"Fitnah dari Wanita.
Rasulullah Shalallahu' alaihi wasalam bersabda, "Aku tidaklah meninggalkan cobaan yang lebih membahayakan bagi laki-laki selain dari (cobaan berupa)wanita."
HR. BUKHARI & MUSLIM."
***
Lena sudah diperbolehkan pulang saat kondisinya sudah membaik, Hasya dengan setia menjaga Lena di rumah sakit. Tidak dengan Hamish. Saat sampai di rumahnya dia bingung barang-barangnya semua sudah ada dj luar rumah. Hamish keluar dari dalam rumah tersebut melempar tasnya ke arah Lena yang membuat Lena menghindar.
"Keluar kamu dari rumah aku!" Hamish melempar tasnya dan mengambil sesuatu dari dalam jas kerjanya, "Dan ini Surat perceraian kita! ucap Hamish melempar surat tersebut ke wajah Lena.
"Mas, kenapa-kenapa kamu kayak gini?" tanya Lena masih dengan kondisi lemah.
"Kak, Kakak nggak kasihan sama Lena, dia baru keluar dari rumah sakit, Kak," ucap Hasya masih memegangi bahu Lena untuk menguatkannya.
"HASYA KESINI KAMU! NGGAK USAH PEDULIIN PEREMPUAN ITU ATAU KAMU MAU IKUT KAKAK USIR JUGA?" bentak Hamish membuat Hasya diam.
"SINI! KAMU DENGER KAKAK ENGGAK?!" bentaknya sekali lagi dan Hasya melepaskan tangan Lena sambil melihat ke arah Lena meminta maaf.
"Mas aku mohon, Mas ... Maafin aku," Lena mendekat ke arah Hamish. Hamish dengan kasarnya langsung mendorong Lena hingga terjatuh.
"Saya nggak sudi bersama wanita nggak tahu diri kayak kamu! Kamu tuh udah nggak bisa ngasih anak, semua kekayaan Aku turutin, berani-beraninya selingkuh. Jalang kayak kamu nggak pantes dikasih hati!" ucap Hamish pedas. Lena menggelengkan kepalanya sambil menangis, dia menyeret badannya untuk memegang kaki Hamish.
"Mas, maafin aku. Aku janji nggak akan ulangin lagi. Aku khilaf, Mas," ucap Lena memegang kaki Hamish. Hamish menjatuhkan badan Lena dari kakinya. Dia tidak sudi mempunyai istri tidak tahu diri seperti Lena.
"Kak," panggil Hasya yang kasihan melihat Kakak iparnya diusir seperti itu.
"Masuk kamu!" Perintah Hamish kepada Hasya.
"Tapi—"
"Masuk atau kamu ikut dia saja!" Hasya mengalah dia Masuk ke dalam walaupun rasanya tidak tega meninggalkan Kakak iparnya yang juga sahabatnya itu.
"Ini uang buat kamu cari kontrakan sendiri! Masih untung aku nggak ngebiarin kamu ngegembel di jalanan," ucap Hamish melempar beberapa lembar uang ke arah Lena meninggalkan Lena yang menangis di depan rumahnya.
Lena memungut barang-barangnya sambil menangis, suaminya tega membuangnya begitu saja. Padahal, dia sudah rela di madu demi kebahagiaannya. Sekarang dia dibuang seperti barang tidak berguna.
"Ini semua gara-gara kamu Hilya! Aku akan cari kamu dan bales dendam karena udah buat rumah tangga aku berantakan seperti ini!" Lena memasukkan barang-barangnya dengan emosi. Setelah ini ia akan membalas perbuatan mereka semua terutama kamu Hasya!
****
Kehidupan Hilya semakin lama semakin membaik di rumah Halimah, dia selalu ikut Halimah mengisi beberapa kajian di Masjid. Hatinya terasa tenang ketika ia mulai mengikhlaskan hatinya dan menyerahkan semua yang terjadi kepada Allah. Seperti saat ini ia menggantikan Halimah mengisi acara, Halimah memperhatikan Hilya seksama dari tempatnya. Setelah sampai rumah dia akan memberikan masukan kepada Hilya.
"Ibu-ibu sekalian yang di rahmati Allah ... Iman itu mahal. Kenapa saya bilang mahal? Karena nggak ada satupun penjual yang menjual Iman kepada orang lain. Iman itu asalnya dari hati kita sendiri. Iman yang ada dalam batin kitalah yang mempengaruhi ketenangan batin dan semangat untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada orang saking seriusnya dia beribadah kepada Allah, solat tepat waktu, puasa sunah subhanallah rajinnya. Tapi, dia menelantarkan tetangganya yang anak yatim, atau tetangganya yang kurang mampu. Dia memperbaiki hubungannya dengan Allah tapi dia lupa bahwa hubungannya dengan manusia pun harus diperhatikan. Allah tidak suka manusia yang seperti itu. Jadi ada baiknya kita memperbaiki diri kepada Allah tapi kita juga harus menengok ke bawah saudara-saudara yang kurang mampu kita bantu. Sedekah itu bukan hanya saat kita kaya saja. Saat kita sedang dalam kekurangan pun juga sebisa mungkin untuk Kita bersedekah.
Allah berfirman bagi hambanya yang kesulitan ekonomi untuk bersedekah dan menjanjikan adanya kemudahan setelah kesulitan. Firman Allah dalam Surat At-Thalaq Ayat 7, "Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."
Ada lagi contoh lain. Banyak orang rumahnya dekat dengan masjid hanya beberapa langkah saja untuk kita ke masjid. Namun, enggan rasanya ke masjid. Kenapa? Karena bisa jadi imannya masih tertutup dengan maksiat yang diperbuatnya. Namun, banyak juga orang yang rumahnya jauh dari masjid, berkilo-kilo meter gitu contohnya. Tapi, karena imannya yang bersemayam dihati dan hatinya pun terpaut dengan masjid. Sejauh apapun jaraknya, sesulit apapun keadaannya, pasti ia relakan untuk datang ke masjid.
Maka Iman asalnya hanya dari diri kita sendiri. Rajut Iman kita agar kita selalu merasa tenang.
Lalu, bagaimana caranya merajut Iman itu agar stabil dan bahkan terus meningkat?
Mohon sama Allah dengan doa - doa ini :
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbabaa Laa Tuyigh Quluubanaa Ba'da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 7)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa 'Alaa Thaa'atik
Artinya: "Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu." (HR. Muslim)
Ibu-ibu sekalian yang dirahmati Allah, semoga kita menjadi hamba yang selalu diberikan hidayah oleh Allah. Tetapi ingat, Hidayah itu dijemput bukan hanya ditunggu.
Dalam riwayat at Tirmidzi dari hadits Malik bin Anas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya hati itu berada di dua jari dari jari-jari Ar Rahman, Dia membolak-balikkan sekehendak-Nya." Dalam riwayat Ahmad, "jika Dia berkehendak (untuk menjadikannya sesat) maka akan disesatkan-Nya dan jika berkehendak maka akan tetap diteguhkan di atas petunjuk."
Sedangkan siapa yang hatinya dijaga oleh Allah dengan hidayah, tiada seorang pun yang bisa menyesatkannya.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
"Siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak seorangpun yang bisa menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh Allah maka tida seorangpun yang bisa memberinya petunjuk." (HR. Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan lainnya)
Karenanya, kita senantiasa memohon kepada Allah, Rabb kita semua, agar tidak menjadikan sesat hati kita setelah dia memberi petunjuk, dan kita juga memohon limpahan rahmat dari sisi-Nya, sesungguhnya Dia dzat Maha Pemberi."
"Aamiin ya Rabbal Alamin," ucap Para jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut.
"Bu, Hilya saya ingin bertanya. "ucap salah satu dari jaamah tersebut.
"Iya, Ibu silahkan. Selama saya bisa jawab inshaallah akan saya jawab," ucap Hilya ramah sambil tersenyum.
"Iman itu kan mempengaruhi ketenangan batin ya bu?" tanyanya meyakinkan.
"Iya betul," jawab Hilya.
"Saya berusaha supaya batin saya tenang saat dirumah, saya nurutin apa mau suami Saya. Tapi, suami saya tetap saja menyalahkan saya, membuat Saya merasa tidak tenang dengan batin saya, untung saya belum memiliki anak. Saya jadi berfikiran untuk menyudahi pernikahan saya. Tapi saya mencintai suami saya, Bu. Itu gimana?" Pertanyaan jamaahnya seakan menyinggung dirinya. Apa yang dialaminya sama dengannya.
"Lebih mendekatkan diri kepada Allah, Bu. Berdoa kepada Allah agar suami Ibu diberikan hidayah oleh Allah. Jika, memang rumah tangga Ibu tidak bisa dipertahankan dengan beberapa sebab. Cerai diperbolehkan," jawab Hilya tenang.
"Oh gitu ya bu, semoga saja suami saya bisa berubah dan lebih mencinta Saya lagi seperti saat awal menikah."
"Aamiin Ya Rabbal Alamin," Setelah tidak ada lagi yang bertanya Hilya pun menutup pengajian tersebut dengan dia bersama.
****
"Terkadang mengingatkan orang lain itu mudah, tapi mengingatkan diri sendirilah yang susah."
****