Chapter 5

1291 Kata
Rain menatap layar ponselnya lama. Sangat lama. Entah kenapa otaknya memikirkan tentang Daren yang marah padanya karena tak ia respon. Sebenarnya itu bukan kesalahannya. Karena memang ia tak suka Daren ngaku-ngaku tentang hubungan mereka dan satu lagi, ia tak suka jika bibirnya dicium sembarangan. Apa-apaan Daren. Enak di dia rugi di Rain Namun setelah perdebatan panjang dengan hatinya, Rain akhirnya memutuskan untuk menchat cowok itu. Hanya untuk memastikan jika cowok itu tak tersinggung dengan sikapnya. Jujur, ia benci dengan dirinya yang seperti ini. Tak selalu enakan dengan orang lain. Rain mengusap layar ponselnya yang sudah menggelap. Ia mencari room chat Daren lalu mencoba mengetik di sana. To : Cowok Gila Daren! Daren! Daren! Dareeeeeeeeen! Sebelum mengirim, Rain membacanya lagi. Namun kembali menghapusnya karena ini terlalu kentara. Rain masih menimang pesan apa yang akan ia kirim. Takut nanti dianggap cari perhatian. Ia tak mau dianggap CaPer. Rain kembali mengetik... Hai... Hanya tiga huruf dengan bantuan tiga titik di belakang. Setelah cukup baik, barulah ia menekan tombol kirim. Dan pesan yang sebelumnya ada di. BAR tulisan, kini berpindah pada ruang chat. Rain menatap layar ponselnya tak berkedip. Ia melotot tak percaya. Baru saja pesan itu ia kirim, namun Daren langsung membacanya. Dengan senang dan jantung berdetak tak karuan, Rain menunggu pessan balasan. td Satu menit. Dua menit. Lima menit. Lima menit ia menunggu, namun tanda-tanda Daren akan mengetik pesan balik tak tampak sama sekali. Perasaan tak enak hati Rain semakin menjadi. Ia takut Daren benar-benar tersinggung karena ulahnya. Lebih gilanya lagi, otak cerdas Rain justru berpikir pada fans Daren. Bagaimana nanti jika Daren mengadu pada mereka, dan lagi-lagi ia akan di bulli. Menjadi objek bullian itu tak nyaman sama sekali. Kalian tak akan bisa merasakan ketenangan. Apapun di diri kalian dan kehidupan kalian akan diusik oleh orang-orang yang senantiasa maha benar. Mungkin jika korban bullian tak tahan, mereka akan mampu menghabiskan nyawa mereka sendiri, atau yang lebih parahnya lagi, akaan ada balas dendam yang sadis. Karena itu Rain tak ingin hal itu terjadi. Rain kembali menatap layar ponselnya dan mengetik di sana. Ia hanya mengatakan ingin meminta maaf jika pesan dan sikap nya tadi membuat Daren tersinggung karena dirinya juga tak bermasud. Kembali pesan itu sudah dibaaca Daren namun balasan jugaa tak kunjung muncul. Apa Daren semarah itu padanya. Kenapa malah jadi seperti ini? Ia bahkan tak bermaksud menyaakiti Daren. Sama sekali tak bermaksud. Masih terus menunggu, Balasan tak juga kunjung muncul. Padahal pesannya sudah di baca oleh Daren. Hal itu semakin meyakinkan Rain kalau cowok itu tengah marah. Raut wajah Rain seketika berubah, ada sedikit sesak yang muncul di hatinya. Entah karena apa. Selain rasa sesak, ia juga merasakan sedikit kekesalan karena Daren yang juga bersikap sok jual mahal. Rain mematikan layar ponselnya lalu melemparkan ponsel tersebut jauh darinya. Ia sudah tak berminat menghubungi Daren malam ini. Atau mungkin bessok ia akan meminta maaf secara langsung. Rain berharap kesalnya Daren akan hilang padanya esok hari. Jadilah ia tak ssusah-susah mencari kata damai. ***** Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Daren kembali menatap layar ponselnya dan membuka pesannya dengan Rain. Ia tersenyum menang. Ternyata taktik yang ia pakai cukup ampuh. Daren menatap kedua sahabat dekatnya tersebut untuk memperlihatkan layar ponselnya. "Lo pasti tahu maksudnya pesan ini kan? Gadis cupu itu pasti merasa bersalah sama gue." ucap Daren menang, "gue bilang juga apa. Merebut perhatian cewek cupu macam Rain itu mudah. Pake nantang taruhan segala sama gue. Siap-siap aja mobil kalian buat gue.." lanjut Daren dengan bangganya. "Bener-bener Lo Bro! Kasian anak orang!" ucap Imran yang langsung ditimpali setuju oleh Kevin. "Kenapa? Takut kalah Lo? Lo Lo pada nggak boleh kabur ya! Tunggu aja bentar lagi tu mobil merah yang parkir depan rumah Gue bakal berpindah tangan ke gue..hahahaha" "Ciiih,,pede gila Lo.. Jangan senang dulu Lo!, dia belum bilang kalau dia sayang sama Lo.." "Perjanjian kita tetap sampai dia bilang sayang sama Lo. Jika dalam waktu satu bulan Lo nggak dapetin itu, mobil Lo buat kita-kita, ya nggak Brayyy" seru Kevin pada Imran. Mereka yakin seyakin-yakinnya kalau Daren akan kalah. "Yoooiii!!hahahaha" Mendengar tantangan kedua sahabatnya membuat Daren menggertakkan gerahamnya kuat sampai rahangnya terlihat tajam. Lihat aja,,gue pastiin tu cewek bakalan berlutut memohon cinta gue!! Tantangnya dalam hati. Sebuan taruhan? Ya. Ini bisa dikatakan sebuah taruhan. Daren tak sebenarnya suka pada gadis itu. Mana mungkin seorang Daren bisa bertekuk lutut pada Rain yang cupunya melebihi Anita, salah satu gadis paling cupu juga di sekolah. Beruntungnya Anita anak yayasan, jadi tak ada yang berani membullynya. "Udah. Jangan marah-marah. Mending kita nonton ini. Gue tadi beli di abang-abang CD bajakan men. Lumayan buat panas-panasan malam ini." ucap Kevin pelan sambil menunjukkan bungkus kaset DVD yang sampulnya dipenuhi dengan wanita b***l yang sedang digagahi beberap orang. Wuiiiihhh.. Bener-bener lo.. Kenapa nggak dari tadi sih.." seru Imran, "Gue kunci pintu dulu." Imran berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju pintu kamar Daren dan menguncinya. Awalnya mereka memutuskan untuk nonton di kamar Daren, namun sepertinya akan berbahaya. Alhasil mereka memutuskan menikmatinya di studio musik yang ada di kamar Daren. Kebetulan dalam studi tersebut juga ada DVD kecil yang sengaja ia siapkan untuk mendengarkaan musik band untuk ia pelajari. ***** Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, tapi Rain sudah melihat mobil Daren terparkir di parkiran sekolah. Sepertinya cowok itu sudah datang. Dengan sedikit gugup, Rain berjalan menuju kelas Daren berharap bisa menemukan cowok itu disana. Tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Daren. 'Mungkin di taman belakang' batin Rain ragu. Sebenarnya ini hanya tebak-tebakannyaa saja. Ia sendiri tak yakin jika Daren ada di taman belakang. dilangkahkan kakinya menuju taman belakang. Dan benar saja, matanya menangkap sosok Daren yang tengah tertidur bersandar di bawah pohon rindang yang ada di sudut taman. Rain mengulas senyum tipis. Namun seketika ia sadar sudah bersikap seperti orang gila. Senyum-senyum sendiri. Kembali ia menetralkan raut wajahnya. Didekatinya cowok yang sudah membuatnya uring-uring semalaman itu. Padahal baru seminggu ia dekat dengan Daren. Apa benar pesona seorang Daren tak bisa dihindari? Tapi mana mungkin. Ia bahkan benci dengan cowok bernama Daren itu, karena Daren sudah mencuri ciumannya. Dengan pelan Rain berjongkok saat dirinya sudah sampai didepan Daren yang tengah tertidur pulas. Ia menatap Daren dengan teliti. Ada bekas sobekan kecil di pelipis Daren. Sepertinya dulu Daren pernah cidera. Bekas luka itu menyisakan lubang yang cukup kecil dan sedikit bekas jahitan di sana. Tatapan Rain turun menuju bibir. Dan di sana jantung Rain kembali berdetak cepat. Ada rasa yang muncul di hati gadis itu. Rain sendiri tak tahu kenapa itu muncul. Entah ini rasa suka atau hanya sekedar rasa kagum belaka karena memang Daren begitu tampan. Rain masih menatap wajah itu dengan lamat dan tanpa jeda. Tanpa sadar ia tersenyum lagi. "Kamu benar-benar manis saat tertidur seperti ini.." bisik Rain pelan agar tak menggangu tidur Daren cowok yang sudah seminggu ini mendeklarasikan dirinya sebagai kekasih cewek nerd di sekolah. Entah kenapa memanggil Daren dengan sebutan kamu lebih membuat hatinya berbunga. Kau sungguh gila Rain.... Apa dia sudah termakan ucapannya sendiri kalau cinta itu menjijikkan. Buktinya yang dia rasakan dengan Daren justru sesuatu yang bahagia, bahkan jantungnya berdetak jadi tak karuan saat melihat Daren. cinta mampu membuatnya tak tidur karena memikirkan orang yang dia cintai. Dan sepertinya ia salah satu tipe gadis yang begitu mudah tergoda. Ia tak mau mengakuik rasa hatinya. Tapi jika secepat ini apakah ada? Cints kilat itu apa ada? Ia tak mau mengatakan cinta kilat. Ia yang tak percaya hal itu tak berani mengatakan tentang cinta kilat. Tapi Reni bilang cinta kilat itu ada. Bahkan sehari saja cinta itu bisa muncul jika hati sudah menginginkan. Tapi.. Aaahhh.. Tapi nya terlalu banyak. Ia jadi bingung sendiri dengan semua ini. ****** haaaaaaaiii.... jangan lupa ketik lambang love bagi yang belum yaaa..^^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN