Pilihan

1086 Kata
Pilihan         Di dunia ini ada sebagian orang yang memilik intuisi tinggi. Entah karena kebiasaan dan tuntutan pekerjaan yang tinggi atau bakat yang dibawa sejak lahir. Rendi adalah salah satunya. Intuisi itu yang membuat insting Rendi lebih tajam dari kebanyakan orang. Ia jelas menyadari kalau selama ini Yasmin mengetahui tujuannya mendekati gadis itu. Rendi bahkan bisa dengan jelas menangkap alasan mengapa akhir-akhir ini Yasmin sering mengajak Reina dan Ibra saat mereka bertemu. Yasmin seolah ingin menunjukan bahwa saat ini Reina sudah bahagia dengan Ibra. Sepertinya Yasmin memang salah paham akan maksud dirinya ingin mengetahui tentang masalalu Reina. Malam itu saat ia mengantar Yasmin pulang, setelah mereka menonton film bioskop bersama Reina dan Ibra, Rendi memulai percakapan “Yas, sebenarnya apa maksud kamu melakukan ini semua?”. “Maksudnya?” Yasmin cukup pintar untuk mengetahui maksud pembicaraan Rendi, tapi ia lebih memilih berpura-pura “Kamu tahu betul maksud aku Yas”. Rendi mulai Lelah mengadapi Yasmin yang masih terus berpura-pura. “Apa tujuan kamu selalu mengajak Ibra dan Reina saat kita ada janji bertemu?” “Aku yakin kamu cukup pintar untuk mengetahui maksud aku”. Rendi menghembuskan nafas lelahnya. “Sepertinya kamu salah paham Yas”. Yasmin menoleh dan tersenyum sinis. Yang benar saja, orang bodoh pun jelas tahu tujuan Rendi sebagai sahabat Kay yang ingin mengetahui semua tentang Reina. “Aku sama sekali tidak memiliki tujuan untuk menghancurkan hubungan Reina dan Ibra yang baru saja dimulai” ada penekanan di akhir kalimat itu. Yasmin menangkap jelas tujuan dari penekanan itu. Meski hubungan kedua sahabatnya itu baru saja dimulai, tapi Rendi atau siapapun tidak berhak menyimpulkan kedangkalan hubungan mereka.          Yasmin jelas tahu bagaimana perjuangan Ibra untuk sampai pada tahap ini. Sudah berapa banyak waktu yang laki-laki itu korbankan untuk sampai diposisi ini. Orang lain atau Rendi sekalipun hanya melihat hubungan sahabatnya itu dari luar saja, dari waktu yang memang masih seumur jagung. Bukankah kedalaman sebuah hubungan tidak bisa diukur dengan lamanya waktu kebersamaan?. Jelas saja Yasmin tidak suka dengan ucapan Rendi.          Rendipun menyadari perubahan raut wajah Yasmin “Aku benar-benar tidak berniat menghancurkan hubungan siapapun. Aku hanya ingin memperjelas semuanya. Sepertinya ada banyak kesalahpahaman dimasalalu yang terjadi antara Kay dan Reina” jelasnya. “Tentang status Reina salah satunya. Kay baru tahu saat di Surabaya bahwa ternyata Reina belum menikah. Selama dua tahun ini Kay mengira Reina telah menikah dengan Ibra” lanjutnya lagi berusaha meredam emosi yang tampak di wajah Yasmin. “Lalu?” tanya Yasmin masih dengan ekspresi datar. “Waktu itu aku tidak sengaja melihat kamu dan Reina dan akhirnya aku putuskan untuk mengikuti kalian sampai di….” Rendi tampak menjeda ucapannya. Setelah menarik nafas sejenak ia kembali berkata “klinik dr. Vera”. Yasmin mendesah mendengar itu. Ah ternyata semuanya berawal dari sana. Pantas saja saat itu ia merasa ada yang mengikutinya. “Terus apa saja yang sudah kamu ketahui?” “Aku hanya tau bahwa Reina pernah depresi. Mengalami gangguan GAD. Itu saja” “Lantas setelah kamu mengetahui semuanya, apa yang akan kamu lakukan?” “Seperti yang sudah kukatakan tadi, aku hanya ingin memperjelas semuanya. Karena jujur saja aku sedikit merasa aneh kenapa Kay sampai tidak tahu tentang depresi dan GAD yang dialami Reina padahal yang aku tahu Kay selalu memantau Reina selama dia di Australia”. Rendi mendengar Yasmin tertawa setelah ia selesai mengucapkan itu. Jenis tawa mengejek tentu saja. Yasmin terlihat sekali sangat membenci Kayhan.  “Aku hanya tidak ingin saabat baik ku terus menerus terjebak dalam penyesalan dimasalalu. Aku berharap setelah semuanya terungkap jelas Kay bisa menjalani hidupnya dengan normal” “bukankah selama ini Kay terlihat sangat baik-baik saja? Bahkan ia mampu membuat AMAAI berkembang pesat” Rendi tentu bisa menangkap nada sarkas dalam kalimat yang Yasmin ucapkan “Apalagi ada Velisha disampingnya” tambahnya lagi. Benarkan dugaannya bahwa kedekatan Kay dengan Velisha disalah artikan. “Dari dulu sampai sekarang Kay tidak memiliki hubungan serius dengan Velisha. Aku jamin itu”. “Aku tidak sebodoh itu untuk percaya kata-katamu Ren. Hubungan Kay dan Velisha sudah menjadi rahasia umum” “Tapi memang seperti itu kenyataannya Yas. Kay hanya menganggap Velisha sebagai adiknya. Aku bisa pastikan itu”. Yasmin hanya mendengus mendengar itu. Untuk sesaat suasana tampak hening. Mereka seakan sibuk dengan pikiran masing-masing. “Yas, sebagai sahabat Reina aku yakin kamu menyadari bahwa Reina pun masih terikat dengan masalalunya. Kamu juga pasti melihat kalau Reina tidak akan bisa benar-benar bahagia dengan Ibra kalau ia masih dibayangi oleh masalalunya. Buktinya Reina harus kembali konsultasi dengan dr Vera kan? Dan aku yakin itu pasti berkaitan dengan Kayhan”. Tanpa diingatkan pun Yasmin tahu hal itu.  “ Aku jelas tahu posisi kamu sulit karena mereka berdua adalah sahabat kamu” kalimat itu jelas menohok hati Yasmin. Itulah yang selama ini ia pertimbangkan. Keduanya begitu berarti dalam hidupnya. Ia takut langkahnya bisa melukai salah satu diantara mereka.  “Tapi apa kamu yakin Ibra bisa benar-benar bahagia dengan hanya memiliki raga Reina?” Tentu Yasmin tahu kalau jawabannya adalah tidak. “Jadi apa yang ingin kamu tau?” Rendi tersenyum mendengar itu, akhirnya ia bisa meruntuhkan ego gadis disampingnya ini. Tanpa membuang waktu ia berkata “Penyebab depresi dan GAD yang dialami Reina”. “Baiklah. Besok pagi datanglah ke apartemenku. Ajak Kayhan juga. Aku jelaskan semua yang ingin kalian tahu besok”. Semoga Langkah yang ia ambil kali ini benar. Doanya dalam hati. Yasmin berharap semuanya bisa benar-benar selesai. Tidak ada lagi ketakutan ataupun penyesalan yang berasal dari masalalu. Hingga kelak kedua sahabat baiknya itu bisa bahagia.                 Perkataan Rendi memang benar. Reina tidak akan bisa benar-benar bahagia jika Reina belum bisa berdamai dengan masalalunya. Meski disampingnya ada seseorang yang teramat dalam mencintainya. Begitupula dengan Ibra. Yasmin jelas tahu bahwa yang Ibra butuhkan adalah cinta Reina yang tulus tanpa ada embel-embel balas budi. Ibra tidak hanya sekedar butuh pengakuan saja, apalagi hanya sekedar memiliki raga Reina. Yasmin percaya bahwa Ibra bukanlah orang yang picik mengedepankan ego tanpa melihat situasi. Satu hal yang sangat Yasmin harapkan, apapun yang terjadi antara Reina dan Ibra kedepannya semoga saja itu tidak akan berdampak pada persahabatan mereka bertiga. Bagi Yasmin persahabatan ini bukanlah hanya sekedar ikatan biasa. Kehadiran Reina dan Ibra sangat berpengaruh dalam hidupnya. Balas budi jelas. Yasmin berhutang budi pada Reina dan Ibra. Tapi ada yang lebih penting mengikat mereka bertiga. Hal yang lebih utama dari hanya sekedar balas budi. Kalau suatu saat persahabatan mereka hancur karena keputusan yang ia ambil sekarang, Pasti penyesalan mendalam akan ia rasakan seumur hidupnya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN