyaan yang ia ingin tanyakan kepada Reon. Oh! Itu jelas, karena bagaimana pun Reon bukan seperti dirinya yang cuek akan hal kecil sampai hal terbesar pun. Tapi untuk sekarang? Sepertinya tidak berlaku sama sekali. “Re?” Panggil Kevin sebari menatap ke arah Reon yang sedang sibuk menyetir mobil. “Hmm?” Hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari fokusnya. “Lo kenapa sih?” Tanya Kevin to the point. “Kenapa apanya?” Reon langsung menoleh, sedikit bingung dengan Kevin yang tiba-tiba menanyakan keadaan laki-laki itu. “Iya, lo kenapa? Lo ada masalah apa?” Reon mengerutkan keningnya sebari tertawa kecil, “Gue? Ada masalah?” Tawa laki-laki itu sedikit lepas. “Ngelindur ya lo? Gue fine-fine aja kali,” Kevin menggeleng kepalanya pelan, “Gak akan lo fine-fine aja kalau sampai diemin Nalen kaya bocah begini,” Skakmat Kevin dan itu berhasil membuat Reon terdiam. Kayanya keliatan banget ya Reon bersikap berlebihan begini? Sampai-sampai Kevin aja peka banget sama kondisinya. “Terus juga lo nyuruh Nalen buat deketin Sisil, tapi lo ngambil start duluan. Maksud tujuan lo tuh sebenarnya apa Re?” Cecer Kevin lagi. “Enggak, gue gak ngambil start duluan kok,” Elak Reon. “Lah terus? Tadi? Pulang bareng? Di rumah doi sampai malem begini? Apa itu namanya gak modus?” Gemas Kevin lagi. Dan Reon kembali terdiam, ya sebenarnya secara tidak langsung sih Reon juga modus kalau di lihat-lihat juga. Tapi bukan bermaksud seperti itu kok, dia hanya ingin dekat sekedarnya saja. Hanya itu, tidak lebih. “Enggak seperti yang lo pikir kok, Gue Gak sedeket itu sama doi. Yang jelas gue pengen Sisil sama Nalen official,” “Alasannya?” Tanya Kevin lagi. “Pengen lihat Sisil bahagia, just it,” “Re, kebahagiaan Sisil itu bukan tanggung jawab lo dan g-“ “Kev, she’s having bipolar and depresi about her situation,” Potong Reon langsung dan membuat Kevin terdiam sambil menatap ke arah Reon dengan raut wajah tidak percaya. “Sumpah!?” Reon mengangguk mengiyakan, “Dan tumpuan dia untuk semangat hidup udah gak ada lagi, jadi udah jelas kan? Kenapa gue berasa bertanggung jawab banget atas kebahagiaan dia,” ••••••••••••••••••••• "Sabtu nih! Balik sekolah kita mau nongkrong ke mana?" Bisik David pelan. Sisil yang sedang menulis soal kimia di atas bukunya langsung otomatis menoleh ke arah David. Tadi pagi mereka berdua memang berangkat bersama memakai motornya Angga. Kenapa mereka berdua bisa memakai motornya Angga karena kunci sepeda motornya tergantung di samping pintu kamarnya. Dan saat David intip kamar Angga ternyata Angga sudah berangkat kuliah duluan memakai mobil, lantas dari itu mereka berdua memutuskan untuk memakai motor vespa hitam milik Angga. Memang hubungan Sisil dan Angga sudah tidak baik sesudah kematian kedua orantuanya, Tetapi kalau masalah minjam meminjam tanpa ada omongan mereka tidak masalah. "Gue pengen nasi uduk, kita nongkrong di warung pinggir jalan aja, gue tau tempat Nasi uduk yang enak," Jawab Sisil yang kembali fokus menulis soal. "Oke deh, gue serahin dah ke elu, kan elu petanya kota Surabaya," Sisil menjitak kepala David yang membuat David mendengus kesal. "Suka kasar gitu dih!” Omel David. Sisil menaikan kedua bahunya tidak peduli, “Gue badmood,” Alat tulis yang ia pegang langsung Sisil taruh tepat di hadapannya. “Iseng yuk!” Idenya bersemangat. "Iseng apaan?" Tanya David bingung sambil pura-pura memerhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas. "Udah deh ikutin aja skenario gue,” ucap Sisil tersenyum penuh arti. Sisil mengeluarkan ponselnya dan mencari lagu yang saat ini lagi hits. Yaitu lagu Sorry dari Justin Bieber, Sisil menyerahkan ponselnya kepada David. "Nanti kalau gue ngasih aba-aba nyalaiin tuh lagu, taruhan lagu ini ke puter anak-anak bakalan heboh, soalnya nih lagu favoritnya anak-anak," David mengkerutkan keningnya. Tingkat kebingungan bertambah saat Sisil mulai berdiri dari bangkunya, terlihat Sisil menghela nafas dan melirik David sekilas. "Sisil ada masalah? mau ke kamar mandi?" Sisil tersenyum manis ke arah guru perempuan di hadapannya. Bisa di bilang guru peganti karena pak heru izin tidak masuk mengajar. Dengan gerakan reflek Sisil mencubit David yang membuat David sedikit terkejut dan mulai menyalakan lagunya. Terdengar suara Lagu dari kolong bangku, lagu yang tidak asing di telinga para teman-teman sekelas Sisil. Dan benar dugaan Sisil, saat lagu menyala teman-temannya langsung berdiri dan menari-nari tidak jelas ada juga yang menyanyi sesuai liriknya. Rada-rada memang mereka semua. "Hey kalian ini apa-apaan!" ucap guru itu, Sisil tertawa melihat ekpresi shock guru pengganti tersebut. David yang melihat suasana kelas menjadi heboh seperti ini ikut tertawa apalagi melihat gurunya. David akui, baru kali ini menemukan cewek yang nekatnya gak ketulungan. "Kalian! Duduk! Sisil matikan lagunya!" Semua murid langsung diam dan duduk tetapi lagu masih terus berputar di bawah bangku David. “Lah kok saya si bu? Saya gak bawa apa-apa loh,” ucap Sisil polos, berusaha menahan tawanya. Pandangan guru itu jatuh ke arah David, David diam dan menahan tawa saat tahu guru itu menatap garang ke arah David. "Kalian berdua menghadap kepada Pak Anwar " David diam dan mematikan lagunya saat mendengar ucapan guru pengganti. Suasana kelas hening. Sisil yang sudah biasa di panggil oleh BK hanya mengangguk semangat, biasanya kalau kaya gini Sisil dengan Nabil tapi sekarang? Sisil dan David yang ada. David yang belum pernah berurusan dengan BK, panik tidak jelas saat Sisil dengan santainya jalan ke keluar kelas. "David, kamu juga menghadap ke Pak Anwar" Celetuk guru itu lagi. "ck! Iya deh bu," Jawab laki-laki itu pasrah. David bangkit dengan rasa gelisah di sertai makian di dalam hati untuk Sisil, ayolah! Ini kali pertamanya David seperti ini. Dan ini cukup mengerikan seperti halnya ia mengalami mimpi buruk. •••••••••••••••••••• "Ada masalah apa lagi kamu ke sini Sisil?“ Tanya Pak Anwar dengan nada tenang, yang sudah hafal dengan kelakuan Sisil di sekolah. Tidak hanya pak Anwar yang tahu. Hampir semua guru tahu kelakuan Sisil sebenarnya, sebagaimana gadis itu tidak suka menjadi bahan sorotan banyak orang, tetap aja tingkahnya tidak mengindahkan keinginannya. "Tadi saya Cuma berdiri aja pak, terus ada lagu gitu ngebuat anak-anak sekelas jadi jogged-joged gak jelas, terus guru pengganti itu nyalahin kita. iya gak Vid?" Sisil menyenggol lengan David. David mengangguk dan tersenyum kaku ke arah Pak Anwar. "I..iya pak!" Jawab David cepat, Pak Anwar melihat ke arah David. Melihat dari atas sampai bawah. " kamu anak baru itu kan? baru seminggu di sini juga kan?" "Iya pak," David menunduk, Pak Anwar menggelengkan kepala lalu melihat ke arah Sisil lagi. "Biasanya kamu ke sini sama Nabil, Nabil gak ada. Kamu nyeret orang lain, gak boleh gitu Sisil,” Pak anwar tertawa kecil membuat Sisil tersenyum dan David mendongak, merasa heran dengan guru BK yang tidak marah dengan mereka berdua. "Sisil Sisil, kamu mengingatkan saya dengan Nabil,”Kekehnya pelan. Ada rasa sedih di dalam benak pak Anwar, sebagai guru BK, Pak Anwar yang selalu mengatasi murid yang bermasalah salah satunya Sisil dan Nabil selama 1 tahun setengah ini. Memang masalah mereka berdua nakal layaknya anak SMA seperti iseng, atau jail kepada guru-guru yang membuat Guru-guru gedek melihat dengan kelakuan usil mereka berdua. Dengan sikap Nabil yang cerewet, heboh ditambah usil kepada mereka. Membuat guru-guru merasakan kehilangan Nabil. Terutama Pak Anwar. "Saya ikut berduka cita atas kematian Nabil, saya tahu kamu yang sangat kehilangan di sini. Tapi yang saya salut kepada kamu itu. Kamu bisa menutupi itu," Pak Anwar berdiri dan berjalan mendekat ke arah Sisil. Sisil mati-matian menahan air mata yang sedari tadi ingin keluar. Apa yang Pak Anwar bilang membuat kesedihan itu muncul kembali, rasa sesak itu muncul kembali. "Saya paham Sisil dengan perasaan kamu, kehilangan seseorang yang kita sayang, dan tidak akan pernah melihat mereka kembali. Dari awal saya memang tidak pernah mempermasalahkan kelakuan kamu di sekolah karena saya mengerti dengan apa yang terjadi denganmu," Sisil mendengoak menatap kearah Pak Anwar, kaget dengan fakta yang ternyata pak Anwar mengetahui tentang dirinya. Pak Anwar tersenyum lalu menghapus air mata Sisil yang mulai menetes, hanya pak Anwar, guru BK yang selalu bersikap baik kepada Sisil dan Nabil. Maksud kata Baik itu seperti layaknya Ayah kepada Anak. Pak Anwar memang menganggap mereka berdua anaknya semenjak mereka berdua selalu keluar masuk BK, maka dari itu Pak Anwar paham betul dengan Sisil. Jangan di tanya Pak Anwar tahu dari mana tentang keluargaan Sisil, Pak Anwar termasuk guru BK yang pintar. Karena setiap murid yang selalu mempunyai masalah akan dicari apa alasannya. Terutama Sisil yang selalu berkelakuan Tengil, usil atau semacamnya. Itu karena dia kesepian, alasannya adalah Keluarga. "Sekarang kalian pelajaran terakhir kan? Kalau gitu pulang aja. Cari angin biar otak sama pikiran kalian fresh," kata Pak Anwar tersenyum. "Kok?" David bingung dan terheran-heran dengan sikap pak Anwar yang beda dengan guru-guru lain, Pak Arwan terlihat kalem dan santai. Apalagi dia adalah guru BK yang harus menerapkan kedisiplinan. "Saya titip Sisil," Ucap pak Anwar, dengan kebingungan yang menyeruak David mengangguk terbata-bata. •••••••••••••••••
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN