44 | Maaf yang Tak Maaf

1439 Kata

"Kondisi pasien saat ini stabil, pasien sempat pingsan karena syok. Malam ini kami akan pantau terus kondisinya, sambil menunggu hasil pemeriksaan lanjutan." Mulya menghela napas lega mendengar penuturuan dokter yang menangani Abigail. Tatapannya kini beralih ke Abigail yang terbaring dengan selang infus menancap di punggung tangan kirinya, serta beberapa luka kecil akibat kena pecahan kaca mobil. Nyawa adalah prioritas Mulya saat memutuskan untuk tetap pergi meski Yuri melarangnya. Pihak rumah sakit menghubunginya karena Mulya lah kontak terakhir yang dihubungi Abigail sore tadi, sementara mereka tidak menemukan nama kontak yang mengindikasikan keluarga seperti orang tua atau kakak adik. Mulya memaklumi karena Abigail memang tidak menaruh embel-embel panggilan di depan nama keluarganya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN