"Kang Juri. Artis yang sedang naik daun itu ..."
"Maksud Nona, Laura Kim?'
"Iya. Pecat dia sekarang juga!"
Sekretaris Kang terdiam. Laura pasti sudah menyinggung Joana. Hingga Jo memutuskan untuk memecatnya. Tapi, Laura merupakan berlian baru perusahaan. Memecatnya karena telah menyinggung CEO itu sangat tidak masuk akal.
"Nona ... Laura sedang tenar-tenarnya, jika dia menyinggungmu maafkan saja. Bayangkan reaksi para penggemar jika kita mengeluarkan dia dari perusahaan. Bisa-bisa saham kita turun."
"Kau mau mengajariku? justru saham kita akan turun jika dia tetap disini."
"Tapi, apa alasannya? memecat seseorang tanpa alasan, itu agak ..."
"Pecat saja! kau mau melihatku mengamuk!?"
"N-Nona ... sabar dulu. Masalahnya dia baru selesai syuting film, dan banyak penulis yang ingin bekerjasama dengannya. Kita tak mungkin memutuskan kontrak, dia sedang di puncak."
"Dia tak punya attitude yang baik."
"Tapi attitude anda juga buruk."
"Kang Juri!"
Sekretaris Kang menutup mulutnya. Bisa-bisanya dia keceplosan di depan Sang Singa Betina, "M-Maaf Nona. Tapi ... masalah attitude dia bisa diperbaiki. Akan kusuruh managernya untuk mengikutkan dia kelas,"
"Kau pikir kebiasaan bisa berubah dengan cepat? lagipula aku sudah memberinya banyak kesempatan."
"Nona, selama ini ... kulihat dia baik-baik. Dia ramah dan memiliki energi yang bagus. Dia disukai hampir semua kalangan usia."
"Kau pikir aku peduli? pecat dia sekarang, atau kupecat kau sebagai gantinya."
"Tapi Nona ... kontraknya dengan kita masih ada setengah tahun lagi."
"Batalkan saja. Bayar pinaltinya."
"Sebanyak itu? demi memecat seseorang? kita akan rugi,"
"Kau pikir kita kekurangan uang?"
"B-Bukan begitu, tapi ... alasannya sungguh tak masuk akal, kalau masalah attitude ..."
"Bukan hanya masalah itu. Kau pecat saja dia, jika besok aku masih melihatnya disini, kau yang akan kupecat."
Jo mengusir Sekretaris Kang keluar dengan gerakan tangannya. Sekretaris Kang menghela nafas, lalu keluar dengan lemah, "Ya ampun ... kapan hutangku bisa lunas? rasanya aku ingin menjadi pengangguran saja."
***
"Apa! kenapa aku diminta keluar dari agency!?" Laura Kim begitu marah. Dia melemparkan barang-barang dari meja rias ke lantai, lalu menatap managernya dengan tajam.
"Laura, tenang dulu. Ini baru keputusan sepihak dari perusahaan. Aku akan membahas tentang ini lebih lanjut. Akan kupastikan jika kau tak akan dikeluarkan. Tapi ... jika kau tetap dikeluarkan aku akan meminta kompensasi yang tinggi."
"Jadi jika aku benar-benar dikeluarkan kau akan mengetujuinya?"
"Kita tak bisa melawan CEO Lee, dia itu ..."
"Wanita sialann itu. Dia sangat berlagak karena dia punya kekayaan. Apa yang dia mau dariku? kenapa dia tiba-tiba mau memecatku!"
"M-Masalah itu ... menurut sekretarisnya ... Nona Lee mengatakan attitude mu buruk."
"A-Apa! kau percaya itu? lihatlah selama ini para penggemar selalu menyanjungku. Aku terkenal dengan image anggun dan lemah lembut. Attitude ku buruk? nenek sihir itu sudah gila?"
"Kau tenang dulu, aku akan segera membahas ini dengan perusahaan ..."
Tok, tok, tok. Pintu ruang rias terbuka perlahan. Tampak Sekretaris Kang menjulurkan kepalanya, lalu perlahan memasuki ruangan tersebut.
"Selamat siang," ucap Sekretaris Kang sambil tersenyum.
"Sekretaris Kang! Managerku bilang aku akan dipecat dari perusahaan. Apa ini lelucon?" Laura berdiri sambil melipat tangannya, dan memasang wajah jutek yang menyebalkan.
"Aku kemari karena ingin membicarakan masalah itu. Aku dan managermu sudah bicara di ruang rapat ..."
"Berani-beraninya kalian ingin memecat bintang sepertiku! coba saja kalau berani. Akan kubuat saham kalian turun!" Laura berteriak.
Sekretaris Kang menarik nafas dalam, dan membuka map yang dia pegang. Itu adalah surat perjanjian kontrak antara artis dan agensi yang telah ditandatangani kedua belah pihak.
"Menurut kontrak, waktu kerjamu masih ada setengah tahun lagi. Kami minta maaf, kau harus keluar dari perusahaan sebelum kontrakmu berakhir.
"Kalian benar-benar sudah gila. Kalian benar-benar mau memecatku?"
"Maaf Nona Laura. Ini sudah keputusan CEO,"
"Aaa! yang benar saja. Eonni lakukan sesuatu!" jerit Laura kepada managernya.
"Tenang dulu. Kendalikan emosimu," sang manager berusaha menenangkan Laura, "Sekretaris Kang. Sepertinya kita harus mempertimbangkan hal ini sekali lagi."
"Maaf. CEO sudah memutuskan. Kalian harus segera keluar hari ini. Kami akan memberikan denda pinalti karena telah melanggar kontrak berdasarkan perjanjian kita sebelumnya,"
"Sialann! kalau begitu aku menuntut ganti rugi. Dua juta dolar!"
"Nona Laura. Berdasarkan perjanjian kita, dan masa waktu yang hampir habis, kami hanya wajib membayar anda satu juta dolar."
"Tapi kalian memutuskan kontrak secara sepihak! bayar aku atau aku bawa kasus ini ke pengadilan!"
"Jika kau ingin melakukan itu, silahkan laporkan ke pengadilan. Namun ... CEO berpesan. Dia bilang ini demi kebaikanmu. Pergilah dengan tenang, dan terima saja uangnya, atau kau tak kan mendapatkan apapun."
"Kalian mengancam artis kami?" manager Laura angkat bicara.
"Tidak. Hanya memberikan saran. Pikirkan baik-baik. Jika mau meneruskan ke pengadilan, atau mau menerima uangnya saja, kalian tetap harus menghubungiku."
Sekretaris Kang menunduk, lalu bersiap untuk pergi dari ruangan tersebut, "Oh iya. Variety show hari ini adalah jadwal terakhir kalian. Kami akan membayar kalian sesuatu honor dari acara, diluar biaya ganti rugi. Setelah itu kalian harus pergi dari sini," setela mengatakan itu, Sekretaris Kang segera pergi keluar.
"Aargh! awas saja si nenek sihir itu. Akan kubuat perusahaan ini kacau!"
***
Keesokan harinya media menjadi heboh. Laura Kim memposting di media sosialnya, meminta keadilan karena sudah diperlakukan tidak adil oleh perusahaan. Media lain berbondong-bondong membuat berita yang menyudutkan LJ Entertainment. Sebagian bahkan ada yang mengarang bebas, tentu saja. LJ Entertainment khususnya Lee Joana adalah musuh media. Penggemar Laura protes, mereka mengirim truk protes di depan gedung LJ Entertainment, juga menyerang media sosial perusahaan.
Berbagai komentar pengguna internet yang marah memenuhi laman berita.
"LJ Entertainment sudah gila. Kenapa kalian memecat artis yang telah memberi kalian makan?"
"Jika kalian memecat Laura Kim. Setidaknya kalian harus membayar pinalti tiga kali lipat!"
"Melihat CEO nya, aku tak heran masalah ini bisa terjadi. Dia adalah wanita yang mengerikan"
***
Joana bangun dipagi hari, lalu menutup kupingnya begitu keluar dari kamar. Tuan Lee menghidupkan televisi dengan volume penuh. Benar-benar memekakkan telinga.
"Ayah, kenapa berisik sekali?" Joana protes sambil berjalan menghampiri Tuan Lee. Wooseok yang sudah dari tadi berada di ruang keluarga hanya bisa menghela nafas melihat Joana.
"Kau benar-benar sudah gila. Apa yang telah kau lakukan? lihat, semua media menayangkan tentang perusahaanmu!" Tuan Lee meninggikan suaranya karena emosi.
"Oh, tak masalah. Nanti juga akan beres," Joana bicara santai lalu berjalan ke dapur untuk mengambil minum.
"Lee Joana! ayah kira setelah menikah kau akan berubah. Kenapa kau malah membuat masalah?"
"Aku bosan,"
"Anak ini, Lee Jo ... akh!" Tuan Lee memegangi kepalanya.
Wooseok segera menangkap Tuan Lee yang hampir jatuh, "A-Ayah, tenanglah. Ayah sedang sakit."
"Istrimu benar-benar membuatku gila," ucap Tuan Lee sambil menyentuh bahu Wooseok.
"Ayah, tidak akan ada masalah. Jangan dipikirkan. Aku akan membereskan semuanya, ayah sedang sakit, aku akan hubungi dokter Choi, ayah harus memeriksa keadaan ayah hari ini,"
Joana berlalu kembali memasuki kamarnya. Wooseok mematikan televisi, dan membawa Tuan Lee ke kamar.
"Ayah, aku akan bicara dengan Joana. Ayah tak oerlu khawatir," ucap Wooseok sambil menatap Tuan Lee dengan senyumnya yang ramah.
"Aku bersyukur kau ada disini, kelak ... jika aku pergi, kau harus menjaga Joana. Dia sangat keras kepala, ayah takut dia membuat masalah yang lebih besar."
"Jangan bicara begitu, ayah akan hidup lama. Ayah hanya harus melakukan pengobatan rutin. Aku ke kamar dulu, ayah harus istirahat. Sebentar lagi dokter Choi akan datang," Wooseok melangkah keluar dari kamar Tuan Lee.
"Wooseok ..." mendengar panggilan Tuan Lee, Wooseok terhenti dan berbalik, "Aku mengandalkanmu,"
TBC