Chapter 6

1323 Kata
Rain masih intens menatap wajah Daren yang tertidur pulas. Banyak hal dari Daren yang ia tak suka, tapi kenapa hatinya masih saja berdetak kencang dengan seorang playboy seperti Daren. Apa ini jatuh cinta? Ya! Sepertinya Rain sudah jatuh cinta. Dia jatuh cinta pada cowok yang menganggunya beberapa hari ini. Cowok itu Daren, cowok tengil dan pemaksa yang sudah mengobrak-abrik hatinya, mengubah semua pandangannya tentang cinta yang selama ini di anggapnya Bulshit. Apa keputusannya ini salah? Cinta pada pertemuan sesaat? Wajah Daren terlihat polos saat dia tidur. Rain mengangkat tangan kanannya mendekatkannya pada wajah manis itu, tapi tak menempelkannya takut si punya wajah terbangun. Ia menggerakkan jari lentiknya menelusuri inci demi inci wajah Daren. Ia suka melihat wajah itu. Mulus tak ada lecet. Hanya sedikit di dekat pelipis. Lebihnya sangat mulus. "Udah puas lihatin wajah aku?" "Kyaaaaa..." teriak Rain kaget yang langsung terlonjak ke belakang. Dia yang kurang keseimbangan nyaris terjungkal dari jongkoknya. Tapi dia tak merasakan sakit, justru tubuhnya malah tertarik ke depan. Dibukanya mata hazel itu pelan, sampai tatapannya beradu pandang dengan mata Daren. Rain terpaku. Sungguh mata yang jernih. "Terpesona dengan ketampananku?" ucap Daren berbisik lembut. Rain langsung terkejut. Ia tersadar dan otaknya seketika memikirkan tentang kegilaan Daren yang selalu mencuri ciumannya. Apalagi jarak mereka sangat dekat. Dengan cepat, Rain menarik telapak tangannya yang tadi ada di d**a Daren untuk segera menutupi bibirnya. Jika nanti Daren usil, telapak tangan Rain sudah siap menghalangi jika Daren akan menciumnya lagi. Seminggu diganggu Daren terus, menjadikannya sedikit paham bagaimana sifat cowok itu. Khususnya soal bibir Daren yang mudah sekali maju untuk ngecup bibirnya. Sikap agresif Daren yang berhasil membuat Rain kelabakan. Apalagi cowok ini punya otak mesuk yang sulit di kendalikan. Jika ada cara menjinakkan otak Daren, ia pasti sudah akan mencari celah untuk menjinakkannya. "Ngapain kesini?" tanya Daren membuyarkan lamunan Rain. Rain berdiri dari posisinya yang ada fi atas Daren. Namun saat Rain mencoba melepaskan diri, pelukan Daren pada pinggang Rain semakin menjadi. "Lepasin Daren. Aku mau berdiri..!" perintah Rain kuat. Namun Daren bukannya melepaskan, malah justru semakin mengeratkannya membuat Rain terdesak semakin kuat pada Daren. "Daren!" ucap Rain dengan nada yang meninggi. "Apa?" "Lepasin!!" Daren menggeleng, "Jawab dulu pertanyaan aku. Ngapain kamu di sini..?" Rain mendadak gugup bukan main. Ia kebingungan harus menjawab apa. Bahkan keberaniannya tadi yang ingin menemui Daren untuk minta maaf langsung hilang dari kepalanya. Ia menatap Daren lamat, "Aku...aku nyari kamu!" ucapnya "Nyari aku? Ngapain? Bukannya kemaren kamu gak mau ngomong sama aku?" ucapnya membuat Rain semakin gugup. Wajah Daren terlihat serius. "Bukan itu...aku cuma..cuma...aku mau minta maaf.." ucap Rain yang terlalu keras di akhir katanya. Daren mengernyitkan dahinya bingung. "Minta maaf?" ulang Daren. Rain mengangguk mengiyakan. "Masalah semalam?" Lagi-lagi Rain menggangguk mengiyakan. "Paham juga kalau kamu salah?" Daren bicara dengan nada yang dibuat-buat kesal. Rain diam sejenak. Ia seperti orang bodoh yang terjebak dengan sikapnya sendiri. "Pokoknya aku mau minta maaf. Titik..." ucap Rain yang tanpa sadar sedikit meninggikan suaranya kembali. Ia langsung mencoba untuk berdiri kembali, namun lagi-lagi ia tak bisa karena lengan Daren yang kembali membuatnya tertahan. "Minta maaf masa ada acara bentak betakannya?" smirk Daren menguar menakutkan. "Sama kamu memang harus begitu. Cowok sok kecakepan.." ucap Rain lancang membuat Daren tersinggung. Namun sebisa mungkin Daren tak memperlihatkan jika ia kesal dengan ucapan Rain barusan. "Aku bukan sok kecakepan, tapi memang kenyataannya tampan." Rain tanpa sadar berdecih. "Pede!" jawab Rain sedikit ketus. Daren yang kesal, langsung melepaskan pelukannya dari Rain dan langsung menjadi kesempatan Rain untuk berdiri. Ia merasa lega karena sudah berhasil lepas. "Dari tadi kek.." ucap Rain lega. Ck! "Mau ngapain ke sini sebenarnya?" tanya Daren balik namun kali ini tatapan Daren sungguh menakutkan. "Aku mau minta maaf. Kan tadi udah dibilang mau minta maaf, kenapa ditanya lagi?" Ni cewek kenapa sih? Kurang perhatian deh kayaknya. Kurang belaian malam mungkin.. Bisik Daren sambil menatap Rain kesal. Daren tak terima dengan perlakuan Rain padanya. Dengan cepat, Daren kembali menarik Rain untuk dengan cepat ia peluk kembali. Rain memberontak kuat. Ia tak suka dengan perlakuan Daren padanya. Ia akui dirinya tertarik dengan Daren. Rasa suka untuk Daren itu sebenarnya ada, tapi jika sikap Daren seperti ini, lama-lama dirinya juga akan kesal. "Apa-apaan sih kamu? Nanti ada guru yang datang atau yang lain datang bagaimana?" tanya Rain geram. "Tak masalah. Satu sekolah sudah tahu kita pacaran.." "Sejak kapan?" "Sejak aku mengambil ciuman pertamamu.." Rain berdecih. Jujur, decihan itu hanya kedok. Kedok untuk menghilangkan rasa gugupnya. Karena saat Daren mengatakan ciuman pertama, otaknya langsung kembali pada masa itu. Masa dimana ciuman pertamanya lenyap karena ulah Daren. "Masih mau bersikap seperti ini?" tanya Daren mulai lembut. Melihat sikap Daren yang mendadak berubah, Rain seketika memejamkan katanya lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Habisnya kamu menyebalkan!" ucap Rain kesal. Daren semakin memperdalam tatapannya pada gadis didepannya "menyebalkan gimana? Aku nggak ngelakuin apa-apa sayang!" Nah!! Ini nih! Ini kata yang paling tak sanggup Rain dengar dari Daren. Kata.sayang. Bluuusss... Seketika wajah Rain memerah dan panas. Dia belum terbiasa dengan panggilan sayang yang selalu Daren ucapkan untuknya. Melihat perubahan wajah Rain, Daren langsung gemas. "Kamu benar benar lucu kalau lagi malu." goda Daren semakin menjadi. Kali ini dibarengi dengan semakin mengeratkan rangkulan pinggang gadis itu agar Rain semakin merapat padanya. "Iiiii, lepasin Daren! Sudah aku bilangin nanti ada yang datang..!" rajuk Rain memukul d**a Daren pelan. Daren tertawa terbahak melihat reaksi Rain. Sepertiny rencananya untuk membuat gadis cupu ini agar jatuh cinta padanya sudah berhasil. Tinggal menunggu dia mengucapkan sayang. Ia menatap mata Rain lama. Bahkan tatapan itu sangat dalam. Heeeh!!bersabarlah BMW sport ku, sebentar lagi kau akan jadi milikku. Batin Daren menggilaa. "Jadi kamu maafin nggak nih?" tanya Rain dengan nada yang dibuat ketus. Daren nampak sedikit berpikir antara bicara jujur atau ingin mengerjai. "Tergantung.." jawab Daren santai. "Hah?" Daren mengangguk, "Tergantung. Aku bisa maafin kamu, tapi dengan satu syarat?" jawabnya masih tetap merangkul Rain erat. Walaupun gadis itu sudah merengek minta dilepas. "Maafin doang kenapa pake acara syarat-syarat segala sih!" rutuknya. "Mau nggak aku maafin?" Rain berdecak. " Ya udah apa?" kesalnya. "Tapi ini pelukan dilepasin dulu bisa nggak sih? Sesak ini..!" Daren menggeleng membuat Rain menggerling kesal. "Ini.. " singkatnya sambil menunjuk bibir seksinya. Mata Rain membola setelahnya. Yang benar aja dia harus nyium Daren di sini, di tempat ini? Tak mau dan tak akan pernah. "Kamu becanda kan? Ngelawak jangan di sini! Tuh sono di panggung OVJ.." Kali ini giliran Daren yang dibuat kesal. "Aku serius Rain!" "Ogah!" tolak Rain. Katanya mau minta maaf. Masa nyium pacar sendiri gak mau!" "Kita pacaran cuma kemauan kamu aja.." "Tak masalah Yang penting kita pacaran.." "Ck! Sebenarnya kamu kenapa sih Daren? Apa ada permainan dibalik ini?" tatap Rain curiga. Jujur, Daren terkejut Rain menanyakan itu. Pelukan Daren langsung terlepas. Namun sebisa mungkin ia menyembunyikan raut kagetnya dengan berpura-pura berdecih kesal. "Kamu kalau curigaan, bukan di sini tempatnya.." ketus Daren. "Bukannya curigaan, tapi.." "Jika masih ada tapinya, itu namanya masih curiga." Rain yang pasrah akhirnya menerima syarat dari Daren. Melawan Daren bukan pekara mudah sekarang karena bagaimana pun ia menolaknya, bagaimana pun ia keksal pada Daren, semuanya akan tetap sama. Daren justru akan semakin menjadi cowok menyebalkan. Dengan secepat kilat, Rain memajukan wajahnya sampai, Cup Kecupan singkat itu ia layangkan. Rain langsung menjauhkan tubuhnya dari Daren. Sedangkan Daren hanya tersenyum puas karena sudah berhasil mengerjai gadis tersebut. Melihat senyum Daren, Rain baru tersadar dan tahu kalau cowok itu sedang mengerjainya. " kamu ngerjain aku?" tanya Rain curiga. "Ih siapa yang ngerjain~~" "Tadi kenapa kamu senyum-senyum?" tanya Rain semakin curiga. "Hahaha. nggak boleh emang aku senyum?" Rain tak menjawab. Ia justru semakin menatap Daren dalam dan jangan lupakan tatapan kesalnya. ***** dukung projek oktober aku ya teman2.. caranya mudah banget kok. bagi yang belum klik lambang love, yuk klik dulu. cuma itu kok teman2 cara dukung project aku..klik lambang love sebelum teman2 lanjut baca .^^ satu orang satu kali klik ya..^^ yg sudah klik lambang love, terima kasih banyak.. love you Aaaallllll....???
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN