Ternyata dia benar-benar selingkuh

1285 Kata
Keesokan paginya. Amelia pun bangun dari tidurnya dan dia tertidur diatas kursi dengan kepala di atas meja. Amelia pun membuka mata secara perlahan dan melihat jam di dinding yang menunjukkan jika sudah pukul enam pagi hari. Amelia pun menguap dan dia melihat ke arah tempat tidurnya yang masih kosong, menandakan jika Daniel tidak pulang tadi malam. Melihat itu, hati Amelia terasa sangat sedih dan kecewa, karena Daniel semakin hari semakin berubah dan dia tidak sama seperti Daniel yang dia kenal seperti dahulu, terlebih saat dia mengetahui tes jika dirinya tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarganya, sehingga sangat jelas jika Daniel sangat kecewa pada dirinya. Seketika air mata pun jatuh kembali dari sudut matanya dan Amelia merasakan hatinya sangat sakit, ketika pria yang sangat dia cintai telah bersikap dingin terhadapnya bahkan sudah tidak memiliki sedikit perhatian sama sekali terhadapnya. Sehingga, Amelia mengetahui jika suaminya sudah tidak mencintai dirinya lagi. "Mas! Kamu benar-benar melupakan janjimu padaku," ucap Amelia sambil mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya itu. "Hah! Sudahlah! Lebih baik aku segera membersihkan diri dan mungkin saja … Mas Daniel pulang sebentar lagi," ucap Amelia dan dia pun mencoba untuk menghibur dirinya sendiri, walaupun hatinya masih terasa tidak nyaman, seperti mendapatkan sebuah firasat buruk yang akan menimpa dirinya itu. Amelia pun masuk ke dam kamar mandi untuk membersihkan diri dan dalam waktu sepuluh menit, dia pun keluar dari dalam kamar mandi. Namun, saat dirinya sedang memakai pakaiannya. Amelia mendengar suara mobil milik suaminya yang membuat hati Amelia merasa sangat gembira. "Mas Daniel! Akhirnya dia pulang juga," ucap Amelia dengan senyuman penuh kebahagiaan dan secepatnya dia pun segera berlari keluar dari kamarnya untuk menyambut kedatangan suami yang dia cintai itu. Tapi, saat Amelia baru saja turun dari atas tangga, dia melihat sosok suaminya bersama dengan seorang wanita yang sangat dia kenal dan di belakangnya ada ibu mertua yang begitu memanjakannya. "Karisa, kamu harus berhati-hati. Kamu jangan sembarangan ya!" Ucap ibu mertua Amelia yang bernama Widya. Dia sangat membenci Amelia karena sejak awal pernikahan, Widya tidak pernah menyukai Amelia. Kini, dia begitu lembut terhadap Karisa yang tidak lain adalah sepupunya dan sekaligus sekertaris suaminya itu. Melihat itu, senyuman dari sudut bibirnya Amelia pun langsung menghilang dan dia merasakan hatinya terasa sangat sesak. Ketika dia harus melihat, suami dan ibu mertuanya memperlakukan Karisa dengan sangat baik, bahkan dirinya yang sedang berdiri pun tidak dianggap sama sekali kehadirannya. Sehingga, membuat hati Amelia terasa semakin sakit dan dia merasa jika, posisinya saat ini sudah tergantikan oleh Karisa. Sepupu yang selalu merebut apapun yang dia miliki dan kini, suami dan ibu mertuanya pun sudah berhasil dia rebut. Melihat itu, Amelia langsung menundukkan kepalanya dan tangannya meremas dadanya dengan sangat kuat. "Jadi … Inilah yang membuat mas Daniel berubah? Dia sudah memiliki hubungan dengan Karisa dan mama … Mama juga sepertinya sudah mendukungnya," gumam Amelia dengan bibir gemetar dan air mata pun jatuh membasahi pipinya. "Gila! Aku sudah gila! Aku begitu mencintainya dengan sangat tulus. Tapi ternyata … Dia sudah mengkhianati aku dan bukan dengan wanita lain. Tapi … Dengan sepupu aku sendiri," gumam Amelia yang sudah tidak bisa menahan rasa sakit di dalam hatinya. Namun, Daniel dan Widya tidak memperdulikan perasaannya saat ini. Karena keduanya sibuk memapah Karisa dan memperlakukan dirinya seperti berlian yang sangat berharga, sehingga keduanya terus memberikan semua perhatian mereka hanya kepada Karisa. "Hati-hati Dan! Karisa sedang hamil anak kamu, kamu harus memperlakukan dia dengan baik. Karena bayi itu, adalah cucu pertama dan juga satu-satunya penerus keluarga kita. Jadi … Kita harus menjaganya dengan baik," ucap Widya dengan suara yang sangat keras dan dia sengaja mengatakan itu, agar Amelia mendengarnya. Sementara itu, Daniel pun menganggukkan kepalanya dan dia mengikuti apapun yang ibunya katakan. Daniel sudah melupakan Amelia karena rasa bahagia dia, yang akan memiliki anak dari Karisa. Wanita yang sudah mengandung anaknya dan melupakan cinta serta janjinya terhadap Amelia yang dia sebut, wanita tidak sempurna itu. "Baik ma, aku akan menjaganya dengan baik. Karena bayi ini adalah anakku juga," jawab Daniel dengan senyuman penuh kebahagiaan. Melihat itu, hati Amelia semakin hancur berkeping-keping dan dia benar-benar sudah melihat, jika suaminya yang dulu sangat mencintai dirinya sudah tidak ada lagi. Hanya tertinggal sosok pria yang dingin dan tidak memperdulikan dirinya sama sekali. "Dia sudah berubah! Dia benar-benar sudah berubah!" Gumam Amelia sambil menghapus air matanya di pipinya. Setelah itu, Amelia yang sudah tidak tahan melihat kehangatan dari keluarga yang seharusnya jadi miliknya itu pun, segera membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan tempat itu dan kembali naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya. Namun, tiba-tiba saja. Baru saja dua langkah, dia mendengar ucapan ibu mertuanya yang membuat luka hatinya semakin dalam dan dalam lagi. "Daniel, kamu harus segera menikahi Karisa. Karena mama tidak mau, kalau cucu mama ini disebut anak haram dari hubungan gelap kalian dan biarkan semua orang tahu, kalau Karisa adalah istri kamu dan untuk wanita mandul itu. Segeralah kamu singkirkan dia," ucap Widya dengan kejamnya. Mendengar itu, Daniel langsung terdiam dan dia baru mengingat, jika ada Amelia yang tidak jauh dari tempatnya saat ini. Sehingga, Daniel pun langsung menatap ke arahnya dengan tatapan rumit yang sulit untuk dia jelaskan. "Baiklah! Aku akan menikahi Karisa dan untuk Amel … Aku tidak setuju," ucap Daniel yang terus menatap ke arah Amelia. Sedangkan Amelia, dia yang dalam posisi memunggungi ketiganya, hanya bisa meremas lebih keras dadanya, karena rasa sesak di dalam hatinya semakin terasa dan Amelia sudah tidak tahan dengan itu semua. Sehingga, Amelia pun segera berlari ke lantai atas secepatnya dan dia segera menutup pintu kamarnya, lalu menguncinya dengan rapat. Sedangkan Daniel, dia merasakan hatinya terasa sesak. Melihat Amelia yang seperti itu. Namun, dia kembali melupakan perasaan itu ketika mengingat Karisa sedang hamil anaknya dan dia bisa melupakan semuanya tentang Amelia. Sehingga ketiganya pun terus mengobrol gembira tanpa memikirkan perasaan Amelia sama sekali. Di tempat lain. Seorang pria tampan sedang duduk dibalik meja kerjanya dan di tangannya ada sebuah dokumen yang membuatnya hanya bisa tertawa sendiri. Karena berkas itu adalah, informasi tentang istrinya yang beberapa bulan ini memiliki hubungan gelap dengan seorang pria. "Cih! Dasar w************n!" Ucap pria dengan tatapan penuh hinaan. Hingga …. Tiba-tiba saja, datanglah seorang penjaga rumahnya yang masuk secara tergesa-gesa. "Bos! Bos! Gawat! Ada berita buruk!" Teriak pria paruh baya yang tidak lain adalah salah satu pengurus di rumahnya. Pria tampan itu pun mengangkat kepalanya dan menatap pria paruh baya itu. "Ada apa? Kenapa kamu terlihat panik seperti itu?" Tanya pria tampan itu dengan santainya. Pria paruh baya itu pun mencoba untuk menenangkan dirinya, lalu setelah itu dia pun mulai membuka mulutnya untuk menjelaskan semuanya. "Bos! Bos muda. Nyonya … Ahhh … Nyonya pergi melarikan diri dari rumah dan semua barang-barang miliknya sudah tidak ada di kamarnya. Hanya meninggalkan surat ini dan juga map ini," ucap pria paruh baya itu sambil memberikan map berwarna biru serta sebuah amplop yang isinya adalah sepucuk surat. Pria tampan itu pun segera menerimanya dan dia membuka isi map itu yang tidak lain, surat cerai yang sudah di tanda tangani oleh istrinya yang bernama Sandra. Melihat itu, pria tampan itu malah tertawa dan langsung mengambil pena miliknya. "Baguslah! Tanpa aku mengusirnya, dia sudah sadar diri dan jauh lebih baik, jika dia bersama pria baj*Ngan itu daripada denganku, seorang pria terhormat yang tidak pantas memiliki istri murahan seperti dia," ucap pria tampan itu dengan tawa keras sambil membubuhkan tanda tangan diatas kerja itu dengan namanya secara lengkap yaitu 'Wiliam Abraham' Setelah selesai, Wiliam pun memberikan map itu ke pria yang berada disebelah pria paruh baya itu dan juga berada tepat didepannya yang tidak lain asisten pribadinya. "Tan, Ambil ini dan segera sah kan sekarang juga!" Perintah William kepada asistennya yang bernama Artan. Artan pun menerimanya dengan tatapan bingung, karena bos nya tidak terlihat terkejut ataupun terlihat panik sama sekali. -bersambung-
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN