Aku masih diam berdiri di samping mobil mewah yang rasanya menaikinya saja tidak pernah ada dalam mimpiku. Entah sekaya apa sosok Pak Surya karena bisa memiliki mobil yang harganya ratusan juta atau bahkan bisa menyentuh milyaran. Aku tak paham karena tidak terlalu mengerti soal permobilan. Bahkan mobil yang biasanya dia pakai ketika mengunjungi kedai pun juga termasuk jajaran mobil mewah dengan harga mahal. Makin insecure saja bisa mengenal apalagi berdekatan dengan lelaki itu. Iyan, Mondy dan Cahaya sudah masuk lebih dulu di bangku belakang. Aku dan Rey masih cukup canggung untuk ikut masuk ke dalam. Sementara Pak Surya sudah duduk di balik kemudi. "Rey kamu saja yang duduk di depan. Bunda duduk di belakang," ucapku memerintah pada putraku. Tidak mungkin juga jika kita berdua sama-sama