Berharap, Bolehkah?

911 Kata
    Tuhan menciptakan manusia dengan akal. Bukankah itu yang membedakan kita dengan hewan?. Jika hewan saja yang tidak memiliki akal tau bagaimana caranya berbalas budi, lantas bagaimana dengan manusia yang dikaruniai akal dan hati?. Meski saat ini banyak sekali manusia yang tak lagi peduli dengan yang namanya balas budi, tapi tentu saja Reina tidak ingin seperti itu. Banyak dari mereka tidak menyadari perubahan hidup mereka saat ini disebabkan karena ‘budi’ yang pernah dilakukan seseorang. Andai ‘budi’ itu tak pernah dilakukan oleh orang tersebut, tentu jalan hidupnya tidak akan seperti ini. Tentu saja hidupnya akan jauh lebih buruk dari sekarang. Hal itu yang dilupakan mereka hingga mereka dikatakan kacang yang lupa kulitnya, tak tau terimakasih dan banyak lagi.     Reina menyadari banyak perubahan yang terjadi dalam hidupnya beberapa tahun terakhir ini. Semua itu tak lepas dari sosok yang selalu hadir diwaktu yang tepat. Ya, dialah Ibra, seseorang yang sangat berjasa untuk hidupnya. Bukan cuma sosok yang selalu menemani dan mewarnai setiap harinya. Lebih dari itu, Ibra adalah sosok pahlawan di dunia nyatanya. Orang yang menyelamatkannya dari hal yang sangat dibenci semua wanita di dunia ini. Andai saat itu Ibra tidak datang diwaktu yang tepat, bakal dipastikan ia akan sangat jauh terpuruk dari ini, mungkin saja ia tidak akan lagi ada didunia ini karena tidak mampu menanggung kehinaan. Lantas pantaskah Ibra mendapatkan balasan seperti ini? Meski Reina masih belum mampu mendudukan Ibra di posisi teratas dalam hatinya, tapi setidaknya Ibra berhak mendapatkan kejujuran dan kebenaran dari dirinya bukan?. Ia bertekad ingin belajar menjadikan Ibra prioritasnya, sebagaimana pria itu selalu menjadikannya prioritas. Ia ingin lebih banyak lagi melibatkan perasaannya dalam hubungan mereka. Karena ia sangat yakin, Ibra memiliki cinta yang sangat luas untuk dirinya.     Setelah memikirkannya beberapa hari ini, maka Reina pun memutuskan untuk menceritakan tentang Kayhan pada Ibra langsung. Kemarin saat Ibra menjemputnya di kantor, Reina akhirnya memberi tahu Ibra bahwa yang menjadi CEO di perusahaannya ternyata adalah Kayhan. Dan ia juga ditunjuk langsung oleh Kayhan untuk mewakili divisinya dalam proyek di Surabaya. Seperti yang diperkirakan Reina sebelumnya, Ibra sama sekali tidak merespon kejujurannya dengan kemarahan. Meski jelas sekali kekecewa tampak dalam bola matanya. Hal sangat manusiawi. Ibra justru mengucapkan terimakasih atas kejujurannya, karena itu berarti ia masih menghargai Ibra sebagai kekasihnya. Sangat menakjubkan bukan? Ibra memang seperti malaikat. Ia sangat pandai mengelola emosinya, hingga tak pernah menampakan kemarahan yang berlebihan di depan siapapun termasuk di depannya dan Yasmin. Ia hanya pernah sekali menyaksikan Ibra lepas kendali, dulu sekali. Itupun karena membelanya. “Rein, apa kamu yakin hati kamu siap berhubungan lagi dengan Kayhan?”. Pertanyaan yang sepertinya dari kemarin ingin Ibra tanyakan pada Reina. Saat ini mereka sedang berada didalam mobil. Ibra mengantarkan Reina ke bandara karena ia akan berangkat ke Surabaya. Reina tersenyum mendapat pertanyaan itu. Ia tau Ibranya pasti khawatir. Pria mana yang tidak akan khawatir melihat kekasihnya melakukan perjalanan jauh dengan mantannya. Bukan hanya mantan biasa, mantan yang diyakininya masih menduduki tahta tertinggi dihati kekasihnya. “Hubunganku dengan Kayhan hanya sebagai atasan dan bawahan Ibra, kamu tidak perlu terlalu khawatir.” Ucapnya menenangkan. Perjalanan menuju bandara mereka isi dengan obrolan ringan. Lebih tepatnya nasihat-nasihat Ibra untuk Reina karena ini merupakan perjalanan bisnis jauhnya yang pertama. Biasanya Reina hanya menangani proyek di Jabodetabek saja, atau Bandung paling jauh. Setelah sampai di bandara, Ibra membantu menurunkan koper Reina dari bagasi. Ia sempat melihat beberapa rekan kerja Reina yang ikut dalam perjalanan kali ini, hingga tatapannya bertemu dengan Kayhan yang tampak memperhatikan kedatangan dirinya dengan Reina.   “Hati-hati ya, jangan lupa makan dan istirahat yang cukup” nasihat Ibra sambil memegang kedua tangannya. “Iya, kamu udah bilang itu berkali-kali loh” balas Reina dengan senyum manisnya. Lantas Ibra membawa Reina kedalam pelukannya. Mengusap pucuk kepalanya dengan sayang dan kembali berkata “Jika dalam perjalannya nanti kamu merasa belum siap untuk kembali berhubungan dengan Kayhan, kamu lebih baik mengundurkan diri saja dari AMAAI. Nanti aku akan bantu urus semuanya. Tak masalah jika harus membayar pinalti karena memutuskan kontrak di tengah jalan” sarannya sambil masih terus memeluk Reina. Reina hanya mengganggukan kepalanya dalam pelukan Ibra. Ia akan memikirkan saran itu lagi tentunya. Setelah beberapa saat Ibra mengurai pelukan mereka dan mencium keningnya lembut. “I love you..”. Reina tersenyum, “Makasih ya, lebih baik kamu segera pergi. Bukannya kamu harus ke kantor lagi? Sebentar lagi juga aku check-in.” Ibra hanya menggangguk dan tersenyum, “jangan lupa selalu beri kabar ya..” sudah biasa baginya tidak mendapatkan jawaban cinta dari Reina. Setelah melihat mobil Ibra menghilang dari pandangannya, Reina pun berjalan menuju rombongan dari AMAAI yang sepertinya sudah lengkap.                 “Lo masih berharap memiliki dia lagi bro?” pertanyaan Rendi membuyarkan konsentrasinya yang sedari tadi mengamati interaksi antara Reina dan Ibra yang terlihat begitu romantis. Apalagi senyum yang diberikan gadis itu adalah senyum yang dulu hanya untuk dirinya. Membuatnya menyadari kalau posisinya sudah benar-benar tergantikan oleh orang lain. “meskipun ingin, tapi bukankah secara norma gue udah gak boleh lagi berharap”. Jawaban Kayhan tentu bisa dimengerti dengan baik oleh Rendi.     Semua orang yang bernafas memiliki harapan. Kadang harapan itulah yang membuat sebagian orang bertahan. Ibra berharap Reina bisa mencintainya dan kehadiran Kayhan tidak akan mempengaruhi hubungan mereka, meski jelas itu mustahil rasanya. Kayhan yang masih saja tidak bisa menyingkiran perasaan berharapnya pada Reina yang semakin menggebu tanpa bisa ia cegah, mengesampingkan fakta bahwa sudah ada Ibra disisi wanita itu. Ada pula Reina yang berharap kehadiran Kayhan tidak membuat keputusannya untuk bersama Ibra menjadi goyah.    ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN