Melihat bos-nya yang terlihat santai seperti itu.
Athan pun memberanikan diri untuk bertanya, karena dia merasa sangat penasaran dengan sikap aneh bos nya itu.
"Eeerr … Bos! Kenapa anda terlihat biasa saja? Kenapa anda tidak terkejut sama sekali? Atau sedikit sedih, karena anda sudah dicampakkan oleh istri anda," tanya Athan dengan sangat berhati-hati.
Mendengar itu, Wiliam malah tertawa dan mengambil berkas yang tadi sempat dia baca sebelumnya.
"Dia sudah selingkuh dari beberapa bulan yang lalu. Jadi, saya sangat beruntung karena dia tidak terlalu menjadi benalu di rumah saya dan saya memang sudah merasa kalau mata saya sangat sakit, ketika melihat Sandra di rumah saya terlalu lama. Jadi … Biarkanlah saja dia bersama kekasihnya dan semoga saja, dia tidak kembali lagi. Jika dia berani kembali …." Wiliam menghentikan ucapannya dan ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi suram.
"Saya akan memberi pelajaran yang lebih buruk dari kematian!" Ucap Wiliam dan setelah itu dia kembali ke ekpresi wajah sebelumnya.
Melihat itu, Athan dan juga pelayan paruh baya itu yang bernama Haris pun saling memandang satu sama lainnya dan tubuh mereka menggigil ketakutan, karena mereka tahu, bagaimana bos mudanya jika sudah marah, dia akan berubah menjadi iblis yang akan menghabisi semua yang sudah menyinggung dirinya.
Namun, Haris masih penasaran dengan bos mudanya yang terlihat sangat membenci istri, bahkan dari awal mereka menikah, bos mudanya tidak pernah tidur di dalam kamar yang sama.
"Ahemm … Bos muda, apakah mungkin … Nyonya muda melarikan diri karena … Dia tidak puas dengan anda dan … Mungkinkah nyonya … Mengetahui tentang penyakit anda?" Ucap Haris dengan dengan suara gagap dan dia merasa takut, jika Wiliam akan marah padanya.
Sedangkan William, dia hanya terkekeh sendiri sambil membuka amplop yang berisi sepucuk surat itu.
"Mau tahu ataukah tidak. Aku tidak peduli sama sekali dengan dia! Dia wanita yang dipilihkan oleh kakek tua itu dan mungkin … Dia pasti akan terkena serangan jantung mendadak, ketika wanita yang dia pilih sudah menyakiti cucunya yang tampan ini," ucap William yang tiba-tiba berubah menjadi pria narsis.
Mendengar itu, Artan ataupun Haris pun langsung tertawa kecil dan langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya, karena takut William tersinggung oleh suara tawa mereka berdua.
Sedangkan William, dia pun membuka surat yang ditinggalkan oleh mantan istrinya dan mulai membacanya.
Saat membacanya, William awalnya hanya tertawa dengan kata-kata manis yang ditulis dalam surat itu dan dia mencoba untuk menyalahkan dirinya yang tidak bisa memenuhi nafkah batin terhadap istrinya.
"Cih! Dasar w************n. Di dalam otaknya hanya ada percintaan dan hawa nafsu saja!" Ucap William sambil tertawa sendiri.
Namun, saat dia membaca bagian lainnya dari dalam surat itu, ekspresi wajahnya William pun langsung berubah dan dia tatapannya dipenuhi dengan api amarah saat itu juga.
"Sialan! Berani-beraninya dia mengatakan aku … Pria Impoten!" Umpat William sambil merobek surat itu hingga menjadi potongan kecil.
"Dia pikir, dia pantas mendapatkan tubuhku yang berharga ini? Cih! Jangan terlalu menganggap diri kamu terlalu tinggi Sandra!" Umpat William sambil menginjak-injak potongan kertas itu dengan penuh amarah.
Sementara itu, Haris saling menatap satu sama lainnya dan tanpa Haris sadari, dia pun keceplosan bicara.
"Bos muda! Tapi anda memang memiliki kelainan di milik anda. Jadi … Apa yang dikatakan nyonya Sandra itu … Adalah benar!" Jawab Haris dan secepatnya, Artan segera membungkam mulutnya Haris dan berbisik ditelinganya.
"Pak tua! Anda jangan bicara sembarangan. Walaupun itu benar, tapi jangan dikatakan sekarang juga!" Bisik Artan dan setelah itu, di langsung tersenyum ke arah William yang menatap tajam ke arah mereka berdua.
"Bos! Jangan dengarkan ucapan pria tua ini. Dia … Dia sudah tua jadi dia suka bicara sembarangan. Jadi … Tolong maafkan pria tua ini," ucap Artan dengan nada memohon.
Sementara itu, Haris pun menganggukkan kepalanya dan dia juga memohon maaf atas dirinya.
Melihat itu, William langsung menghela napas pendek dan dia juga tidak mau melampiaskan amarahnya kepada dua orang yang sudah lama setia bersamanya.
"Sudahlah! Saya maafkan kalian berdua. Tapi untuk Sandra … Awalnya saya ingin membebaskan dia, tapi karena dia sudah menginjak harga diri saya. Maka saya tidak akan membiarkan di hidup senang bersama kekasihnya di luar sana," ucap William dengan senyuman berbahaya.
Melihat itu, Artan dan Haris langsung menggigil ketakutan.
"Bos! Apa yang ingin anda lakukan? Apakah kita harus menangkap nyonya Sandra?" Tanya Haris sambil menggertakan giginya.
William hanya tersenyum jahat dan dia menatap ke arah Artan saat itu juga.
"Artan, kamu suruh orang untuk merampok. Semua barang-barang milik Sandra dan juga … Blokir semua kartu kredit dan kartu bank yang lainnya. Kita lihat! Apakah dia bisa hidup tanpa uang milik saya, ataukah tidak!" Ucap William sambil tertawa sangat keras.
"Hahahahaha … Rasakan kamu Sandra! Karena sudah menghinaku, kamu akan mendapatkan akibatnya!" Ucap William yang terus tertawa tiada henti.
Melihat itu, Haris dan Artan sangat ketakutan karena tawanya William sangatlah mengerikan.
"Ba … Baik bos! Saya akan melakukannya. Kalau begitu saya mau permisi dulu," ucap Artan yang setelah itu, langsung pergi meninggalkan ruangannya William dan kini, hanya tersisa Haris yang berdiri dengan kaki gemetaran.
"Bos muda! Bagaimana dengan saya?" Tanya Haris dengan bibir gemetar.
William pun menatap kearahnya dan tersenyum kepadanya.
"Kamu juga pergi! Buang semua barang-barang milik Sandra yang tersisa di rumah bahkan aroma tubuh dia pun tidak boleh tersisa sama sekali," perintah William kepada Haris
Haris pun menganggukkan kepalanya dan dia pun segera pergi meninggalkan ruangan William untuk menyusul Artan yang sudah pergi duluan.
"Baik bos muda! Saya akan melaksanakan semua perintah anda. Saya jamin, tidak akan ada sisa apapun yang ditinggalkan dari nyonya muda," jawab Haris dan dia pun pergi secepatnya, karena dia takut terkena imbas emosi William yang sulit ditebak itu.
Brakkk ….
Pintu pun tertutup dan kini, di dalam ruangan itu hanya tertinggal William sendirian sambil menatap ke arah berkas tentang kekasih dan hubungan gelap istrinya selama ini.
"Apakah aku benar-benar Impoten? Tapi aku merasa kalau … Aku baik-baik saja. Hanya dia tidak mau bangun, karena aku dan dia tidak tertarik dengan wanita semacam Sandra, begitu saja kok!" Ucap William dan dia segera melihat kearah bawah dengan tatapan memelas.
"Benarkan ya aku katakan? Kamu tidak bermasalah kan? Kamu normal kan?"
William berbicara sendiri dan dia masih tidak percaya jika dirinya sesuai yang dikatakan oleh mantan istrinya.
Sehingga, William pun terus memikirkan cara untuk membuktikan dirinya itu adalah seorang pria normal dan dia bertekad agar dirinya bisa membuktikan itu semua.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel