Rocelin terlihat gugup, ia menggelengkan kepalanya pelan dan berdalih dia merasa malu. Namun Yona memaksanya bahkan ia yang membuka masker Rocelin dengan sedikit paksaan, Yona melongo melihat wajah cantik
sekaligus manis milik Rocelin.
Rocelin melirik takut Jiyo dan
pandangan mereka bertimu, Joyo
membulatkan matanya menatap wajah Rocelin.
"Rocelin?" Beo Jiyo dengan wajah
terkejutnya.
Rocelin menggigit bibirnya dengan
kuat, kedua matanya sudah berkaca-kaca karena dia takut. Yona menatap suaminya dengan wajah menuntut.
"Astaga Baby, dia Rocelin istri
Juan yang hilang." Jiyo mungusap
wajahnya dengan frustasi. Dia menghampiri Rocelin, menyentuh
kedua pundak Rocelin sembari
merematnya. Dia menunduk menatap wajah Rocelin yang sedang menunduk menahan tangis.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Jiyo dengan lembut.
Yona menyingkirkan tubuh Jiyo
lalu membawa Rocelin kedalam
pelukannya, ia terkejut saat merasakan tubuh Rocelin sangat dingin dan menegang ia menatap Jiyo dengan wajah bertanya nya.
Jiyo menggelengkan kepalanya tidak tahu. Jujur saja dia selama ini berusaha bertanya kepada Juan kenapa bisa Rocelin kabur dari Juan. Namun pria tampan itu mengatakan jika Rocelin kabur karena telah mengambil sebagian
dari kekayaan nya dan melakukan penipuan di beberapa aset nya
yang mengatas nanakan Juan.
Sebelumnya Jiyo percaya begitu saja dan merasa tidak menduga jika Rocelin bisa melakukan hal hina seperti itu.
Namun setelah melihat keadaan
Rocelin pertama kali saat ia menemukannya terlihat tidak masuk akal jika Rocelin mengambil sebagian hartanya.
Jiyo yakin jika sesuatu yang buruk
sudah terjadi di dalam rumah tangga sahabatnya.
Ia pun menyeuruh istrinya membawa Rocelin pulang ke rumah mereka. Dia menyimpan rapat-rapat keberadaan Rocelin dari Juan. Dia harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
sebelum memutuskan tindakan apa yang lebih lanjut. Jiyo tidak bodoh kawan.
Rocelin terdiam sedari tadi tidak berani membuka mulutnya saat mendapatkan pertanyaan dari Jiyo. Dia meremat kedua tangannya dengan kuat karena dia
gelisah, Yona merasa iba melihatnya ia pun menggenggam tangan Rocelin yang dingin dengan kuat.
"Cerita kepada kami. Apa yang terjadi?" Yona mengelus punggung telapak tangan Rocelin dengan lembut.
Rocelin menatap Yona dengan
ragu, dia takut jika mereka nantinya akan membawanya kembali kepada Juan.
"Jangan beritahu Juan jika aku ada
di sini. Ku mohon, Kak Jiyo, hik .. aku mohon.." Tangisan Rocelin pecah.
Jiyo menatap wajah ketakutan Rocelin dengan seksama, dia semakin yakin jika ada hal yang tidak beres di sini.
"Aku berjanji tidak akan memberitahunya. Aku berjanji
Rocelin." Ujar Jiyo dengan wajah serius.
Rocelin mengangguk beberapa kali
sembari bernapas lega, dia tidak ingin bertemu dengan pria b******n itu ia pun menceritakan mengenao hubungan masa lalu dirinya dan juga Juan. Lalu kekerasan dan perlakuan b***t
Jaun kepadanya saat ia menjadi
istri sah pria itu. Hingga ia memutuskan untuk kabur karena ia sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya.
Jiyo dan Yona tercengang mendengar cerita mengerikan Rocelin. Bahkan wanita manis itu menceritakan dengan detile setiap kekerasan yang dilakukan oleh
Juan kepada Rocelin.
"Aku tidak tahu jika dia sebajingann itu." Jiyo menggeram marah mengingat ucapan Juan yang dusta mengenai Rocelin.
Rocelin terdiam sembari berusaha
menghentikan tangisannya, dia
merasa hidupnya sangat kacau. Setelah sekian lama ia berusaha menjauh dari lingkungan Juan namun saat ini justru dia berada di dalam rumah sahabat Juan. Kenapa dunia sangat sempit?
Kenapa dia harus kembali lagi dalam dunia pria itu?
"Lalu anak ini?" Yona bertanya dengan hati-hati sembari mengehus perut besar Rocelin.
Rocelin menatap sendu Yona dengan kedua matanya yang basah, dan hal itu cukup menjawab pertanyaan Yona. Dia
mengelus lengan kekar suaminya untuk meredakan emosi Jiyo.
"Ingin sekali aku membunuhnya saat ini juga." Jiyo memukuli sofa dengan brutal.
Hati Jiyo sakit melihat keadaan
Rocelin yang begitu mengenaskan,
bahkan tidak layak disandingkan
sebagai istri Juan. Dia merasa tidak
menyangka karena sahabatnya begitu b******k melakukan semua kejahatan ini kepada istrinya sendiri hanya karena hubungan darah yang memuakan.
Jiyo menatap tubuh kurus Rocelin
lalu ia mengerang kesal. Ia mengguncang tubuh Rocelin agar menatapnya. Rocelin menatap wajah serius Jiyo namun kedua mata pria tampan itu berkaca-kaca menatapnya.
"Aku ingin kau membalas semua
perbuatan brengseknya Rocelin,
Biarkan dia merasakan apa yang
kau rasakan." Bisik Jiyo dengan
kesungguhan.
Yona menggelengkan kepalanya, dia tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh suaminya.
"Kau tidak berhak mengatakan hal itu Jiyo. Cukup lindung Rocelin darinya." Potes Yona.
Jiyo menarik sudut bibirnya kecil, dia menggelengkan kepalanya tidak mau menerima usulan sang istri.
"Akan kubuat kau menjadi Rocelin
yang kuat hingga mampu membalikkan keadaan seorang Juan Aksana. Buatlah dia menyesali perbuatan nya dan
bersujud di kedua kakimu. Dia tidak pantas hidup dengan tenang setelah apa yang telah dia lakukan kepadamu," Jiyo berusaha meyakinkan Rocelin.
Rocelin melihat kedua mata Jiyo
yang menunjukkan keseriusan, dia
pun menegakkan kepalanya ia
ingin membuat Juan merasakan
penyesalan yang teramat dalam untuk mengobati rasa sakit di hati dan raganya.
"Good girl! Mulai sekarang kau bagian dari keluarga kami." Jiyo mengelus puncak kepala Rocelin dengan pelan.
Yona menghela napasaya pasrah tidak bisa melawan keinginan sang suami. Namun ia tersenyum bangga melihat kesungguhan Jiyo membela istri sababatnya itu dia tidak merasa cemburu karena dia tahu jika Jiyo hanya mengikuti kata hatinya.
"Kau pria yang hebat." Yona mengecup sayang pipi Jiyo. Jiyo tersenyum kecil lalu memeluk tubuh Yona dan memberikan kecupan mesra di dahi sang istri.
"Karena aku akan membunuh diriku sendiri jika berani menyakitimu Baby, sebagai istriku. Hanya pria b******k yang melakukan itu." Ujar Jiyo dengan penuh penekanan.
1 tahun kemudian.
Rocelin sibuk membersihkan bibir
anaknya yang belepotan karena makanannya. Rocelin tertawa kecil melihat betapa menggemaskan nya anak semata wayangnya ini.
Perkenalkan anggota baru dalam
keluarga Rocelin, namanya Raska, usia 9 bulan. Dia tumbuh menjadi bayi yang menggemaskan dan kuat. Dia menemani Rocelin yang selalu melatih kekuatan fisiknya di gym milik sabahat Yona dan
membesarkan beberapa usaha miliknya. Dia harus pergi jauh dari kota asalnya demi menjauhi Juan. Rocelin yang sekarang bukanlah Rocelin yang lemah dan cengeng, dia menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegas dari sebelumnya
Demi melindungi anaknya dari pria sialan yang bisa kapan saja menyakiti anaknya.
Dia bersumpah kepada dirinya sendiri akan membuat Juan bersujud di kakinya setelah apa yang telah pria sialan itu lakuan kepadanya. Rocelin tidak akan pernah memaafkan pria brengsek
sepertinya. Bahkan Rocelin akan
membuat pria itu hancur bahkan lebih hancur darinya.
"Ingat! Kau harus menjadi kuat agar bisa melawan ayahmu sendiri." Rocelin mengelus sayang surai Raska.
Berkat kebaikan Jiyo dan Yona dia
bisa hidup lebih tenang dan bahagia bersama anaknya. Jiyo memberikan modal awal untuk Rocelin membuka usaha kecil-kecilan di bidang kuliner,
Rocelin sangat bersyukur dengan hal itu oleh karenanya dia tidak main-main menekuni bidang bisnisnya. Hingga saat ini dia sudah mempunyai satu restoran
pusat dan 3 restoran cabang. Bahkan dia rudah bisa mengembalikan modal yang diberikan oleh Jiyo. Diatidak akan melupakan kebaikan mereka berdua sampat kapan pun.
Transformasi tubuh Rocelin sangat
signifikan jika dulunya ia mempunyai tubuh yang kurus dan lemah, justru sekarang dia mempunyai badan yang seksi dan atletis. Tekatnya sangat bulat untuk menjadi wanita yang kuat dan tidak mudah banting.
"Rocelin, bisakah kau membantuku?!" Teriak seseorang kepada Rocelin yang sedang sibuk mengunyah makanan nya. Saat ini mereka sedang berada di rumah
makan milik Rocelin.
"Oh, maaf." Rocelin tertawa kecil lalu menghampiri pegawainya yang menjabat sebagai kepala chef di dapur. Ia membantu pegawainya membawa sebagian belanjaan mereka.
Cup!
"Love you, honey!" Sosok tersebut
mencium pipi Rocelin dengan cepat Rocelin berdecak kesal namun ia tersenyum malu-malu.
Perkenalkan namanya Mark kepala chef sekaligus kekasih dari seorang Rocelin.
"Hentikan Mark." Gumam Rocelin
lalu membawa belanjaannya ke dapur.
Mark menangkup rahang tirus Rocelin lalu mengecup bibirnya dengan lembut. Rocelin mengalungkan kedua tangan nya di leher Mark sembari membalas kecupan sang kekasih. Dia bahagia mempunyai Mark di dalam hidupnya. Pria tampan itu adalah
superhero di dalam hidupnya setelah Adira, Jiyo dan juga Yona. Mark yang membantunya membesarkan usaha kuliner ini dan menemaninya hingga sekarang. Mark juga yang telah membantunya mengurus Raska sejak byt hingga sekarang, Bahkan Raska pun sudah menganggap Mark sebagai ayahnya.
Pagutan mereka terlepas saat mendengar dehemsn seseorang, Rocelin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mark karena malu. Mark terkekeh kecil, dia mengangkat tubuh Rocelin ala koala lalu membawanya keluar menghampiri anak mereka.
"Daddy!!" Raska memekik bahagia
melihat Mark. Mark menurunkan Rocelin di kursi lalu ia mengendong Raska yang sudah
ia anggap seperti anaknya sendiri.
"Astaga ... kesayangar Daddy." Mark memeluk gemas tubuh gempal Raska.
Rocelin tersenyum hangat, dia merasa begitu bahagia karena mempunyai Mark didalam hidupnya. Dahulu ia hanya
berangan-angan bisa merasakan kasih sayang yang tulus namun sekarang ia bisa merasakan nya.
Raska terlihat manja sekali dengan
Mark, dia bahkan seringkali tidak
membiarkan sang daddy bekerja di
dapur.
"Daddy kerja dulu okay? Raska
bersama Mommy." Mark memberikan Raska ke pangkuan sang kekasih lalu ia pamit kebelakang.
Rocelin membreskan sarapan nya lalu membawa Raska ke tempat gym untuk berolahraga setiap harinya. Dia bahkan mengikuti kelas bela diri hanya untuk menjadi lebih kuat karena dulu
la pernah dilecehkan dan diremehkan oleh Juan. Karena ia lemah maka Juan semakin gencar menyiksanya tanpa ada belas kasihan ia membawa mobilnya sembari menggendong Arka di atas pangkuannya. Bukankah Tuhan sangat baik dengan Rocelin? Setelah ia mengalami kehidupan yang tidaklah baik, bahkan hingga ia menjadi tunawama. Namun
sekarang Rocelin hidup berkecukupan dia sudah mempunyai rumah sederhana lalu mempunyai mobil juga. Yang paling tidak disangka oleh Rocelin adalah ia mempunyai sosok pria idaman nya yaitu Mark.
.
Juan berada di luar kota melakukan perjalanan bisnis, hidupnya dua tahun belakangan ini benar-benar memuakkan. Dia hanya hidup sendirian tanpa siapapun, bahkan sekarang Jiyo pun seakan menjaga jarak dengan nya. Apa salah Juan? Dia tidak merasa berbuat salah dengan Jiyo.
"Sepertinya aku harus berolahraga
sebentar. Akhir-akhir ini tubuhku lemah." Gumam Juan yang memarkirkan mobilnya di depan gym yang sudah ada dimana-mana. Dia bahkan mempunyai kartu member di sana yang bisa digunakan di tempat gym cabang manapun.
Cting!
Juan membuka pintu gym lalu
masuk kedalam dan menunjukkan kartu membernya. Juan memutuskan untuk berganti pakaian lebih dulu sebelum memulai olahraganya.
Saat ia sedang pemanasan tiba-tiba dikejutkan oleh pelukan bocah bayi di kakinya. Ia menunduk lalu menggendong bocah bayi tersebut yang terlihat menggemaskan.
"Hai bocah. Dimana orang tuamu?" Juan menengok ke segala arah namun tidak menemukan seseorang yang terlihat kehilangan anak.
Juan pun menitipkan bayi tersebut
kepada pegawai di sana namun bayi itu merengek dan tidak mau lepas dari gendongan Juan.
"Astaga, kau menggemaskan sekali." Juan terkekeh gemas lalu
memberitahu kepada pegawai jika ada yang merasa kehilangan anak maka dia dan bayi itu berada di lantai atas.
Juan membawanya ke lantai atas untuk sekedar bersantai karena tidak mungkin ia meninggalkan bayi itu sendirian sedangkan dia berolahraga. Yah, walau dipikir Juan bisa saja memberikan bayi itu ke pegawai gym dan memilih membiarkan nya menangis daripada dia harus repot seperti ini.
"Namamu siapa hm?" Juan mengecup pipi gembil bayi itu dengan gemas. Baiklah, dia Raska anak Rocelin.
Raska mengerjapkan mata bulatnya dengan cepat sembari memiringkan kepalanya. Dia tidak paham apa maksud Juan, dia pun memeluk tubuh atletis Juan dengan nyaman.
Namun tiba-tiba saja Juan menangis dengan keras, Juan menjadi panik. Semua pengunjung menatapnya dengan tatapan terganggu, dengan cepat Juan membawa Raska turun untuk ia berikan kepada pegawai gym.
Rocelin menepuk punggung bergetar Raska agar berhenti menangis namun yang ada tangisan Raska semakin menjadi.
Ia merasakan Raska memberontak
dan menunjuk ke suatu arah. Ia pun mengikuti arah yang ditunjuk Raska. la merasakan Raska memberontak dan menunjuk ke suatu arah. Ia pun mengikuti arah yang ditunjuk Raska.
Tubuh Juan membeku melihat siluet seorang wanita yang selama ini ia kira telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
Di ujung sana terdapat Rocelin
yang menatap keberadaan anaknya di gendongan Juan, ia menarik sudut bibirnya kecil lalu berjalan santai menghampiri mereka berdua.
"Kembalikan anakku." Ujar Rocelin
tanpa basa-basi lalu mengambil tubuh Raska dari gendongan Juan.
Juan masih belum sepenuhnya
sadar, dia terlalu terkejut dengan
kehadiran Rocelin yang sudah lama tidak ia jumpai. Bahkan saat Rocelin sudah keluar dari tempat gym pun Juan baru sadar, dengan cepat la berlari menyusul Rocelin.
"Tunggu!" Juan mencekal
pergelangan tangan Rocelin dengan erat.
Rocelin menarik tangan nya dengan kasar, menatap tajam Juan yang mana membuat pria tampan itu terkejut. Dia merasa aura Rocelin berbeda, ia melihat bentuk tubuh Rocelin berubah drastis.
"Kemana saja kau selama ini hah?!" Juan mengeraskan rahangnya.
"Bukan urusanmu b******k. "Ujar Rocelin setelah meludah ke arah wajah Juan.
Juan membuka mulutnya tidak
percaya, la hendak menampar pipi Rocelin namun dengan mudah
Rocelin menahan nya. Juan kembali tercengang, ini bukanlah Rocelin yang ia kenal.
"Ingat. Jika kau berbuat lebih maka aku tidak yakin jika kau masih bisa bernapas esok pagi." Ancam Rocelin tidak main-main. la menghempaskan tangan Juan dengan kuat lalu pergi dari sana. Juan mengusap wajahnya dengan kasar.
"b******k!! AKU AKAN MEMBUNUHMU WANITA SIALAN!!!!" Juan berteriak marah.
Rocelin menyeringai kecil sembari tetap berjalan dengan Raska di gendongannya. Ia mengacungkan jari tengahnya tanpa menolah kebelakang. Ia merasa sangat puas melihat Juan marah karena perlawanan nya, jika kalian merasa Rocelin takut bertemu dengan Juan maka kalian salah besar.
Rocelin sudah siap bertemu dengan pria b******n itu. Juan menyadari sesuatu, ia menatap
Raska yang masih menatapnya sebelum masuk kedalam mobil. la pun bergegas masuk kedalam tempat gym untuk mengambil tasnya tanpa sempat berganti
pakaian. la mengikuti mobil Rocelin dengan cepat. Ia mengeraskan rahangnya mengingat perubahan besar pada diri Rocelin. la merasa direndahkan oleh w************n itu, padahal sebelumnya dia yang menginjak harga diri Rocelin namun sekarang sebaliknya. Dia akan memberikan pelajaran kepada Rocelin tanpa ampun.
Mobil Rocelin berhenti di depan tempat makan yang cukup besar. Juan segera turun dan mengejar keberadaan Rocelin, namun ia menghentikan langkahnya saat melihat Rocelin memeluk erat tubuh seorang pria yang memakai pakaian chef.
Mata Juan bertemu dengan mata
pria yang memeluk Rocelin, dia Mark. Mark menaikkan sebelah alisnya, menepuk pundak sang kekasih lalu menunjuk ke arah Juan. Rocelin membalik tubuhnya lalu mendongak menatap Mark, ia mengangguk kecil melihat wajah bertanya sang kekasih.
"Kau di sini Baby," Mark mengecup kecil bibir Rocelin lalu menghampiri Juan.
Juan mengeraskan rahangnya hingga giginya bergemeltuk, dia tidak suka melihat Rocelin disentuh orang lain. Dia merasa marah melihat hal itu, dia menatap tajam Mark yang menghampirinya.
"Ikut aku sialan." Mark menabrak bahu Juan dengan kasar hingga Juan mundur beberapa langkah. Juan menatap membunuh ke arah
Rocelin yang sedang menatapnya
dingin. Lalu ia mengikuti Mark, dia
ingin sekali memukul rahang pria hitam itu.
Mereka berada di samping reatoran milik Rocelin, belum apa-apa Juan sudah memberikan tendangan keras di punggung Mark hingga kekasih Rocelin tersebut tersungkur ke tanah. Mark segera bangun lalu terkekeh
menatap Juan. Dengan santai ia
melipat tangan nya di d**a, menatap remeh ke arah Juan.
"Aku hanya ingin mempertegas jika hubunganmu dan Rocelin sudah selesai. Kau tidak berhak atasnya lagi." Mark menyeringai puas saat melihat wajah Juan yang terlihat marah.
"Dia masih istriku. Aku tidak akan pernah menceraikannya!" Juan berteriak marah. Mark tertawa terbahak dengan sarkatis, lucu sekali pria b******k di depan nya ini. Tidak tahu malu mengatakan hal seperti itu.
"Oh, itu urusanmu, yang terpenting bagi Rocelin kau bukan suaminya lagi. Dia sudah mempunyai aku sebagai kekasihnya, bahkan kita sudah
mempunyai anak." Mark menjelaskan dengan wajah gelinya seakan menertawai Juan.
Juan menukik alisnya tajam, napasnya terdengar kasar karena amarah.
BUGH!
Juan memukul rahang Mark dengan kuat hingga sudut bibir Mark berdarah, dan ia merasa rahangnya bergeser seketika.
PLAK!
"AARGH!" Juan mengerang sakit
sembari menyentuh belakang kepalanya. la menatap tajam Rocelin sang pelaku pemukulan kepalanya. Ia menarik lengan Rocelin dengan paksa agar ikut dengannya namun dengan mudah
Rocelin menghempaskan tangan
Juan.
"Tidak tahu malu." Geram Rocelin sembari mengeraskan rahangnya. Juan menatap kedua mata Rocelin
yang mulai berkaca-kaca.
Rocelin menampar pipinya dengan kuat hingga pandangan Juan terasa kabur seketika.
"Kau benar-benar b******k Juan, Aku bersumpah tidak akan pernah memaafkan mu." Air mata Rocelin mengaliri pipi gembilnya begitu
saja.
Hatinya sakit luar biasa mengingat
apa yang telah dilakukan Juan kepadanya. Rasa sakit itu masih bisa ia rasakan jika ia mengingat semuanya.
"Kau layak menerima semuanya jalang kecil." Juan menarik sudut bibirnya kecil.
Rocelin menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan pemikiran gila Juan.
"Benarkah? Jika begitu kaupun
layak menerima penghianatan itu.
Beruntungnya kak Adira pergi
meninggalkanmu sendirian di dunia ini, dia tidak pantas untuk pria b******k sepertimu. Kau hanya pria yang menyedihkan, Juan." Rocelin menatap benci ke arah Juan dengan linangan air matanya.
Jantung Juan bergemuruh mendengar ucapan Rocelin, la melihat rasa sakit di dalam tatapan wanita manis itu.
"Kau menjijikkan." Rocelin menatap jijik wajah Juan lalu menarik Mark masuk kedalam.
Juan terdiam sesaat, ia merasakan
tusukan jarum didalam hatinya
mendengar hinaan Rocelin. Untuk
pertama kalinya ia mendapatkan
penghinaan dalam seumur hidupnya.
"Aku tidak." Lirih Juan lalu pergi
dari sana.
Rocelin termenung di kamarnya
sembari menatap wajah tenang Raska yang sedang tertidur. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, air matanya menetes begitu saja dari kelopak matanya. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat.
"Rasanya sangat sakit." Parau Rocelin.
Dia mengingat bagaimana sulitnya ia untuk bertahan hidup, dia harus mengais makanan sisa di rumah makan untuk mengisi perutnya. Dia harus bertahan demi Raska yang waktu itu masih berada didalam perutnya.
Hingga detik ini Rocelin tidak tahu
kesalahan apa yang telah ia perbuat kepada Juan hingga pria itu dengan teganya menghancurkan hidupnya.
Amarah yang selama ini ia pendam
menguar begitu saja saat bertemu dengan Juan untuk pertama kalinya setelah lama ia menghilang.
"Aku bodoh karena pernah mencintai pria sepertimu." Rocelin menarik surainya dengan kuat.
Dia menyesal sangat menyesal pernah menyerahkan hidupnya di tangan Juan, setiap malam ia teringat bagaimana Juan menyiksanya hingga untuk sekedar bernapas pun- Rocelin merasa ketakutan. Rocelin tidak pernah bisa melupakan semua
kenangan buruk itu, perlakuan kejam Juan setiap hari menghantuinya. Dia ingin membalas semuanya kepada
Juab. Dia marah, sangat marah
karena diperlakukan tidak manusiawi oleh Juan. Hidupnya hancur karena pria itu. Seringkali ia ingin meninggalkan dunia ini karena ia tidak sanggup menjalani kehidupan nya yang berat. Dia ingin Juan merasakan sakit seperti yang ia rasakan, bahkan lebih dari itu.
"Tunggu hingga kau akan hancur karena darah dagingmu sendiri."
Rocelin mengusap air matanya dengan kasar sembari menatap Raska.
Rocelin menatap Mark yang baru saja pulang. Mereka sudah tinggal bersama sejak kelahiran Raska, hubungan mereka sudah selayaknya suami istri.
"Menangis lagi?" Mark menghela
napasnya panjang. la menghampiri Rocelin lalu memeluk lembut tubuh Rocelin. Ia membiarkan sang kekasih mengusakkan wajalnya dengan manja di d**a bidangnya.
"Jangan pernah tinggalkan aku Mark." Rocelin memeluk erat tubuh Mark.
"Tidak akan Baby. Sekarang kau harus tidur." Mark menyuruh Rocelin berbaring sedangkan ia ke kamar mandi untuk bersih-bersih.
Rocelin menunggu sang kekasih
selesai mandi, dan ia tersenyum hangat saat melihat Mark keluar dari kamar mandi dengan piyama yang sama dengan miliknya.
"Mommy harus tidur." Mark memeluk tubuh Rocelin sembari mengelus kepala sang kekasih untuk mengantarkan ke alam tidur.
"Terima kasih Tuhan karena Engkau telah memberikan Mark untukku." Setiap malam Rocelin mengatakan hal ini dalam hatinya.
Juan mencaritahu bagaimana bisa
Rocelin hidup nyaman seperti itu
bahkan mempunyai bisnis sendiri. Dia tidak terima jika Rocelin mempunyai kehidupan yang nyaman, ia ingin melihat Rocelin hancur. Dan terjawab sudah, ia mendapat informasi dari beberapa sumber jika semuanya karena Jiyo dan yobaa. la merasa dikhianati di sini. Mereka sahabatnya namun kenapa menyembunyikan Rocelin dalam waktu selama itu? Bahkan membiarkan Rocelin menjalin hubungan asmara dengan orang lain. Tanpa membuang waktu lagi, Juan menuju perusahaan Jiyo. Dia akan memberi pelajaran kepada sahabatnya itu karena telah mengkhianatinya. Sesampainya di perusahaan Jiyo, ia melangkah lebar menuju ruangan sahabatnya itu.
"KELUAR KAU JIYO!" Juan
membuka pintu ruangan Jiyo dengan kasar.
Jiyo yang sedang sibuk dengan berkas di mejanya pun terkejut melihat sikap bar-bar sahabatnya.
"Ada apa?!" Tanya Jiyo tidak mengerti.
Tanpa aba-aba Juan memukul rahang Jiyo beberapa kali tanpa ampun, Jiyo yang tidak mengerti apapun pun tak sempat menghindari pukulan Juan.
"Kau b******k! Kau menyembunyikan Rocelin dariku!" Juan menarik kerah kemeja Jiyo dengan kuat. Ia menghempaskan tubuh Jiyo ke lantai dengan kasar, Jiyo mengangguk beberapa kali. Dia mengerti sekarang kenapa sahabat brengseknya murka seperti ini. Ia beranjak dari lantai sembari mengusap darah di sudut bibirnya.
"Kau sudah bertemu dengannya bukan? Bagaimana? Dia terlihat bahagia tanpamu." Jiyo tertawa puas melihat wajah Juan yang terlihat menahan amarah.
Juan hendak memukul Jiyo lagi
namun dengan cepat Jiyo menendang d**a Juan hingga sang empu mundur beberapa langkah.
"Kau pria paling b******k yang pernah kukenal, Juan! Tega-teganya kau menyakiti istrimu sendiri dengan begitu kejamnya." Jiyo menggelengkan
kepalanya tidak menyangka.
Juan mengernyitkan dahinya, dan
setelahnya la pun mengerti jika Jiyo sudah mengetahui semua tentang dia dan Rocelin.
"DIA YANG MEMBUAT HIDUPKU MENDERITA. DIA PANTAS MENDAPATKANNYA!" Juan berteriak marah.
Kedua tangannya mengepal erat hingga urat tangan nya menonjol. Jiyo sakit hati mendengar perkataan Juan, la melangkah maju mendekati Juan. Ia mendorong-dorong tubuh Juan
dengan kasar.
"Bagaimana kau tega melakukan itu? Rocelin tidak melakukan kesalahan apapun. Apa kau tahu bagaimana keadaan Rocelin saat aku menemukan satu tahun yang lalu hm? APA KAU TAHU?!" Jiyo berteriak marah.
Kedua mata Jiyo berkaca-kaca yang mana membuat Juan kebingungan. Jiyo menuju meja kerjanya lalu mengambil map coklat dan melemparkan nya di depan wajah Juan
Sraak-
Lembaran foto dan juga hasil check up medis berhamburan di lantai, Juan mengambilnya dan jantung nya berdetak dengan cepat. Dia melihat potret tunawisma yang waktu itu ia temui di stasiun, ia menatap jimin dengan pandangan kosongnya.
"Ah benar, kau tidak akan peduli dengan hal itu. Kau tidak akan peduli walau Rocelin bertahan hidup di pinggir jalan demi janin nya, kau tidak akan peduli Rocelin mengais makanan di tempat sampah untuk bertahan hidup.
KAU TIDAK AKAN PEDULI WALAU DIA HANCUR KARENAMU!" Air mata Jiyo mengalir dengan derasnya.
Hati Jiyo sakit hanya dengan
membayangkan semua itu, bagaimana bisa sahabatnya ini tega melakukan hal kejam seperti itu kepada istrinya sendiri? Taehyung melakukan semua itu karena Rocelin menikah paksa dengan dirinya ?! Bullshit! Rocelin tidakberhak mendapatkan pelampiasan amarah Juan, ini semua bukan salah Rocelin.
"Kau benar-benar b******k. Bagaimana bisa kau menyakitinya
begitu dalam hm?" Kedua mata Jiyo menyiratkan rasa sakit luar biasa. Juan terdiam, dia tidak bisa berkata apapun. Ingatan nya kembali dimana dia menyiksa batin dan fisik Rocelin.
"Dia hanya wanita yang menyedihkan Juan, kau menghancurkan hidupnya dengan baik. Dia hanya ingin bertahan
hidup, namun kau menghalanginya. Dia tidak mempunyai siapapun di dunia ini,
hanya kau yang dia punya. Kenapa kau bisa melakukan hal b******k kepadanya tanpa rasa bersalah?" Suara Jiyo terdengar bergetar karena emosinya. Dia tidak akan sanggup jika menjadi Rocelin, bocah manis itu adalah wanita yang hebat dan kuat. Hanya dengan memikirkan nya saja mampu membuat Jiyo sesak napas, lalu bagaimana sahabatnya ini bisa melakukan semuanya
dengan senang hati? Bagaimana bisa seorang Juan yang sangat
ia hormati menjadi b******k kepada istrinya sendiri hanya karena masa lalu yang menggelikan itu? Jiyo tidak habis
pikir.
"Apa kau tahu? Dia lebih memilih
hidup sengsara di pinggir jalan menjadi gelandangan daripada harus hidup bergelimang harta dengan pria b******k sepertimu. Kuharap kau menerima ganjaran mu secepat mungkin Juan. Pulanglah sebelum aku membunuhmu karena Rocelin. Jangan pernah kau menyentuh kehidupannya lagi. Biarkan dia bahagia." Bisik Jiyo dengan suara
lemahnya.
la mendorong tubuh Juan agar
keluar dari ruangan nya.
Juan meremas foto dan rekap medis di tangannya dengan kuat. ia berjalan dengan tatapan kosong hingga menabrak beberapa pegawai Jiyo.
Saat sampai di mobil- Juan
membuka rekap medis Rocelin. la
menahan napas saat melihat hasil USG dan keterangan mengenai keadaan janin Rocelin, kandungan Rocelin waktu itu dalam keadaan kekurangan gizi bahkan tidak memenuhi standar kandungan yang sehat. Terdapat banyak cacing parasit didalam perut Rocelin. la melihat bagaimana penampilan Rocelin saat menjadi tunawisma. Ia menghembuskan napasnya dengan bergetar, dadanya terasa sesak begitu saja
tanpa bisa la kendalikan.
"Ini bukan salahku." Gumam Juan.