Karyawan Kontrak

848 Kata
Wooseok memasuki kamar, lalu menatap Joana yang sedang asik memilih aksesoris di tempat tidurnya. "Setelah membuat kekacauan, dia malah duduk santai dengan perhiasannya? dasar tidak waras," batik Wooseok. Wooseok lalu duduk di sofa, beberapa detik kemudian, dia melirik keawar Joana lagi, "Apa aku harus bicara padanya? aihh ... masa bodoh, kami tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing," Wooseok mengalihkan pandangan, lalu mengambil sebuah majalah dari atas meja sofa, "Tapi ... kasihan Tuan Lee. Kenapa orang sebaik itu memiliki anak gila seperti ini?" "Kau mengumpatiku?" Joana tiba-tiba menatap Wooseok dengan matanya yang tajam. Eyeliner hitam pekat di sekitar matanya, membuat tatapan tajam Joana menjadi lebih mengerikan. Wooseok berdehem lalu berpura-pura sibuk dengan majalah yang ada di tangannya, "Panda bodohh, kenapa kau menatapku dari tadi?" "Siapa yang menatapmu? kau sudah gila?" Wooseok menutup majalahnya lalu berdiri. "Kau mau kemana?" "Bukan urusanmu." Wooseok segera keluar dari kamar. Joana melempar perhiasan yang ada di tangannya dengan kesal, "Si Bodohh itu menyebalkan sekali." *** Siang harinya, Joana tiba di LJ Entertainment. Para wartawan berkerumun di depan gedung tersebut. Truk protes berjajar di depan gedung. Penggemar Laura Kim juga berada disana melakukan protes ke perusahaan. Joana yang baru saja keluar dari mobil, menghela nafas kesal melihat kekacauan di depannya. Joana memakai kacamata hitamnya dab berjalan dengan langkah tegas seperti biasa. Melihat Joana yang baru saja tiba, para wartawan mengejar Jo untuk mendapatkan keterangan. Mereka berkerumun mengikuti Joana. Tapi, mereka semua menjaga jarak sekitar dua meter, tak ada satupun yang berani mendekat karena kebiasaan Joana yang suka menuntut wartawan. "CEO Lee bisa berikan penjelasan. Apakah LJ Entertainment memang bersikap tidak adil?" "Apakah perusahaan memutuskan kontrak sepihak?" "Kenapa LJ Ent memecat orang yang paling menguntungkan perusahaan?" Pertanyaan bertubi-tubi dari wartawan. Joana tetap berjalan dengan santai, lalu berhenti di depan pintu masuk dan berbalik. Dia menatap truk kopi dan makanan yang berjejer di depannya, lalu menatap para penggemar yang melakukan protes dengan membawa spanduk. Ketua dari tim protes berteriak, "Berikan Laura Kim keadilan!" dan anggota lainnya menyahut, "Berikan! berikan!" Joana menyeringai lalu menyilangkan tangannya, "Dengar!" ucap Joana dengan suara bulat yang padat hingga membuat wartawan dan tim protes terdiam. "Kalian semua ... aku beri waktu tiga puluh menit. Segera pergi dari sini atau kalian akan kutuntut!" Para wartawan dan tim protes mulai bersuara. Mereka berteriak, dan marah atas perkataan Joana. "Kenapa anda melarang kami meliput? apakah anda menyembunyikan sesuatu?" tanya wartawan dari SMC Star. "Apakah anda mengakui sudah bersikap tidak adil?" sambung wartawan dari KSB News. "Penyihir jahat, kau wanita yang tidak punya empati!" teriak salah satu tim protes. Joana menatap kearah suara yang berteriak. Tampak seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah menatap Jo dengan marah. Namun, setelah beberapa detik Jo menatapnya dari balik kacamata hitam itu, gadis tersebut terdiam, lalu mundur beberapa langkah. "Tulis ini dan beritakan dengan benar. Aku akan menuntut semua yang merilis berita berdasarkan spekulasi mereka. Aku akan menuntut para pembuat komentar kebencian di akun perusahaan. Dan ... bawa semua truk ini pergi, atau aku akan membuat toko penyedia grup ini tutup untuk selamanya!" setelah mengucapkan itu, Joana langsung masuk, dan para wartawan serta tim protes hanya bisa menghela nafas. *** "Kau lihat itu? bukannya memberikan penjelasan dan minta maaf, dia malah mengancam orang lain," ucap Wooseok setelah menonton berita televisi. Kini dia berada di rumahnya. Wooseok menatap Hanbi yang dari tadi tersenyum setelah melihat pernyataan Joana di televisi, "Park Hanbi. Kau benar-benar sudah gila? kau masih menyukai wanita mengerikan itu?" "Oppa. Eonni pasti punya alasan melakukan itu, dan apapun alasannya, aku tahu keputusan Eonni pasti benar," jawab Hanbi sambil menatap majalah edisi terbaru dengan cover Laura Kim. "Alasan apa? dia bahkan tak mau menjelaskan. Pasti dia hanya bermain-main dengan pekerjaan orang lain," Wooseok melengos, lalu mengambil minum untuk dirinya. "Oppa, Eonni itu adalah istrimu. Oppa harus membelanya, bisa-bisanya suami menjelekkan istri sendiri." "Tidak dijelekkan pun, semua orang sudah tahu bagaimana dia," "Oppa!" Hanbi berdiri sambil cemberut. "Kalian ini kenapa selalu bertengkar? Wooseok, hentikan kenapa kau mengganggu adikmu?" Bu Hye Ja yang baru saja tiba dari luar menggelengkan kepalanya setelah melihat kedua anaknya saling ejek satu sama lain. "Hanbi terlalu membela Joana," ucap Wooseok sambil terus memasang wajah jeleknya kearah Hanbi. "Oppa bilang Eonni wanita mengerikan. Itu tidak benar!" sambung Hanbi sambil menyipitkan matanya menatap Wooseok. "Tapi dia memang mengerikan," "Kalau mengerikan kenapa Oppa mau menikah dengannya!?" Mendengar pertanyaan Hanbi, Wooseok terdiam. Dia tak mungkin mengatakan kepada keluarganya, kalau statusnya di rumah Joana bukan sebagai suami sungguhan. Melainkan karyawan kontrak dengan jabatan suami. "Sudah, sudah. Kalian ini, selalu ada saja yang diributkan. Wooseok, kenapa berkunjung?" "Memangnya aku tak boleh berkunjung?" "Bukan begitu, Ibu lihat kau sering sekali ke mari. Apa Joana tidak protes?" "Kenapa dia harua protes? dia juga sibuk di perusahaannya." "Oh, benar juga. Ibu dengar perusahaannya sedang ada masalah." "Itu hanya sementara, Bu. LJ Entertainment sudah biasa bermasalah seperti ini, dan mereka tetap berjaya," ucap Hanbi sedikit menyombongkan. "Ya, tentu saja Hanbi paling tahu tentang masalah LJ Entertainment," Bu Hye Ja tersenyum sambil mengusap kepala putrinya. "Dia bukan benar-benar tahu, dia hanya sok tau," celetuk Wooseok. "Oppa!" Hanbi mengejar Wooseok berkeliling. "Hah, terserahlah. Mereka memang tak pernah bisa akur." TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN