Kalau ditanya apa enaknya menikah dengan Mulya, Yuri lebih ingin menjawab bagian tidak enaknya. Tapi karena bagian tidak enaknya itu terlalu banyak, Yuri akan menjawab bagian serunya saja. Yuri senang dengan status barunya sebagai seorang istri. Yuri senang bangun subuh ikut sholat dengan Mulya, yang mana itu nyaris tidak pernah dilakukannya saat masih melajang. Kemudian memasak sarapan, memasangkan dasi untuk Mulya meski pada akhirnya Mulya membongkarnya lagi dan mengikat ulang lebih rapi, lalu mencium tangan Mulya dan dadah-dadah sebelum Mulya berangkat kerja. Tidak ada lagi yang namanya bingung mau ngapain, Yuri bahkan merasa heran pada dirinya sendiri karena merasa 24 tidak cukup untuk semua kegiatannya di rumah. Tentu saja itu tak terlepas dari campur tangan Eyang yang suka sekali