Setelah semuanya selesai.
Amelia pun segera pergi menuju tempat yang sesuai dengan lokasi yang diberikan oleh orang yang memberikan dirinya pekerjaan dan saat ini, Amelia yang berada di dalam taksi pun menatap langit di luar sana yang semakin terlihat gelap dan malam hari pun akhirnya telah tiba.
Amelia menghela napas panjang dan entah mengapa, hatinya terasa gelisah tatkala saat dia menatap ke arah luar jendela, dia melihat sebuah mobil melaju melewati taksinya dan mobil itu terlihat sangat familiar baginya.
"Mobil itu! Bukankah itu mobil milik mas Daniel?" Ucap Amelia tatkala dirinya melihat plat nomor yang sangat dia kenali apalagi, di dua huruf di belakang plat nomor itu adalah inisial namanya dan juga Daniel.
Sehingga, saat melihat itu.
Hati Amelia pun kembali terasa sedih, tatkala mengingat kenangan tentang mobil itu.
"Benar! Itu mobilnya mas Daniel! Mobil itu … Mobil itu mas Daniel belikan untukku dua tahu yang lalu, dia membelikan mobil itu sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kita. Tapi … Tapi kenapa mobil itu, bisa ada diluar? Apakah mungkin … Apakah mungkin mas Daniel memberikan mobil itu kepada Karisa?" Ucap Amelia sambil meremas dadanya yang terasa sangat sakit, tatkala hatinya terasa sesak ketika dia membayangkan jika benar mobil itu, Daniel berikan kepada Karisa dan keduanya sedang tertawa gembira, karena mereka adalah pasangan pengantin baru dan Karisa juga sedang hamil anaknya mas Daniel. Pasti mereka sekarang sangat bahagia sekali! Ya … Pasti mereka sangat bahagia," ucap Amelia sambil meremas dadanya dan tanpa terasa air mata pun kembali jatuh membasahi pipinya.
Karena, luka hatinya masih belum sembuh dan bekasnya begitu mendalam, membuat Amelia belum sepenuhnya bisa melupakan semuanya dan itu sangatlah menyiksa dirinya.
Sehingga, untuk sejenak Amelia pun tenggelam dalam perasaan sedih teramat dalam dan dia pun melupakan tujuannya sebelumnya yang saat ini, sudah hampir sampai di titik tempat lokasi yang sedang dia tuju. Hingga tanpa dia sadari.
Terdengar suara dari ponselnya yang mengatakan jika dia sudah sampai di titik tempat tujuannya.
"Selamat anda sudah sampai di tempat tujuan anda."
Mendengar itu, sopir taksi pun menghentikan lajunya dan Amelia langsung tersentak saat itu juga.
"Ah! Ada apa? Kenapa berhenti?" Tanya Amelia dengan terkejut dan si sopir pun segera menoleh ke arahnya, lalu menjawab.
"Mbak kita sudah sampai! Tadi suara di ponsel juga mengatakan kalau kita sudah sampai," jawabnya.
Amelia pun segera melihat layar ponselnya dan dia melihat jika dia benar-benar sudah sampai di tempat yang di tuju.
"Eh! Iya kita sudah sampai," ucap Amelia dengan senyuman malu.
"Maafkan saya pak! Tadi saya terlalu sibuk dengan pikiran saya sendiri, jadi saya tidak mendengar nya. Kalau begitu, saya turun sekarang juga!" Ucap Amelia yang segera mengeluarkan uang dari dalam tasnya, lalu memberikan uang itu kepada sopir taksi.
Setelah itu, Amelia pun segera keluar dari dan taksi dan dia melihat sebuah bangunan yang terlihat cukup mewah ditambah dengan hiasan lampu warna warni, menambah keindahan dari gedung itu.
"Ini! Tempat ini …." Amelia menatap gedung itu dengan tatapan takjub dan ada sedikit perasaan takut saat melihat nya.
"Tempat ini …." Amelia tertegun sejenak dan berdiri diam di depan gedung itu.
Namun, saat Amelia berdiri diam dan masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
Tiba-tiba saja.
Terdengar suara seorang wanita yang mengejutkan dirinya dan saat itu pula. Amelia langsung menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
Sementara itu.
Di dalam mobil.
Daniel yang tidak tahu, jika dirinya telah melewati taksi tempat Amelia berada, dia sedang sibuk dengan pikirannya yang sedang kalut, bahkan dia tidak peduli dengan Karisa yang setiap hari terus menggodanya dan terus mengatakan jika dia bisa menggantikan semua tugas Amelia sebagai istrinya..
Tapi nyatanya, semua itu tidak sama dan Daniel merasakan perbedaan sangat besar diantara itu semua.
Karena, cintanya untuk Amelia tidak bisa digantikan oleh wanita manapun dan Daniel menyadari, jika Amelia adalah segalanya di dalan hati nya.
"Amel! Kamu di mana? Kenapa kamu tega meninggalkan aku?" Ucap Daniel dengan tatapan sedih dan terus melihat ke setiap sudut jalanan dengan harapan dia bisa bertemu dengan Amelia.
"Amel! Kenapa bisa kamu meninggalkan aku? Kenapa? Bukankah kamu mengatakan kalau kamu sangat mencintai aku dan juga … Bukankah kamu mengatakan selamanya kita akan bersama? Tapi kenapa … Kenapa kamu bisa setega ini meninggalkan aku? Kenapa?" Ucap Daniel yang semakin frustasi karena dia masih belum menemukan Amelia dan itu semakin menyiksa batinnya yang tatkala ketika dirinya mengingat semua kenangan tentang Amelia dan dia sengaja menggunakan mobil yang dia hadiahkan untuk Amelia, karena dia berharap dengan mobil itu, dia bisa menemukan Amelia dan datang kembali untuk bersama lagi dengannya.
Walaupun, Daniel tahu. Semua tidak akan sama seperti sebelumnya. Tapi dia akan berusaha mengembalikan semuanya setelah Amelia kembali dan menjelaskan semuanya.
"Amel! Aku tahu … Aku tahu jika aku sudah bersalah padamu dan aku … Aku melakukan ini demi keluarga kita! Seharusnya kamu mengerti betapa sulit menjadi aku Amel! Harusnya … Harusnya kamu mengerti Amel!" Ucap Daniel yang semakin dia pikirkan, hatinya terasa sangat hancur dan ini benar-benar sangat menyiksanya dan baru kali ini, dia benar-benar merasa sangat kehilangan Amelia yang dahulu dia selalu menyepelekan Amelia, yang dia pikir jika Amelia terlalu mencintai dirinya dan Amelia akan selalu mengerti tentang dirinya, seberat apapun masalah dalam hubungan mereka, Amelia pasti akan mengerti dan selalu memaafkan dirinya.
Tapi kali ini, Amelia pergi dan meninggalkan dirinya bahkan sudah menandatangani surat cerai dan tidak akan kembali lagi ke sisinya.
Membuat Daniel semakin frustasi serta membuat dirinya sudah seperti orang gila, kehilangan separuh hatinya yang membuat dirinya terasa sangat hampa.
"Amel! Aku mohon kembalilah padaku! Aku … Aku tahu jika dulu aku sangat merendahkan kamu! Aku … Aku tidak tahu, jika kamu bisa melakukan hal senekad ini? Tapi …." Daniel yang sedih pun tiba-tiba tersenyum sendiri, karena dia mengingat jika Amelia yang selama ini seorang ibu rumah tangga dan jarang keluar rumah, membuat rasa percaya diri seorang Daniel pun kembali muncul.
"Ckckckck … Kenapa aku bisa lupa, kalau Amel itu wanita rumahan yang tidak pernah pergi jauh dariku, apalagi dia harus hidup sendirian tanpa aku. Apakah dia bisa bertahan?" Ucap Daniel sambil tersenyum bangga dan dia sangat percaya diri, jika Amelia tidak akan bisa hidup diluar dan bertahan lebih lama tanpa ada dirinya, karena Amelia selalu bergantung kepada Daniel dan Daniel sangat mengetahui itu semua.
"Baiklah! Daripada aku terus mencarinya seperti ini dan malah membuat aku lelah, lebih baik aku menunggu dia datang dan memohon untuk kembali padaku! Ckckckck … Kenapa aku bisa lupa, jika Amelia tidak bisa hidup tanpaku, baik uang, cinta dan segalanya dia selalu bergantung padaku. Jadi … Lebih baik aku pulang saja dan menunggu dia datang mencariku," ucap Daniel yang sangat percaya diri, jika Amelia tidak akan bisa hidup diluar lebih lama dan dia yakin, jika Amelia akan kembali lagi ke sisinya.
Sehingga, dengan suasana hati sangat baik dan penuh percaya diri, akhirnya Daniel pun mengakhiri pencariannya dan kembali ke rumahnya untuk menunggu kembalinya Amelia yang dia yakini, akan kembali dalam waktu dekat dan Daniel, akan dengan sabar menunggu waktu itu yang menurutnya akan segera tiba, padahal dia tidak tahu, bagaimana kehidupan Amelia tanpa dirinya dan dia belum memahami sifat Amelia yang sangat membenci sebuah perselingkuhan terlebih dia melakukannya secara terang-terangan dan saat wanita hatinya sudah terluka, dia akan bisa melakukan semuanya tanpa ada kata menyerah.