Jatuh ke dalam pelukan Wiliam.

1747 Kata
Saat Wiliam sadar jika dirinya berada di depan pintu masuk club' yang belum dia setujui. William pun berteriak marah saat sudah menyadari keadaan dia saat ini. "Ini … Kenapa saya bisa berada di tempat ini? Bukankah saya belum mengatakan ke mana saya akan pergi?" Bentak William kepada sopirnya yang hanya diam dan dia merasa sangat bersalah kepada William. "Maaf … Maafkan saya bos! Saya melakukan ini karena … Ini karena atas perintah tuan Adnan yang ingin sekali menghibur anda dan saya juga … Saya juga tidak bisa menolak permintaan darinya, karena … Karena saya diancam oleh beliau. Jadi saya … Jadi saya …." Belum selesai sopir itu bicara. Muncullah beberapa pria bertubuh besar dengan memakai setelan serba hitam mengetuk kaca mobil itu. Melihat itu, si sopir segera mengetahui dan orang-orang itu adalah orang yang mendapat perintah dari Adnan. Sehingga, si sopir pun langsung mengerti dan secepatnya dia membuka kunci dari pintu belakang tempat Wiliam berada tanpa bicara apapun lagi. Sedangkan Wiliam, dia merasa terkejut dengan kehadiran pria-pria itu. Sehingga, dia pun membuka mulutnya dan berbicara ketus kepada mereka semua. "Kalian siapa? Kenapa kalian ada di sini?" Tanya William dengan tatapan marah. Tapi semua pria-pria itu tidak menjawabnya dan segera membuka pintu dan pria-pria itu, langsung menarik tangan William secara mendadak. Sehingga, Wiliam yang belum bersiap sama sekali pun langsung terkejut dan dia belum sempat melawan, sudah dibawa paksa oleh para pria berpakaian hitam itu. "Hei! Kalian! Apa yang mau kalian lakukan? Sialan! Ini ada apa sebenarnya?" Teriak William seperti korban penculikan. Namun, para pria itu tidak menjawab dan malah menutup seluruh kepala William dengan kain hitam, lalu mengikat kaki dan tangannya agar tidak bisa melawan lagi. William terus berteriak dan dia merasa jika sahabatnya benar-benar sudah gila, sampai melakukan hal segila itu. "Lepaskan! Mengapa kalian melakukan hal semacam ini kepada saya! Hei, apakah kalian tidak takut jika saya akan membunuh kalian semua!" Teriak William yang terus memberontak tapi usahanya sia-sia. Karena yang menculiknya itu bukan satu atau dua orang saja. Tapi sepuluh orang pria bertubuh besar dan memiliki kekuatan yang sangat terlatih. Sehingga, William telah kalah segala-galanya dan akhirnya William pun dibawa paksa masuk ke dalam seperti korban penculikan. Saat dirinya dibawa masuk. Semua orang yang membawanya telah melewati tempat Amelia dan semua rekannya yang sedang berdiri menunggu perintah dan saat ini, hanya tersisa dirinya dan satu wanita lagi yang belum mendapatkan giliran tugas mengantar minuman. Sehingga, saat melihat William yang dibawa paksa oleh para pria berpakaian hitam. Amelia langsung merasa takut dengan apa yang dia lihat. "Itu! Kenapa ada orang yang diikat seperti itu? Apakah dia itu …." Amelia belum selesai bicara, karena dilarang bicara oleh pegawai lainnya. "Sssstt! Jangan banyak bicara! Kamu pura-pura saja tidak melihat! Karena kalau kamu jadi orang sok tahu, takutnya tidak aman lagi!" Ucap salah satu pria yang bekerja sebagai bartender. Amelia pun mengangguk dan dia segera menutup mulutnya. "Baik! Terima kasih sudah memberi tahu!" Ucap Amelia yang kemudian segera memalingkan wajahnya dan tidak mau melihat kejadian itu lagi. Sehingga, William yang menjadi tawanan pun melewati dirinya dan segera di bawa ke tempat khusus yang ternyata, ada Adnan di sana. Saat sudah sampai. Kain hitam yang menutupi seluruh kepalanya pun segera dibuka dan William melihat Adnan sedang minum dengan gembira dengan beberapa wanita cantik yang ada di sebelahnya. Membuat William merasa jijik dengan itu semua. "Sial! Jadi ini semua rencana busuk kamu, Adnan?!" Gerutu William yang merasa kesal dengan sahabatnya itu. Adnan pun tertawa sambil menatap Wiliam yang marah kepadanya. "Hahahahaha … Maafkan aku Wil! Aku hanya tidak mau melihat kamu sedih karena ditinggal oleh istri kamu itu dan … Aku juga tahu, kamu pasti tidak akan mau datang ke sini tapi memilih pulang ke rumah kamu yang membosankan itu! Jadi … Ya hanya cari ini saja yang bisa aku lakukan agar kamu, bisa menikmati sedikit indahnya dunia ini!" Jawab Adnan sambil tertawa gembira dan kembali meneguk satu gelas minuman yang ada ditangannya. "Sial! Kamu benar-benar sudah gila!" Gerutu William yang kemudian melihat ke arah ikatan yang mengikat dirinya. "Cepat lepaskan tali sialan ini dari tubuhku! Ini rasanya sangat sesak sekali!" Pinta William dengan tatapan marah kepada semua pria yang menculiknya itu. Mendengar itu, Adnan langsung tertawa dan memberi perintah kepada anak buahnya. "Lepaskan talinya!" Perintah Adnan yang kemudian tali itu pun, akhirnya terlepas dari tubuh Wiliam. "Akhirnya! Bisa bebas juga!" Ucap Wiliam sambil menggerakkan tangan dan kakinya yang baru lepas dari ikatan tali. Melihat itu, Adnan kembali tertawa sambil melambaikan tangannya. "Hahahaha … Ayolah Wil! Kemari temani aku menghabiskan minuman ini dan malam ini, kita harus bersenang-senang. Kamu jangan terus memikirkan semua hal membosankan itu! Ayolah Will! Kemari! Temani aku!" Ajak Adnan yang terus melambaikan tangannya. Membuat William mengerenyitkan dahinya dan dia melihat jika sahabatnya itu sudah mulai mabuk. "Kamu mengajak aku?" Tanya William. Adnan mengangguk. "Ya! Ayo kemari Wil! Lihat banyak wanita cantik di sini, kamu bisa memilihnya sesuka kamu!" Ucap Adnan dan para wanita itu tersenyum genit ke arah William. Membuat William bergidik sendiri. "Buang semua wanita itu! Aku tidak menyukai mereka sama sekali!" Tolak Wiliam secara langsung. Membuat Adnan hanya bisa menghela napas pendek dan melihat ke semua wanita yang sedang mengelilingi nya. "Wil! Kamu yakin ingin mengusir mereka? Wanita-wanita ini, adalah pelayan baru di tempatku dan mereka juga masih cukup fresh untuk kamu sentuh. Emmm … Apakah kamu … Kami benar-benar ingin mengusir mereka?" Tanya Adnan dengan tatapan penuh harap, jika William mau menerima tawarannya. William menggelengkan kepalanya dan menunjukkan tatapan tidak suka kepada para wanita itu. "Tidak! Aku tidak menginginkan mereka semua! Kalau pun ada wanita yang aku inginkan … Bukan wanita semacam itu!" Ucap Wiliam dengan tegas. Membuat Adnan kembali menghela napas panjang dan melirik seluruh wanita yang ada disekitar dirinya. "Baiklah! Kalau begitu, mereka untuk aku saja. Tapi, kamu harus menemani aku minum di sini!" Pinta Adnan dengan perasaan kecewa, karena tidak berhasil membuat William melepaskan keperjakaannya itu. William mengangguk dan dia berjalan mendekati Adnan sambil mencari kursi kosong yang letaknya sedikit jauh dengan para wanita yang mengelilingi Adnan dan Adnan segera meminta kepada William. "Wil! Kamu duduk di sini saja!" Pinta Adnan sambil menepuk-nepuk sofa di dekatnya. William mengerenyitkan dahinya dan dia malah memilih duduk lebih jauh darinya dan juga semua wanita yang mengelilingi Adnan. "Aku tidak mau dekat dengan wanita-wanita ini! Jadi … Jangan harap kamu bisa dekatku, Adnan!" Ucap Wiliam yang memberi peringatan kepada Adnan yang meminta William bisa duduk dekat dengannya. Melihat itu, sekali lagi Adnan hanya menghela napas pendek dan tidak bisa berkata apapun lagi. "Huft! Terserah kamu saja Wil!" Keluh Adnan yang kemudian mengambil sebotol minuman keras di depannya dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Namun, ternyata sudah habis dan botol yang lainnya pun juga sudah habis. "Sial! Kenapa sudah habis saja!" Gerutu Adnan yang kemudian melihat ke salah satu wanita disampingnya. "Kamu! Cepat ambilkan minuman lagi untuk …." Belum selesai Adnan bicara, William segera menyelanya. "Aku tidak suka botol minuman disentuh wanita-wanita kamu itu! Cepat suruh pelayan lainnya yang mengambilkan untukku!" Pinta William yang membuat Adnan menjadi sangat kesal. "Wil! Kamu … Argghh! Sudahlah! Aku tidak bisa marah padamu!" Ucap Adnan yang mengalah kepada sahabatnya itu. Setelah itu, Adnan menyuruh pelayan lain untuk mengantarkan minuman kepadanya. Sedangkan Wiliam, dia hanya tertawa kecil sambil mengeluarkan ponselnya, karena dia merasa sangat tidak menyukai tempat itu. Sementara itu. Di tempat lain. Setelah mendapat pesanan dari bos besarnya. Seorang bartender melihat jika masih ada satu orang pelayan baru berdiri di dekatnya. Yaitu Amelia, yang hanya tinggal dirinya saja di tempat itu dan rekannya yang satu sudah pergi beberapa saat yang lalu. Saat melihat Amelia, bartender itu tersenyum dan dia segera memanggil. "Amel! Ada tugas untuk kamu!" Panggilnya dan Amelia segera datang menghampirinya. "Ada tugas! Baik, aku akan mengerjakannya!" Jawab Amelia dengan penuh semangat. Karena sejak tadi dia merasa bosan berdiri di tempat itu tanpa mengerjakan sesuatu apapun. Bartender itu pun memberikan beberapa botol minuman kepada Amelia. "Amel! Kamu antarkan minuman ini ke ruang pribadi milik bos. Letaknya, kamu naik ke lantai paling atas dan di ujung lantai itu, ada ruangan bertulis 'ruang pribadi bos' itu tempatnya," perintah sang bartender. Amelia pun segera menganggukkan kepalanya. "Baik! Kalau begitu, aku akan pergi sekarang juga!" Jawab Amelia yang secepatnya pergi meninggalkan tempat itu sambil membawakan tiga botol besar minuman yang dipesan oleh Adnan sebelumnya. Amelia pun berjalan menyusuri setiap lantai dan setiap kali dia berjalan, ada beberapa pria menggodanya dan Amelia terus menghindarinya. Sehingga, Amelia pun berjalan secepat mungkin untuk bisa menghindari para pria nakal' yang terus menggodanya. "Gila! Mereka semua sangat menakutkan!" Ucap Amelia dengan suara terengah-engah, karena dia berjalan dengan sangat cepat dan itu membuatnya lelah. Hingga, tidak lama kemudian. Sampailah dia di lantai paling atas dan dia langsung menemukan ruangan yang sedang dia cari. "Akhirnya aku menemukannya," ucap Amelia sambil tersenyum cerah dan saat itu pula, dia langsung masuk ke dalam ruangan itu. "Selamat malam pak, saya … Saya datang ingin mengantar minuman," ucap Amelia sambil menundukkan kepalanya. Mendengar itu, Adnan segera menjentikkan jarinya. "Bawa kemari minuman itu!" Pintanya dan Amelia pun berjalan mendekati Adnan dan Amelia melewati William sebelum dirinya sampai ke arah Adnan. Namun, saat Amelia hendak melewati nya. Tiba-tiba saja. Amelia menginjak sebuah kabel yang entah muncul darimana bisa ada di tempat itu dan saat itu juga, tubuh Amelia langsung bergoyang serta kehilangan keseimbangan nya. "Ahhh! Aku … Aku …." Amelia mengangkat kepalanya dengan sangat panik dan saat itu juga, William yang sedang menatap layar ponselnya ikut terkejut melihat Amelia yang sudah hampir jatuh kearahnya. Membuat, William dengan secepatnya langsung menangkap tubuh Amelia beserta tiga botol ditangannya dan satu tangkapan. Sehingga, untuk sejenak, Amelia pun dipeluk oleh William dan Adnan beserta wanita yang mengelilingi nya ikut terkejut saat melihat kejadian yang sangat mendebarkan itu. Sedangkan Wiliam, dia merasakan perasaan aneh saat memeluk Amelia dan tiba-tiba saja. Tubuhnya terasa panas dan detak jantung nya berdetak sangat cepat, tatkala William menatap wajah cantik Amelia serta bau harum ditubuhnya yang terasa unik dan berbeda dengan wanita yang selama ini dia temui. Sehingga, untuk sejenak. William terus menatap wajah Amelia dan detak jantung nya berdetak semakin kencang. Sedangkan Amelia, dia yang masih dalam terkejut hanya memejamkan matanya, karena dia tidak berani membuka matanya karena masih merasa sangat takut. Sementara itu, Adnan yang mulutnya terbuka lebar karena terkejut pun, akhirnya bisa merapatkan dan dia segera bicara untuk memecahkan ketegangan di tempat itu. "Kamu!" Adnan menghentikan ucapannya, ketika dia melihat William menatap Amelia dengan tatapan tidak biasa dan itu sangat langka untuk Adnan. Sehingga, secepatnya Adnan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya dan dia masih ingin menikmati pemandangan langka yang tidak biasa itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN