Saat menatap wajah Amelia yang jatuh ke dalam pelukannya.
William tidak merasakan perasaan jijik atau ingin sekali mengusirnya, tapi entah kenapa saat dia menatap wajah Amelia di bawah sinar lampu yang redup dan bisa menyentuh Amelia, detak jantung Wiliam berdetak sangat cepat dan entah mengapa, tubuhnya langsung memiliki reaksi aneh yang belum pernah dia alami.
"Wanita ini! Kenapa wanita ini tidak membuat aku …." Wiliam menelan ludah berkali-kali dan suhu tubuhnya langsung berubah menjadi panas, seolah ada api yang menyala di dalam hatinya saat ini.
Sedangkan Adnan, dia hanya bisa menutup mulutnya saat melihat adegan langka yang belum dia lihat dari sahabatnya itu.
Sehingga, Adnan yang sedang menutup mulutnya dengan telapak tangannya hanya menahan tawa sambil menatap ke semua wanita yang ada di sampingnya.
"Ayo kita tonton apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Adnan dengan suara kecil dan tertawa cekikikan bersama para wanita yang ada disampingnya, lalu dia pun kembali duduk dengan tenang sambil menyesap minuman yang ada di depannya yang hanya tersisa beberapa gelas saja.
Karena, botol yang baru masih berada ditangan Amelia dan Amelia berada dalam pelukannya Wiliam yang saat ini, masih memejamkan matanya, karena dia terlalu takut akan jatuh ditimpa oleh tiga botol besar ditangannya.
Namun, saat Amelia merasakan tubuhnya tidak merasakan dinginnya lantai di tempat itu dan dia malah merasakan ada sesuatu yang hangat serta suara napas yang sangat berat menempel di lengannya.
Membuat Amelia perlahan membuka matanya saat itu juga.
"Aku! Kenapa aku tidak merasa dingin dan ini … Ini apa?" Gumam Amelia sambil membuka matanya dan saat dirinya membuka matanya.
Tiba-tiba saja.
Amelia merasa sangat terkejut, ketika melihat ada sosok pria tampan sedang memeluk tubuhnya dan pria tampan itu terus menatap dirinya tanpa berkedip sama sekali.
Sehingga, saat itu pula.
Amelia yang merasa seperti berada di batas antara sedang bermimpi ataukah dunia nyata pun ikut membalas tatapan Wiliam terhadap dirinya.
"Kamu! Siapa kamu? Apakah kamu … Pria yang ada di dalam surga?" Tanya Amelia yang entah mengapa bisa berkata seperti itu.
"Apakah aku sudah mati? Lalu ini … Apakah ini surga yang langsung memberikan aku seorang pria tampan yang …." Belum Amelia selesai bicara, entah mengapa William langsung tersenyum dan senyumannya membuat Amelia membeku saat itu juga.
"Tampan! Apakah senyuman pria di dalam surga semenawan ini?" Ucap Amelia yang masih menganggap jika dia sedang bermimpi.
Sehingga, Amelia terus bicara seperti orang bodoh.
"Hhmmm … Akan sangat menyenangkan jika ini benar-benar di dalam surga dan bukan hanya mimpiku yang …." Belum Selesai Amelia bicara.
Wiliam yang tersenyum manis pun, langsung berubah menjadi senyuman seperti iblis.
Yang membuat Amelia segera menghentikan ucapannya dan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Ahhh! Kamu … Kamu kenapa kamu berubah sangat menakutkan sekali? Apakah pria tampan yang ada di surga juga bisa berubah menjadi iblis yang …." Amelia tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena William segera menyelanya.
"Hei … Manis! Apakah kamu terpesona dengan wajah tampanku? Sampai kamu tidak bisa membedakan ini dunia nyata ataukah dunia mimpi yang kamu anggap seperti surga itu?" Ucap Wiliam dengan tatapan tajam seperti seekor elang yang sedang mengincar mangsanya.
Terlebih api di dalam hatinya telah semakin besar dan telah membangkitkan sesuatu miliknya yang sudah tertidur selama puluhan tahun itu.
Sehingga, saat ini keinginan William yang tidak bisa terbendung dan dorongan yang besar untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan terhadap seorang wanita pun, kini sudah mulai merasuki pikiran jernih yang selama ini dia miliki.
Membuat seluruh tubuhnya gemetar dan William pun mendekati wajah Amelia yang saya ini menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Manis! Siapa nama kamu dan darimana asal kamu? Hah?!" Tanya William dengan suara berat dan seksi.
Membuat seluruh tubuh Amelia gemetar ketakutan.
Karena, dia sudah sangat hafal dengan tatapan serta cara seorang pria yang sudah seperti itu dari mantan suaminya terdahulu.
"Mati aku! Ternyata aku sedang tidak bermimpi ataupun aku sudah mati! Dia … Dia ternyata pria yang ada di dunia nyata dan … Ahhh! Apakah pria ini sedang … Memiliki pikiran kotor padaku? Dan … Dan walaupun dia sangat tampan, tapi jika berubah seperti ini, dia terlihat sangat mengerikan. Aku … Aku harus bagaimana sekarang? Dia pasti tidak mau melepaskan aku," gumam Amelia dengan bibir gemetar tapi dia berusaha terlihat tenang sambil tersenyum dengan terpaksa. Lalu Amelia pun melihat ke sekelilingnya dan dia melihat jika saat ini, dia masih di dalam ruang pribadi tempat yang dia tuju sebelumnya.
Sehingga, dengan senyuman canggung pun, Amelia segera bicara dengan Wiliam.
"Emmm … Tuan! Apakah anda yang memesan tiga botol minuman ini? Lalu … Emmm … Bisakah anda melepaskan saya? Karena … Ini sepertinya tidak baik dan juga sangat tidak sopan!" Ucap Amelia yang berpura-pura bodoh tidak mengerti arti dari tatapan William.
Mendengar itu, William semakin mendekati telinga Amelia sambil mengeratkan pelukannya, membuat tubuh Amelia serta William saling menempel satu sama lainnya.
Sehingga, saat itu juga.
Seluruh tubuhnya Amelia gemetar hebat, karena dia merasakan sebuah otot perut dan d**a yang begitu keras menempel di tubuhnya itu.
"Ini! Tuan … Apa yang sedang anda lakukan? Emmm … Tolong bisakah anda melepaskan saya?" Pinta Amelia yang semakin gemetar dan entah kenapa, tubuhnya juga merasakan perasaan aneh yang ternyata terjebak dalam pesona pria tampan yang sedang memeluknya itu.
"Sial! Ada apa denganku? Mengapa bisa aku memiliki keinginan untuk bisa menyentuh tubuh pria ini? Apakah aku sudah gila, karena mas Daniel sudah mengkhianati aku maka otakku juga ikut rusak seperti dia?" Gerutu Amelia yang terus mengatai dirinya sendiri.
Sedangkan William.
Dia malah menyeringai seperti iblis m***m yang segera menjawab tepat di dekat telinga Amelia.
"Manis! Sepertinya malam ini saya tidak mau melepaskan kamu! Dan malam ini … Kamu harus menjadi milik saya!" Bisik William sambil menghirup bau harum khas alami dari tubuh Amelia yang membuat, keinginan William untuk memiliki Amelia semakin besar.
Mendengar itu.
Mata Amelia pun melotot dan hampir saja lepas dari tempatnya. Karena dia tidak menyangka, jika pria tampan yang sedang memeluk erat tubuhnya itu adalah pria yang sangat m***m.
"Apa! Tuan … Tuan apa yang tadi kamu katakan itu? Apakah anda sedang bercanda? Saya … Saya hanya bekerja sebagai pelayan saja bukan wanita yang bisa menghibur anda di atas tempat tidur. Jadi mohon maaf! Saya menolak permintaan anda," ucap Amelia dengan tegas dan semua perasaan yang sempat merasuki hati dan pikirannya langsung lenyap, karena dia menganggap jika William hanyalah pria b******k yang sama saja dengan mantan suami serta orang-orang yang datang ke tempat itu.
Sehingga, Amelia pun segera bergerak untuk melepaskan diri dari dalam pelukannya Wiliam.
"Maafkan saya Tuan! Saya ingin pergi setelah menyelesaikan tugas saya. Jadi … Tolong lepaskan saya sekarang juga!" Ucap Amelia dengan nada ketus dan berusaha untuk melepaskan diri tapi William malah semakin mengeratkan pelukannya dan dia enggan melepaskan tubuh Amelia yang sudah membuat dirinya semakin kehilangan kendali di dalam tubuhnya itu.
"Tidak! Saya tidak akan melepaskan kamu! Kamu adalah milikku! Jadi … Jangan lagi berusaha untuk pergi dari sisi saya!" Ucap William dengan tatapan penuh hasrat dan dia semakin liar.
Sehingga, William pun segera menutup bibirnya Amelia dengan bibirnya, lalu melumat serta menghisap bibir Amelia dengan ganasnya.
Membuat Amelia semakin ketakutan dengan kebiasaan William yang belum memiliki pengalaman dalam mencium wanita.
Sehingga, Amelia pun semakin sesak dan oksigen di sekitarnya semakin menipis, karena tekanan William terlalu kuat padanya.
Sedangkan Adnan.
Dia langsung terkejut saat melihat William yang sangat buas itu dan dia benar-benar memaksa Amelia untuk mau menjadi miliknya.
"Waw! Gila! Will … Kamu … Kamu akhirnya … Akhirnya kamu menemukan wanita yang kamu inginkan!" Ucap Adnan sambil bertepuk tangan dan dia benar-benar sangat bahagia, karena bisa membuat William memiliki keinginan terhadap wanita.
Mendengar itu.
William menghentikan ciuman panasnya dan melepaskan bibir Amelia yang sudah habis dia lumat.
Lalu, William segera menoleh ke arah Adnan dengan tatapan kesal.
"Diam! Kamu hanya mengganggu aku yang sedang sibuk saja! Lebih baik kamu pergi dari sini dan …." William melihat ke arah Amelia yang sedang terengah-engah sambil mencari napas sebanyak-banyaknya saat itulah juga dan William menyeringai seperti iblis, lalu dia pun melanjutkan ucapannya.
"Aku ingin dia menjadi milikku malam ini dan jangan ada satu orang pun yang mengganggu! Kalau tidak …." William menatap Adnan dengan mengancam.
"Aku akan menutup club' kamu ini untuk selamanya!" Ucap William dengan nada mengancam.
Membuat Adnan langsung ketakutan dan secepatnya dia bangun dari posisi duduknya.
"Baik! Will … Aku akan pergi! Kamu nikmati malam indah kamu dengan wanita yang kamu inginkan ini! Hahahahaha … Aku merasa sangat senang karena akhirnya kamu menemukan wanita yang bisa membuktikan kalau kamu bukan pria yang impoten," ucap Adnan yang terus tertawa keras sambil berjalan menuju pintu keluar bersama semua wanitanya.
"Ayo baby! Kita tinggalkan dia yang baru menemukan jodohnya itu!" Ucap Adnan sambil merangkul semua wanitanya dan saat itu pula, Adnan pun pergi meninggalkan William dan Amelia di dalam ruangan itu hanya berdua saja.
"Pergi sana! Jangan kembali lagi!" Teriak William ketika melihat Adnan terus tertawa sambil menutup pintu.
Lalu, pintu itu pun dikunci oleh Adnan karena dia takut, kalau Amelia pergi melarikan diri dan misinya untuk membuat William jadi pria sejati harus terwujudkan malam ini.
Sehingga, Adnan yang memang merancang semua jebakan ini hanya bisa tertawa di depan pintu sambil memegang kunci ditangannya.
Lalu, Adnan pun pergi meninggalkan ruangan itu yang walaupun Amelia berteriak sekeras apapun, tidak akan terdengar keluar dan ruangan itu memang dia rancang untuk dirinya saat menikmati kesenangannya bersama para wanita cantik.
Sehingga, saat ini.
Setelah Adnan pergi dan pintu sudah terkunci rapat dari arah luar.
Dua orang yang ada di dalam pun mulai bertempur melawan hati serta hasrat yang ada di dalam hatinya masing-masing.