Layanan Plus-plus

1137 Kata

Zivaa tidak bisa fokus mencerna pelajaran tiap kali teringat dengan insiden di ruang kerja Arshaka. Semua kekacauan ini adalah salahnya. Harusnya ia tidak sampai memancing Shaka seperti tadi, meski jujur pria itu sangat menggemaskan tiap kali cemburu pada rekan kelasnya-Bryan. Padahal kalau dilihat-lihat yang harusnya mudah cemburu adalah Zivaa. Tiap saat harus menahan kesal menyadari Shaka dikelilingi oleh wanita-wanita yang mencoba mencari-cari perhatiannya. “Kenapa gak ngerjain bareng gua aja, Zi? Kenapa dikerjain sendiri makalahnya?” tanya Bryan setengah berbisik, memecah lamunan panjang Zivaa. “Gak apa-apa, santai," balas gadis berlesung pipi itu sekenanya, “Makalah doang mah kecil.” Zivaa meniru gaya bicara Shaka. Panjang umur. Ruang kelas yang semula riuh mendadak hening saat S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN