Masih bersama Nalen

1735 Kata
“Jawaban soal tadi yang mana?” Tanya Sisil memastikan, padahal sebenarnya ia masuh ingat betul dengan pertanyaan sensitif yang di lemparkan Nalen kepadanya. “Yang tadi itu loh,” Ucap Nalen yang berusaha untuk mengingat, karena kalau ia mengucapkan hal itu lagi sebenarnya ia juga tidak cukup punya keberanian lagi bukan? Ayolah! Jika kalian berada di posisi Nalen apa tidak salah tingkah juga? Apa tidak panas dingin hanya karena menunggu jawaban seseorang yang memang sudah kalain tetapkan menjadi crush kalian. Ya tuhan rasanya Nalen ingin menghilang saat ini juga, bukan hanya menghilang bahkan ia benar-benar ingin lari dari sini dan pergi agar tidak membahas hal yang memalukan. Rasanya Nalen seperti orang yang mau menembak seorang gadis ya? Padahal tadi kesanny seperti halnya sebuah pertanyaan saja bukan? Cukup aneh memang. “Yang mana sih? Gue agak lupa juga,” Kata Sisil pelan. Dan itu cukup membuat Nalen terkekeh pelan, ah! Memang sudah takdirnya kali ya untuk Nalen untuk mengulang pertanyaan tadi. Baiklah, bisa kah kalian menolongnya sekarang? Karena Nalen yakin dan pasti bawha dirinya tengah menahan malu sekaligus takut rasanya hanya karena jawaban Sisil nanti yang entah apa yang akan gadis itu ucapkan nanti. Lucu, selucu itu. Kenapa dia bisa bersikap aneh begini sih? “Gue ulang lagi deh ya,” Kaya Nalen sebari berdehem pelan. “Jadi kamu tuh sebenarnya gi- Ah bentar sorry kok gue bilang lo kamu sih?” Nalen sedikit terkekeh pelan karena lidahnya seperti keseleo akibat ucapan yang keliru atau salah. Duh! Kenapa bisa begini sih? Apa karena Nalen sedang salah tingkah mangkanya laki-laki itu sikapnya sedikit terlihat tidak tenang dan terlihat seperti halnya terburu-buru. Tunggu! Kok bisa lucu gitu sih? Iya, Sisil menyadari sikap kesalah tingkahnya Nalen yang sedang ada di depannya sekarang ini dan juga itu sangat cukup menggemaskan sama sekali. Arghh! Kok bisa begitu sih? Rasanya pengen Sisil cubit orangnya. HAHA! “Sorry ya,” Kata Nalen lagi. Dan Sisil hanya tertawa kecil melihat kelakuan Nalen yang ada di depannya sekarang. “Gue lanjut lagi ya,” “Jadi Sisiliya, gue mau ngomong yang bener nih sekarang. Di denger baik-baik. Terus telinganya di pasang baik-baik juga,” Pinta Nalen dengan tawaan kecil yang keluar dari mulutnya. Dan Sisil yang melihat hal itu juga tertawa kecil dan menganggukan kepalanya pelan. “Iya-iya,” Jawab Sisil spontan. Nalen tertawa lagi, dia sedikit menegakkan tubuhnya dan membenarkan posisi duduknya lagi dan entah ke berapa kalinya ia melakukan hal tersebut. “Jadi gimana? Perasaan lo ke gue tuh sekarang gimana? Masih sama kah? Atau berubah?” Tanya Nalen lantang dan itu cukup membut Malen menghela nafas lega. Berhasilkah? Apa itu pertanyaan yang sudah jelas sekarang? Oh! Sepertinya pertanyaan yang baru saja Nalen lontrakan tersebut berhasil dan sangat jelas juga karena gadis itu sudah terdiam dan wajahnya seperti halnya sedang berfikir dalam diam juga akibat ucapan Nalen barusan. Sisil masih terdiam seribu bahasa, namun tatapannya masih lurus menatap laki-laki yang ada di hadapannya yang sedang menunggu jawaban dari dirinya. “Lo mau jawaban jujur apa bohong dari gue?” Tanya Sisil yang malah melempar pertanyaan kepda Nalen. “Ya gue mau jawaban jujur lah, biar semua jelas sekaligus pasti juga,” Mendengar hal tersebut Sisil mengerutkan keningnya tidak mengerti, “Jelas dan Pasti gimana maksud lo?” Nalen diam sebentarr, kemudian kembali menjawab pertanyaan gadis itu secara cepat dan jawaban itu cukup membuat Sisil terdiam dan berfikir. “Iya, jelas dan pasti. Karena bagaimana pun yang gue tahu selama ini. Lo suka sama gue, tetapi setelah itu. Ada kejadian di mana Reon mendadak confess ke diri lo tanpa sepengetahuan gue dan Kevin, di tambah lo juga hampir tiap hari habisin waktu sama dia bahkan bisa di bilang kedekatan lo sama Reon tuh udah ke bentuk akhir-akhir ini,” “Jadi dari situ gue cuma mau memastikan hal itu sekaligus perasaan lo sekarang gimana ke gue, itu aja sih sebenarnya,” Sisil diam, ia hanya menatap laki-laki itu datar. Lalu kemudian menarik nafas panjang. “Kalau memang lo mau jawaban jujur dari gue bakal gue jawab jujur kalo gitu,”. “Sebenarny simpel kok Len, dari dulu gue tuh gampng banget untuk suka sama orang sekaligus gampang bosen juga sebenarnya. Tapi gak tahu kenapa semua yang pernah gue laluin terus ketemu sama lo dalam sesuatu yang penuh dengan ketidaksengajaan itu gue ngerasaiin perasaan yang beda,” Sisil diam dan memberi jeda dalam beberapa detik, degul jantungnya kali ini benar-benar berdegup dua kali lebih cepat dari biasa. Malu, salah tingkah, rasa senang, takut, berbunga-bunga semua benar-benar merasakan dan rasa itu terasa campur aduk sehingga Sisil pun tidak paham dengan apa yang dirinya rasakan sekarang ini saat menjelaskan semua hal kepada Nalen itu cukup membuat sesikit tidak nyaman dan entah lah ia tidak paham. “Perasaan yang kagum sama sesosok Nalen sebagaimana memang lo tuh di kenal cowok b******k di sekolah, Sisil tertawa renyah mnghcapkan hal tersebut begitu pun Nalen yang juga mendengarkan pernyataan barusan yang dirinya katakan terhadapnya. “Dan bukannya malah ilfeel, gue malah semakin kagum dan malah rasa suka itu semakin besar,” Nalen diam, mendengar setiap kata yang gadis itu ucapkan khusus dirinya. Kenapa? Ada apa dengan dirinya? Kenapa mendengar setiap pernyataan yang ia jelaskan secara jelas itu mampu membuat seorang Nalen diam seribu kata sekaligus seperti halnya laki-laki tersebut terhipnotis dengan setiap tuturan Sisil. “Aneh ya?” Sisil terkekeh pelan, sesikit malu dan salah tingkah sekarang ini. Belum lagi dengan wajah yang sudah memerah seperti halnya tomat matang itu. Tunggu, dia benar-benar berharap bahwa Nalen tidak menyadari itu karena demi tuhan ini sangat memalukan sekali. Tapi tidak apa-apa bukan? Kapan lagi mereka akan berbicara berdua saja dan di tambah berbicara dari hati ke hati seperti iini? Benar kan? Dan juga hal seperti ini itu hal yang sangat jarang sekali yang akan di lakukan mereka berdua karena dengan adanya orang sekitar seperti halnya Reon, Kevin dan Juga David terutama. Terlalu sulit untuk membutuhkan waktu berdua saja sekarang dengan keadaan mereka berdua sekaligus semua orang di sini. “Gak aneh kok,” Jawab Nalen langsung saat dirinya yang sejak tadi mendiamkan diri untuk mendengar apa yang Sisik katakan. “Hah apa?” Bukannya kembali menjawab kebinghngan Sisil, yang ada Kedua mata sekaligus pandangan laki-laki tersebut jatuh ke arah tangan Sisil yang satu sama lain ia pegang karena kegugupan yang ia rasakan sekarang. “Gugup ya? Apa salah tingkah?” Nalen langsung menebak ke arah Sisil karena ia benar-benar bisa membaca tungkah laku gadis tersebut selarah keseluruhan. Coba lihat, terlalu menggemaskan untuk di nikmati sorang diri. Seandainya Reon sekaligus David yang ada di sini juga. Di dalam ruangan bersama mereka berdua mungkin kedua manusia itubjuga setuju dengan apa yang ia katakan. Sisil kalau salah tingkah lucu dan menggemaskan banget! “Aku salah tingkah? Ih salah tingkah ngapain coba,” kata Sisil yang berusaha untuk ngeles dari seorang Nalen yang jelas-jelas laki-laki tersebut itu paham dengan tipikal kelakuan seorang gadis itu bagaimana. Hah! Sisil dia benar-benar tidka pandai berbohong ternyata, apalagi tentang persoalan perasaannya sendiri. Nalen tertawa puas mendengar hal itu bahkan dengan elakan yang di lakukan Sisil tersebut wajahnya ternyata tengah memerah seperti halnya tomat yang ada di pasar. Dan Sisil, gadis tersebut makin merasakan dirinya salah tingkah karena melihat Nalen yang tengah tertawa karena melihatnya malu-malu seperti ini. Sial! Sial! Sial! Kenapa bisa jadi begini sih? “Diem gak? Gak usah ketawa deh lo,” kata Sisil yang bersikap seolah-olah terlihat kesal sekarang ini karena kalau sampai kelihatan diam aja pasti Nalen akan mengira bahwa Sisil membenarkan apa yang laki-laki itu ucapkan bukan? Hah! Sedikit rumit ya gengs! “Iya-iya gak ketawa, gue udah diem kan ini,” celetuk Nalen. Akhirnya setelah percakapan itu keduanya kembali terdiam, entah apa yang ada di pikiran mereka berdua masing-masing karena jujur apa yang sudah mereka bicarakan juga sebenarnya sudah selesai bukan? Baiklah, terus apa lagi? Berharap Nalen untuk menembaknya? HAHAHA! Sial, Sisil ini apa sih berharapnya ketiggian banget. Lagian sadar diri aja soek cewek yang selama ini Nalen mau itu bukan dirinya. Role modelnya jelas beda jauh banget! Ya mungkin minimal mungkin kaya Alice. Si cewek ceria yang penuh dengan kecantikan sehingga semu cowok saja selalu mengarah kepadanya. By the way apa gadis itu sudah menjenguknya belum? Itu sih yang ada di pikiran Sisil saat ini karena sebelumnya mereka berdua sempt berantem bukan sebelum Sisil masik rumah sakit beberapa jam yang lalu. Atau memang Nalen dan yang lainnya belum memberitahu gadis tersebut, loh kenapa dia tiba-tiba menanyakan gadis bernama Alice sih? “Sil,” Panggil Nalen tiba-tiba setelah mereka berdua diam seribu bahasa dan sibuk dengan pikiran mereka berdua masing-masing. Entah benar atau tidak Nalen akan melontarkan pertamyaan ini kepada Sisil ia tidak tahu, sekali lagi laki-laki tersebut hanya ingin memastikan saja kok, tidak lebih sekaligus ingin meyakinkan perasaan dirinya sekarang ini. Apa memang perasaan yang ia khususkan untuk Sisil ini bersikap sementara atau memang permanen seperti halnya dirinya kepada Jeje. Jeje ya? Dia apa bagaimana kabarnya? Hash sial Nalen kembali melow gara-gara mengingat gadis tersebut, ya tuhan! Kenapa jadi temehek-mehek di saat waktu yang tidak tepat begini sih? Memalukan! “Iya? Kenapa lagi?” Jawab Sisil langsung dan itu membuat Nalen tersadar dengan lamunan yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Emang, emang kok. Gak ada yang kaya Sisil. Benerr-bener frontal dan gak peduli sama lawan bicaranya lagi kenapa-kenapa juga. Apa gadis itu tidak sadar bahwa dirinya sedang menahan rasa gugup dan menutupi rasa salah tingkahnya secara mati-matian. Emang ya, apa seperti ini yang di rasakan Reon saat confess terhadap Sisil sebagaimana jelas jawaban Sisil kemarin itu menolak laki-laki tersebut secara terang-terangan. Tidak maksudnya bulan terang-terangan juga tapi ya memang pure menolak hanya karena tidak ada rasa kepadanya bukan? “Gue nyoba nanya satu hal lagi sama lo boleh?” Tanya Nalen pelan dan itu cukup membuat Sisil seiskit mengerutkan keningnya lagi. Haduh, apa lagi yang mau di obrolin? Perasaannya lagi? Ya tuhan jika seandainya Sisil pintar untuk menolak seseorang pasti Sisil ingin menolak dan mengusir Nalen dari kamarnya karena jujur ia tidak bisa berlama-lama dengan laki-laki tersebut. Ya, memang tidak bisa karena laki-laki itu adalah Nalen. Dan itu adalah alasan terkuat gadis tersebut mengapa dirinya tidak bisa mengusir Nalen begitu saja dan membuarkan laki-laki itu terus mempertanyakan sesuatu hal hang sebenarnya tidak harus di bahas terus menerus karena jawaban dan pertanyaan tadi aja itu sudah cukup bukan? Tapi sayang, sepertinya Nalen tidak inhin mengindahkan hal itu sama sekali dan ia ingin terus di sana membicarakan perasaan mereja satu sama lain terus menerus
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN