Di tempat lain.
Daniel yang baru selesai melewati malam panas untuk kesekian kalinya bersama wanita barunya. Yaitu, wanita yang diberikan ibunya yang tidak lain adalah sekertaris nya sendiri.
Dia bernama Karisa, wanita muda, seksi dan juga cantik. Jika dibandingkan dengan kecantikan alami Amelia, Amelia jauh lebih cantik dirinya tapi karena Amelia hanya wanita yang tinggal di dalam rumah, jadi dia jarang merias diri selain ada acara-acara penting, bagi Amelia itu tidak penting sama sekali.
Sedangkan Daniel, sebenarnya dia tidak tergoda oleh Karisa karena dia masih memiliki perasaan cinta untuk Amelia.
Tapi semenjak tes itu keluar yang menyatakan jika Amelia tidak bisa memberikan keturunan dan dirinya dinyatakan subur. Membuat Daniel merasa jika dia adalah pria yang mampu dan Amelia hanyalah wanita cacat yang tidak pantas untuk dia pertahankan.
Jadi, ketika ibunya memberikan Karisa untuk menjadi wanita yang siap mengandung anaknya dan dia juga mau dijadikan wanita simpanannya.
Membuat Daniel tertarik dan sejak satu bulan yang lalu, Daniel mulai bermain api dibelakang Amelia tanpa dia memberitahu Amelia, karena Daniel masih menginginkan Amelia tetap menjadi istrinya.
Hingga, setelah melewati malam panas untuk kesekian kalinya.
Daniel pun duduk sambil menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang tempat dirinya bersama Karisa yang saat ini, hanya sehelai selimut yang menutupi tubuh polos dari keduanya.
Dari samping, Karisa menatap wajah tampan Daniel yang masih dipenuhi oleh keringat karena kegiatan bercinta yang sangat intens itu.
Karisa pun tersenyum puas, karena dia bisa mendapatkan bosnya yang tampan itu dan dia juga bisa merebut hati ibunya yang membawa dirinya ke jalan menuju mendapatkan harta kekayaan serta mendapatkan cintanya dari bos nya yang dimimpikan oleh semua wanita yang ada di kantornya itu.
Karisa pun tersenyum puas dan dia segera mendekati Daniel yang kini masih duduk sambil terdiam tanpa bicara sepatah katapun dengannya.
Karisa pun segera memeluk tubuh Daniel sambil menyandarkan kepalanya di dadanya yang masih tidak memakai apapun itu.
Saat Karisa menyentuh tubuhnya. Daniel pun langsung tersentak dan dia pikir, jika itu adalah Amelia yang tiba-tiba saja, datang menghantui pikirannya itu.
"Sayang, apa yang kamu lakukan?" Ucap Daniel sambil melihat kearah Karisa yang ternyata bukanlah Amelia.
"Maaf, aku pikir kamu adalah dia," ucap Daniel yang langsung memalingkan wajahnya, karena dia merasa canggung telah memanggil 'sayang' kepada Karisa.
Karena panggilan itu, hanya khusus Daniel persembahan untuk Amelia, istrinya yang dia cintai selama ini.
Mendengar itu, Karisa hanya tersenyum dan dia tidak merasa marah sama sekali.
Walaupun jauh didalam lubuk hatinya, dia juga merasa sangat kesal. Karena Daniel belum bisa melupakan istrinya yang mandul itu dan Karisa mengetahui semua itu, karena dia sudah menjadi sekretarisnya Daniel selama satu tahun. Jadi dia mengetahui semua itu dan itu bukanlah rahasia lagi. Karena, ibu mertuanya sendiri lah yang menyebarkan aib itu untuk mempermalukan Amelia didepan semua orang.
Mengingat itu semua, Karisa langsung tersenyum puas sambil menyentuh perutnya yang rata itu.
"Amelia, sebentar lagi kamu akan ditendang dari keluarga Daniel dan Daniel akan menjadi milikku seutuhnya. Lalu, aku akan menjadi nyonya Daniel yang akan menggantikan posisi kamu selama ini," gumam Karisa dengan senyuman jahatnya.
Lalu setelah itu, Karisa pun mengubah ekspresi wajahnya menjadi biasa lagi, ketika dia melihat kearah Daniel yang masih terlihat dingin tanpa ekspresi itu.
"Mas Daniel, aku … aku mau memberi sebuah kejutan untuk kamu," ucap Karisa sambil menatap wajah Daniel yang masih terlihat dingin itu.
Mendengar itu, Daniel pun melihat kearah Karisa dan menjawabnya.
"Kejutan apa? Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Daniel dengan tatapan dinginnya.
Mendengar itu, Karisa pun menundukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya.
"Errr … itu … itu mas, aku … aku hamil!" Ucap Karisa dan dia pun segera mengambil test pack dari dalam laci meja nakas nya, lalu memberikan test itu kepada Daniel.
Daniel pun langsung meraih hasil test itu, lalu tersenyum bahagia. Karena pada akhirnya, dia bisa memiliki anak walaupun itu, bukan bersama Amelia.
"Apakah ini benar? Kamu sedang tidak membohongi aku kan?" Tanya Daniel yang berusaha meyakinkan dirinya, jika dirinya sedang tidak salah melihat jika ada dua garis yang ada ditangannya itu.
Karisa pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja itu benar mas. Aku hamil! Aku hamil anak kamu mas! Tes itu tidak berbohong sama sekali, tes itu benar-benar nyata, mas!" Ucap Karisa dengan penuh percaya diri.
Mendengar itu, Daniel pun tertawa sangat keras dan memeluk Karisa yang bisa memberikan keturunan untuknya dan juga keluarganya itu.
"Kamu hamil! Lalu aku akan memiliki anak? Ya Tuhan! Akhirnya … akhirnya aku memiliki anak," teriak Daniel sambil tertawa keras dan dia benar-benar merasa sangat bahagia.
Dia pun memeluk erat tubuh Karisa dan dia merasa berterima kasih, karena Karisa bisa memberikan anak untuk dirinya.
"Terima kasih, terima kasih sudah memberikan saya anak. Kamu … kamu harus menjaga diri kamu dan bayi ini. Jaga bayi ini dengan baik, aku tidak mau terjadi sesuatu dengannya," ucap Daniel sambil menyentuh perut rata Karisa yang terdapat janin miliknya.
Karisa pun ikut tersenyum bahagia melihat pria yang dia sukai pada akhirnya, mau tersenyum bahkan bersikap lembut kepada dirinya.
"Tentu saja mas, aku akan menjaga bayi ini. Aku akan merawat dia dengan baik, karena bayi ini adalah buah cinta kita. Jadi mana mungkin, kalau aku menyakiti bayi ini mas," ucap Karisa yang terus tersenyum sambil ikut mengusap lembut perutnya bersama Daniel.
Mendengar nama 'buah cinta' hati Daniel seperti sedang tertusuk sebuah duri. Karena dia melakukan itu dengan Karisa hanya ingin memiliki keturunan bukan karena cinta. Karena cintanya Daniel sebenarnya hanya untuk Amelia dan yang dia harapkan adalah, Amelia lah yang bisa memberikan dia keturunan bukan wanita lain yang saat ini sedang berada dalam pelukannya dan jauh di rumahnya, Amelia sedang kesepian dalam kesendirian yang menunggu dirinya kembali ke rumahnya.
Mengingat itu, senyuman Daniel pun menghilang dan dia melepaskan tangannya dari atas perutnya Karisa.
"Baiklah, sekarang kita istirahat. Aku merasa sangat lelah sekali. Besok kamu harus ke rumah sakit bersama mama, untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan," ucap Daniel yang kembali terlihat dingin seperti biasanya.
Melihat itu, Karisa hanya menganggukkan kepalanya.
"Baik mas, aku akan pergi bersama mama dan kapankah kita akan menikah? Bukankah kamu dan mama sudah berjanji, jika aku hamil. Kamu akan menikahi aku mas?" Tanya Karisa yang mulai meminta status atas dirinya kepada Daniel.
Mendengar itu, Daniel langsung memijat dahinya karena dia juga bingung harus bagaimana sekarang.
"Nanti kita bicarakan lagi. Aku harus meminta izin Amelia dulu dan dia harus mengetahui ini semua. Kita tidak mungkin menyembunyikan ini selamanya darinya, karena suatu hari nanti, dia pasti akan mengetahuinya. Jadi lebih baik, kita bicarakan ini semuanya dengan dia besok pagi," ucap Daniel yang langsung berbaring, lalu tidur membelakangi Karisa.
Melihat itu, Karisa hanya menghela napas panjang dan jauh di dalam hatinya dia merasa sangat bahagia, karena Daniel benar-benar akan menikahi dirinya.
Senyuman pun terus mengembang dari sudut bibirnya, karena setelah ini. Dia akan merebut semua yang dimiliki Amelia selama ini dengan menggunakan bayinya, Karisa akan dengan mudahnya menyingkirkan Amelia dan dia akan menjadi satu-satunya nyonya yang menguasai rumah mewah yang saat ini, Amelia tinggali saat ini.
"Aku sungguh sudah tidak sabar lagi, untuk merebut semuanya dari kamu, Amelia! Ckckck … memangnya kamu saja yang bisa menikah dengan pria kaya, aku pun bisa menikahinya bahkan suami kamu ini, akan menjadi milikku," gumam Karisa yang terus tersenyum tiada henti karena bayangan Amelia yang menangis telah membuat hatinya sangat puas.
"Tunggu saja! Amelia kamu akan tahu, bagaimana rasanya sakit dikhianati, karena aku tidak akan pernah mau melihat kamu bahagia. Ckckck … mau dulu atau pun sekarang, semua yang kamu miliki akan aku rebut, termasuk suami kamu yang bodoh ini," gumam Karisa yang terus tertawa puas didalam hatinya dan setelah itu, Karisa pun mulai memejamkan matanya dengan harapan, jika pagi segera menjelang dan masa kehancuran hidup Amelia yang dia inginkan, segera terwujudkan.
-bersambung-