Masa lalu Kevin dan Reon

1540 Kata
Reon berjalan guntai dari kamarnya, sambil menggendong tas ransel berwarna hitam dan rambut yang sedikit acak-acakan namun itu membuat ketampanannya bertambah. Ranti, sang ibu yang melihat anak semata wayangnya turun dari kamarnya dengan wajah yang kusut itu hanya bisa tersenyum lembut dan jalan menghampiri. "Pagi Ma," sapa Reon tidak semangat. "Pagi Sayang" Ranti mengecup singkat pipi Reon, laki-laki itu yang sudah biasa dengan sikap Ranti hanya diam. Ranti tahu alasan mengapa anaknya tidak semangat berangkat sekolah hari ini Bahkan Ranti bisa merasakan rasa kehilangan yang Reon hadapi saat ini dan Ranti tahu betul bagaimana rasa sakit yang Gaga tutupi sekarang. Ini tidak gampang untuk mengatasi masalah yang menurut Ranti rumit. "Ma, nanti Reon nginep di rumah Kevin ya?" Pintanya dengan nada lembut Ranti mengangguk "Yaudah, cepet berangkat nanti telat loh kamu," Reon hanya tersenyum lalu mencium punggung tangan Ranti beberapa detik, itu sikap yang lumrah bagi semua orang. "Reon berangkat sekolah ya Ma," . . Reon turun dari motornya dan segera berjalan menuju kelas 9-A. Seperti biasa banyak siswi yang memandang kagum ke arah Reon dan bahkan ada yang tidak sungkan menyapa Reon. Walaupun respon Reon hanya melihat ke arah anak yang menyapanya dengan ekpresi ke lewat datar. Reon masuk ke dalam kelasnya yang sudah sibuk mengerjakan tugas IPS dari Bu Intan. Mata tajamnya jatuh ke arah Kevin yang sibuk menyalin tugas IPS milik Alice. Langkahnya pun berjalan dan langsung duduk di sebelah Kevin. "Gimana perasaan lo hari ini?" Kecin yang sudah bisa merasakan kehadiran sahabatnya itu tidak menoleh sedikit pun ke arah Reon. Dia masih sibuk dengan tugasnya sekarang akibat bel masuk akan segera bunyi beberapa menit lagi. Reon menoleh ke arah Kevin, ia bingung harus menjawab apa sekarang. Karena perasaannya hari ini masih sama dari hari sebelum-sebelumnya. Masih tidak bisa menerima dengan keadaannya sekarang. "I'm fine,” Kevin agas yang mendengar jawaban Reon, memberhentikan tangannya dan langsung melihat ke arah Reon. Kevin berdecak pelan lalu melanjutkan menulis lagi "Lo kenapa deh? Lemes amat hawanya? Kecepirit?" "Apaan sih lo gak jelas banget," jawab Gaga ketus “Kok lo marah si Re? Kan gue nanya gimana keadaan lo doang. Kok sensi banget,” Reon berdecak, “Nanya gue kenapa kan? Iya lagi pms mangkanya sensi," Jawabnya asal "Astaga Re!” . . "Kev nanti gue nginep di rumah lo,” "Lah? Kok?" Bagas yang tadi sibuk bermain COC di ponselnya sambil berjalan tiba-tiba berhenti membuat Reon yang tadi di posisi belakang Kevin sedikit meringis karena badannya tertabrak oleh laki-laki itu. "Gue lagi gabut di rumah," "Tumben ni anak, apa jangan-jangan lo rindu tidur berdua sama gue?” Jawab asal Kevin sebari memberi senyuman jahilnya. "Ga waras ini anak " ucap Reon kembali berjalan menuju ke arah kantin dan menduduki bangku yang masih kosong di situ. Tetapi saat langkahnya akan berjalan kebangku kosong tersebut, 3 orang segera menduduki bangku itu sambil bercanda ria. Reon mendecak kesal. Adik kelas gak punya sopan santun,baru kelas delapan aja belagu. Ucap Reon dalam hati, lantas segera berbalik berniat untuk meninggalkan tempat itu. Namun saat ingin berjalan, lengannya di tarik oleh Kevin dan duduk dibangku tadi bergabung dengan anak kelas delapan yang terdiri dari 2 cowok kembar dan 1 cewek yang mempunyai mata coklat terang. Kevin tersenyum simpul saat melihat ekpresi tajam Gaga "Udah di sini aja sih, gak ada tempat kosong lagi," Reon menghela nafas panjang, bersikap pasrah dengan sikap sahabatnya yang satu ini. Ketiga anak itu sempat terkejut saat Reon dan Kevin duduk di bangku yang sama oleh mereka. Terutama cewek yang mempunyai iris mata berwarna coklat terang. Sangat terkejut saat Reon duduk tepat di sebelahnya. Sedangkan dua anak cowok kembar di hadapan Reon hanya menatap bingung. "Yaelah santai aja kali, kita berdua Cuma numpang duduk di sini doang," Dan Kevin pun menjawab kebingungan 3 anak itu, dan saat itu juga 3 anak itu mengangguk paham. " Kenalin, Gue Kevin anak kelas 9-A," Kevin memperkenalkan diri kepada cewek di sebelah Reon, niatnya hanya berkenalan doang kok tidak lebih . Perempuan itu hanya menatap bingung dan di waktu bersamaan itu pula dia membalas uluran tangan Kevin. "Ghani kak, kelas 8-B,” Mendengar nama dari perempuan di sebelahnya, Reon reflek menoleh ke arah Ghani memperhatikan wajahnya dan saat itu pula dia pun baru sadar bahwa gadis disebelahnya ini adalah gadis yang menangis di pinggir kolam renang rumah Alice saat acara ulang tahun dirinya kemarin. Dan setelah itu Alcie melihat ke arah dua lelaki kembar di depannya, Ternyata mereka kembar Akan tetapi kebingungan Reon bertambah, setau itu kemarin saat ada party Kevin tahu nama Ghani saat itu bahkan laki-laki itu mengatakan kepadanya bahwa Ghani itu adalah gadis yang imut. Jika Kevin tahu Ghani, mengapa Kevin harus bersikap sok tidak tahu nama dari gadis itu. "Gue Nugra, sebelah gue kembaran gue Nathan. Kita sekelas kok sama Ghani," Kevin mengangguk "Salam kenal ya! Oh iyaa kenalin, sobat gue Reon , Re kenalan cepet!“ Reon mendengus "Gue Reon, gak usah sebutin nama lo satu-satu lagi, gue tahu nama kalian kok, tadi denger," jawab Reon malas. Kevin menyengir lebar ke arah Ghani "Sorry ya ni anak emang kek gini, kek es batu di kutub utara," Ghani mendengar perkataan Kevin pun terkekeh pelan. "kalian gak makan? Kok Cuma minum milkshake doank?" "Loh Tanya aja ke si Ghani, tumben-tumbenan amat ngajak minum milkshake. Biasanya juga ngajak makan," Nathan menjawab pertanyaan Kevin sambil merucutkan bibirnya bertanda bahwa menu istirahat mereka saat ini tidak memuaskan. Bola mata Reon berputaar ke arah Ghani yang sibuk mempermainkan ponselnya sejak kehadiran Reon Dan Kevin. "Lo diet ya Ghan?" Tanya Kevin. Gadis itu yang merasa bahwa dia di ajak bicara mendongakkan kepalanya dan saat ingin menjawab perkataan Bagas. Seorang pria berambut coklat yang terlihat sedikit muda menghampiri Ghani dengan wajah bête dan bibirnya sedikit ia kerucutkan. "Kak, di depan ada bang Dilan. Nyariin elo!“ Ghani mengerutkan keningnya setelah itu melihat ke arah Nugra, Nathan, Kevin dan Reon secara bergantian lalu kembali melihat kearah pria tadi. "Ngapain" Ghani bingung dan ponsel yang ia pegang tadi ia masukan ke dalam sakunya. "Katanya sih minta tolong temenin jemput si Keke di Bandara," "Lah gue kan sekolah, kenapa gak bang Tomy aja sih lagian kan habis istirahat ini dia jam kosong. Terus kenapa ga lo aja?" "Gue ada ulangan bahasa inggris, udah deh lo samperin aja bang Dilan dari pada lo kena omel, gue mau balik kekelas bye! " lelaki itu pergi meninggalkan Ghani yang sudah mendumel tidak jelas. Sesudah itu ia bangkit dari duduknya "Gue duluan. Nug, Nath gue ke depan dulu bang Dilan ada didepan. Izinin gue ya," Ghani pun melangkah meninggalkan mereka berempat. Reon yang sedari tadi menyimak dan memperhatikan Ghani dan lelaki tadi pun sikap penasarannya muncul "Cowok tadi siapa?" Reon dari tadi tidak membuka suara akhirnya bertanya. "Oh tadi,itu si Alfar adiknya si Ghani kelas 7-A. " "Anak basket kalo gak salah, pasti kalian berdua tau," sambung Nugra untuk memperjelas jawaban Nathan. Reon mengangguk paham, pantesan Reon tidak asing dengan wajah itu karena Reon selalu melihat lelaki tadi saat eskul. Reom kapten basket di sekolahnya. Dia memang selalu melatih adik kelas kalau jika eskul akan tetapi dia tidak menghafal namanya satu persatu. "Terus kenapa mereka berdua kenal sama Tomy? itu Tomy anak kelas 9-C? " Tanya Kevin. "Mereka bertiga tuh adik kakak, " iya ? " Nugra dan Nathan pun mengangguk. Reon diam. Tomy Firdiyawan ? Reon tidak asing dengan nama itu. Itu nama teman satu kelas Alice. Dan pernah ada rumor juga bahwa Tomy menyatakan cintanya Alice di DBL saat pertandingan basket sekolah Trisila tanding dengan SMP 9 surabaya. Dan Reon pun mempunyai sedikit informasi juga bahwa di sekolah ini mempunyai murid yang satu keluarga satu sekolah dan hanya di batasi satu tingkatan saja. Memang Reon tidak suka menggosip akan tetapi Reon juga terkadang ingin tau dengan informasi-informasi yang menurut orang lain itu hits. "Kak udah bel, kita balik ke kelas ya,” Nugra pamit dan mereka berdua pun bangkit. "Okkay, next time kita ngobrol-ngobrol lagi kek tadi," "Siapp! " Ucap mereka serempak. Kevin tertawa pelan sambil menepuk pundak Nathan –yg tadi duduk di sebelahnya- seperti halnya teman akrab. Reon hanya mengangguk saat Nathan dan Nugra pamit ke arahnya. Langkah mereka menjauh dan saat itu juga lama kelamaan wujud mereka hilang di halangi oleh murid-murid yang berlalu lalang di koridor. "Lo ngapain sih sok ngajak kenalan mereka?" Kevin yang tadi mengecek ponselnya sebentar menoleh ke arah Reon“Loh? Kenapa?" "Ya ngapain sih, adek kelas tengil gitu di ajak kenalan, apalagi cewek yang tadi. Songong amat tuh muka,” "Lo sensi banget dah Re," ucap Kevin sedikit dengan tawanya," Ghani mukanya emang gitu elah, lagian kan lo udah pernah liat dia waktu di rumah Alice kan?” Reon diam, aneh dengan kevin yang tiba-tiba aneh 180 derajat begini. "Kev?" "Hmm?" "Lo suka sama cewek itu?" Tanya Reon memastikan, karena dari kemaren sikap Kevin yang ia tunjukan kepada Reon jika berhubungan dengan Ghani selalu terlihat aneh dan sedikit bersemangat, apalagi saat Kevin mengajak kenalan kepada Ghani tadi. Kecin diam dan menatap Gaga sesudah itu ia tertawa "Enggak lah, lo kocak mikirnya. Gue juga mikirin perasaan Alice kali, Udah yuk ke kelas bentar lagi pak Elka masuk," jawab Kevin dan langsung meninggalkan Reon di kantin yang masih duduk di bangku dan melihat kearah Bagas. "Gak beres ni anak." gumamnya dan bangkit berjalan menuju ke arah kelasnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN